Yang perlu dipertanyakan adalah, apa sih sebenarnya tujuan dari
sebuah permainan itu ? Sebuah permainan biasanya tak
lepas dari unsur menang atau kalah, berhasil atau gagal atau makna lain yang
berlawanan. Lalu apakah dari makna menang atau berhasil itu selalu akan terus
terjadi ? Tentunya tidak.
Begitu pun dari makna kalah atau gagal, hal itu pun tidak
selalu demikian. Strategi itu harus, tetapi tetap saja
ada hal-hal atau faktor-faktor yang tidak bisa dikendalikan.
Kalah atau menang, berhasil atau gagal dan makna lain yang
berlawanan itu adalah hal yang biasa yang selalu datang silih berganti.
Kembali lagi ke pertanyaan tentang tujuan, andai tujuannya
adalah menang atau berhasil, lalu kalau sudah menang atau berhasil mau apa ? Seandainya sebaliknya, kalau kenyataannya kalah atau
gagal, lalu mau apa juga ? Kalau menang pun tentunya
akan terus bermain kan ? Tidak
kemudian berhenti dan tidak mau bermain lagi. Begitu
pun kalau kalah, bukankah berikutnya tetap terus melanjutkan permainan dan
bukannya terus berhenti tidak mau bermain lagi.
He… he… he… jadi mungkin bahwa dalam suatu
permainan tidaklah usah fokus pada menang kalahnya atau berhasil gagalnya
apalagi sampai menjadikannya sebagai tujuan, sebab seharusnya yang menjadi fokus
perhatian adalah bagaimana bermain dengan sebaik-baiknya, itu saja.
Dalam permainan dan
senda gurau, di situlah terdapat cermin bagi kehidupan. Ada aturan dan peran yang harus dijalani
dengan sebaik-baiknya. Punya tanggung jwab, ya bekerja,
sakit ya berobat, demikian seterusnya dan demikian pula
sebagainya.
Ibarat permainan
catur, saat skak mat pun yang berarti mati alias kalah alias buyar, ya ditata
lagi, ya main lagi, semangat lagi.
Lanjut. Hidup selalu baru dan selalau
ada harapan baru.
SKAK, kalah, buyar, yo ditoto maneh, main
maneh.
:: Meresap [mencoba memahami & menginterpretasikan secara
umum] dawuh hikmah #1, KH. Imron Djamil, PP. Kyai Mojo,
Jombang.