Sebelumnya
: #Sehat dengan JEDA
Lebih dari sepuluh
tahun yang lalu, saya pernah membaca tentang senam ayunan tangan dari bukunya Prof.
Hembing, seorang pakar kesehatan berbasis herbal. Namun saat itu cuma input
data saja tanpa pernah mempraktekkan, bacanya pun nunut di toko buku Gramedia.
Baru setelah setahun
lalu mengalami sendiri sakit yang tak seperti biasanya, di saat tubuh
benar-benar dalam kondisi tidak nyaman, ingatan tentang metode itu pun muncul.
Namun, buku tentang itu sudah tidak tersedia di toko buku. Inilah saatnya
menelusuri informasi itu di mBah Google, sambil berusaha memancing keluar
memori tentang hal itu yang sudah pernah tersimpan dalam pikiranku.
Senam ayunan tangan
itu dikenal dengan nama SWAISO berasal dari China. Sebuah teknik sederhana
namun dengan efektifitas luar biasa, baik secara preventif untuk menjaga
kesehatan tubuh maupun untuk membantu pemulihan kesehatan tubuh. Saya sudah
membuktikannya, alhamdulillah.
Kalau menurut saya
pribadi, swaiso ini saya maknai sebagai sebuah metode meditasi dinamis karena
menggabungkan gerak, nafas dan pengendalian pikiran. Dapat dilakukan oleh semua
orang tanpa bimbingan khusus, tidak memerlukan ruang luas, tidak memerlukan
waktu yang lama dan tentunya tidak memerlukan energi yang banyak. Malah kalau
bisa rutin melakukannya minimal 10-15 menit sehari dua kali saja, insya Allah akan
mengalami kesembuhan dari penyakit yang sedang diderita, stamina akan meningkat
dan kebugaran tubuh lebih terjaga sepanjang hari. Hambatannya cuma satu, MALAS,
itu saja dan saya pun mengalaminya.
Sering, terutama saya
sendiri tidak pernah sambung rasa dengan badan saya sendiri, jarang sekali ia
saya perhatikan, jarang sekali ia saya ajak ngobrol dari hati ke hati dan
jarang pula saya secara tulus berterima kasih padanya atas jasanya mendukung
hidup saya hingga bisa melakukan banyak hal mulai jazad saya pertama kali
terbentuk, hingga di detik ini. Maka saat berswaiso inilah yang saya gunakan
untuk sambung rasa dengan tubuh saya sendiri, dengan merasakan keseluruhan
tubuh saya dari ujung ke ujung [ujung apa ya ?]
Pertama,
gerak.
Perlu diketahui,
untuk swaiso ini, kekuatan tubuh dibagi dalam dua area yaitu area pusar sampai
telapak kaki diberi tenaga kira-kira 70%, fokus bertenaga. Sedangkan area pusar
sampai kepala diberi tenaga kira-kira 30%, jadi rileks.
Berdiri tegak, kaki
direnggangkan selebar bahu dengan telapak dan jari-jari kaki mencengkeram bumi
[ingat, bertenaga], pandangan mata lurus ke depan. Kedua lengan lurus ke depan
setinggi dan selebar bahu dengan jari-jari merapat dan telapak tangan menghadap
ke bawah.
Gerakannya adalah
dengan mengayunkan lengan ke belakang semaksimal mungkin namun tetap serileks
mungkin, dengan kondisi lengan atas - siku - lengan bawah - telapak tangan
tetap lurus satu garis, biarkan lengan membalik terayun ke depan dengan
sendirinya.
Perlu diperhatikan
bahwa ayunan lengan ke belakang atau pun sebaliknya ketika kembali terayun ke
depan, posisinya adalah merapat di samping tubuh dan ini dihitung 1 hitungan.
Untuk satu sesi
swaiso, sebaiknya dilakukan minimal 300 hitungan, ini memakan waktu kurang
lebih hanya sepuluh menitan. Bisa ditambah terus hitungannya sesuai kemampuan.
Namun untuk penyembuhan bisa dilakukan sampai dengan seribu atau bahkan dua
ribu hitungan dalam satu sesi swaiso.
Saya dulu saat mulai
berswaiso, yang saya lakukan adalah gerakannya ini dulu sampai lancar, baru
setelahnya mulai dengan pengaturan nafasnya.
Kedua,
nafas.
Pada swaiso ini
pengaturan nafas dilakukan berirama dengan hitungan yang sama antara tarik
nafas, tahan nafas dan lepas nafas.
Jadi kalau tarik
nafas dilakukan dalam 3 hitungan ayunan tangan, maka tahan nafas dan
mengeluarkan nafas pun dilakukan masing-masing dalam 3 hitungan ayunan tangan.
Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa pernafasannya menggunakan pernafasan perut, jadi
nafas dimasukkan ke perut bukan dada, sehingga waktu menahan nafasnya seakan
dikunci di bawah pusar. Demikian pula saat menghembuskan nafas, yang kempis
adalah perut, bukan dada. Pernafasannya pun dilakukan dengan perlahan, berirama
dan tidak boleh terputus-putus, serta dilakukan secara maksimal dalam arti
bahwa menarik nafas dilakukan sampai seakan rongga perut telah maksimal terisi
nafas. Demikian juga pada saat menghembuskan nafas, dilakukan sampai seakan tidak
ada nafas yang tersisa di rongga perut. Karena itu pertimbangkan kemampuan diri
masing-masing untuk menentukan pola hitungan nafasnya.
Kelihatannya ringan
tapi sebenarnya juga berat, sebab mengatur nafas dengan disertai gerakan,
biasanya ngos-ngosan. Kalau saya, tingkat kenyamanan pada 5 hitungan, 5 - 5 -
5.
Jangan lupa bahwa
ayunan tangan dilakukan dengan rileks, namun pusar ke bawah bertenaga dengan
telapak dan jari-jari kaki mencengkeram bumi.
Ketiga,
pikiran.
Setelah gerakan
swaiso lancar tanpa kendala, begitu pun dengan pengaturan nafasnya, maka
saatnya untuk sekaligus melatih pikiran agar tidak ke mana-mana. Caranya adalah
dengan mengalihkan perhatian pikiran dengan memberi tugas untuk visualisasi
atau membayangkan energi yang kotor – bisa disimbolkan seperti asap hitam atau
bisa juga disimbolkan dengan yang lainnya – keluar atau terlepas dari telapak
tangan saat lengan terayun ke belakang. Jadi sederhananya, mengayunkan lengan
ke belakang itu seakan mengibasakan energi kotor untuk keluar dari dalam tubuh
melalui telapak tangan. Dalam saat yang sama, cobalah untuk menikmati semua
proses yang terjadi, menyadari kalau sedang melakukan swaiso, merasakan ayunan
lengan, merasakan irama nafas, merasakan kekuatan di bagian bawah tubuh serta
merasakan bagian atas tubuh yang rileks. Rasakan juga tarikan otot perut dan
dada saat tangan terayun. Nikmati, hayati dan rasakan.
Sederhana dan mudah,
namun efektif. Saya sudah merasakan manfaatnya sampai dengan saat ini. Kalau
Panjenengan ingin mendapatkan manfaat yang sama untuk penyembuhan dan sekaligus
kesehatan serta kebugaran tubuh, ya monggo
saja langsung dipraktekkan menjadi salah satu kegiatan rutin harian. Siapa
tahu… kalau sakit malah lebih parah. he…he… he…, maaf guyon. Tetapi artinya begini, jangan sampai menggantungkan pada
siapa pun atau apa pun, termasuk metode apa pun, sebab semua itu adalah sebuah
proses yang harus kita ambil baik sebagai kewajiban atau pun sebagai hak,
karena wilayah ikhtiar adalah wilayahnya manusia dan itulah yang dituntut oleh
Gusti Allah pada kita.
Kalau kita mau
berusaha, biasanya itu adalah tanda-tanda kalau Gusti Allah memang telah
menganugerahi hasil sebagaimana usaha kita, namun tetap saja bahwa dalam bentuk
apa, kapan dan di mananya anugerah itu akan kita terima adalah urusanNYA. Ora usah dipikir. Sakit memang harus
diobati, namun tak harus sembuh.
----------
Penjelasannya
kira-kira begini :
Dalam sudut pandang TAO,
tercapainya kondisi optimal bagi kesehatan tubuh atau pun untuk kesembuhan dari
suatu penyakit diperlukan adanya keseimbangan atau keharmonisan anatara chi dan shi.
Chi itu sendiri adalah energi
vital yang menyatu dalam kehidupan manusia, orang mengenalnya dengan prana atau
bioenergi, kalau saya pribadi memahaminya sebagai hayat yaitu energi hidup yang
menyatu dan menyelimuti jazad/ tubuh manusia.
Sedangkan yang
dimaksud dengan Shi adalah darah, dalam arti sistem sirkulasi darah secara
menyeluruh.
Jadi chi dan shi adalah sebuah sinergi, chi
menghantarkan shi dan begitu pula
sebaliknya shi menghantarkan chi. Idealnya chi-shi yang positif ini terdistribusikan secara merata di seluruh
sel-sel tubuh melalui jalur energi tubuh atau yang dikenal sebagai meridian dalam ilmu akupunktur dan sebaliknya chi-shi yang negatif yang merupakan residu pun diangkut dari setiap
sel tubuh untuk dikeluarkan. Pada saat jalur energi tubuh ada yang mengalami
penyempitan, maka berarti distribusi chi-shi positif tidak dapat merata dalam
tubuh, ada yang kelebihan dan ada pula yang kekurangan sedangkan di sisi yang
lain, chi-shi negatif pun tersisa dan
terperangkap dalam tubuh karena tidak bisa diangkut untuk dikeluarkan. Saat
itulah tubuh mengalami sakit.
Biasanya,
menyempitnya jalur energi tubuh itu terutama disebabkan oleh pikiran yang
terforsir dan tegang, karena rata-rata manusia dalam mempertahankan hidupnya
lebih dominan menggunakan pikirannya. Kehidupan yang monoton, penuh tekanan dan
juga penuh kecemasan akan menyebabkan kacaunya sirkulasi chi-shi dalam tubuh. Energi terforsir di bagian atas tubuh, yaitu
otak, jantung, paru-paru, limpa, liver,ginjal dan lambung. Bagian atas tubuh penuh, sedangkan bagian bawah tubuh kosong. Itulah
awal terjadinya berbagai macam penyakit.
Melakukan swaiso
berarti mengambil JEDA
dari dominasi pikiran sebagaimana penjelasan di atas, mengharmonikan pola nafas
yang berarti juga menstabilkan emosi, menormalkan sekaligus menstabilkan jalur energi
tubuh dengan membalik pola atas penuh
bawah kosong menjadi atas kosong
bawah penuh, yang tentunya akan mendsitribusikan chi-shi positif ke seluruh
sel tubuh sekaligus mencegah agar chi-shi negatif tidak terperangkap di dalam
tubuh.
Perlu
diketahui :
Sama sebagaimana pola
natural healing yang lain, pada
swaiso pun tak jarang dijumpai terjadinya reaksi yang menimbulkan
ketidaknyamanan pada tubuh. Bisa jadi suatu penyakit akan lebih terasa
intensitas sakitnya,karena tubuh secara alamiah sedang membongkar penyempitan
atau halangan pada jalur energi tubuh untuk mengeluarkan chi-shi negatif yang sebelumnya terperangkap di dalam tubuh. Kalau
hal ini terjadi, tidak perlu merasa khawatir, tetap teruskan berswaiso dan
perbanyak minum air putih untuk membantu tubuh melakukan proses detoksifikasi.
Reaksi yang mungkin timbul antara lain : pusing, diare, keringat lebih banyak,
mengantuk dan tidur lebih nyenyak, kadang keluar seperti pasir halus di pori-pori
kulit dan sebagainya.
Catatan
yang ada dari berbagai sumber :
Berbagai penyakit yang
dapat disembuhkan dengan SWAISO antara lain : kanker, tekanan darah tinggi dan
rendah, sirosis hati ini, arthritis, neurosis, berbagai penyakit sistem
pencernaan, penyakit jantung, sampai dengan penyakit ginjal.
KANKER | Banyak studi kasus dari orang yang
menderita kanker paru-paru, kanker kerongkongan, kanker getah bening,
Hemiplegia dan laian-laian dapat disembuhkan dengan swaiso. | Tumor terbentuk
karena Chi-Shi telah berhenti
mengalir dan meridian menyempit. Ketika sirkulasi darah melambat, perubahan
terjadi pada, lendir darah, getah bening, empedu, dll. | Denyut nadi melemah
dan jumlah kalori dalam sistem tidak cukup. Kekuatan mengeliminasi kehilangan
kekuatan dan proses eliminasi terganggu. | Dengan melakukan Swaiso nafsu makan,
meningkat dan darah segar mulai mengalir. Dengan menggerakkan otot-otot di
bahu, rasa berat dan kekakuan menghilang. Gerakan naik dan turun dari diafragma
menjadi lebih aktif dan menciptakan chi positif antara perut dan usus. Chi
positif di antara ginjal memiliki efek menenangkan dan ketika memasuki darah
hal itu menghasilkan kalori. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan dan
meningkatkan chi-shi serta membantu fungsi metabolisme.
SIROSIS | Masao Hayashima menyebutkan, banyak
kasus sirosis dapat disembuhkan, Seseorang dengan liver yang lemah akan
merasakan rmanfaat untuk menggabungkan Swaiso dengan pengobatan lain. Namun
harus diingat, jika infeksi telah parah dan perut mulai membengkak, maka hal
itu sudah terlambat dan berswaiso pun tidak akan membantu.
PENYAKIT MATA | Swaiso
meningkatkan penglihatan dan juga mengobati katarak dan penyakit mata lainnya.
PENYAKIT GINJAL | Swaiso juga
efektif untuk mengobati penyakit ginjal serta penyakit hati karena kedua hal
tersebut berhubungan dengan chi-shi.
PENYAKIT JANTUNG | Swaiso
meningkatkan Sistem Kardiovaskular dan membantu dalam penyakit jantung. Masao
Hayashima juga melaporkan bahwa dari pengalaman pribadinya swaiso ini cukup
efektif untuk mengobati neurosis, tekanan darah tinggi dan rendah, diabetes,
arthrites dan telah banyak orang disembuhkan dengan Swaiso.
PSIKIATRI | Maosao Hayashima
juga telah melaporkan sukses mengobati orang yang menderita neurosis dan
psikosis.
MASALAH NAPAS & ASMA | R.K. Dham di
Institut Kesehatan & Kosmik Harmony Bangalore telah melaporkan bahwa banyak
orang dengan masalah asma telah mendapatkan manfaat yang baik setelah secara
teratur berlatih swaiso.
Ada satu hal lagi
yang berkaitan dengan masalah kesehatan ini, yang juga telah saya jalani,yaitu
Sehat dengan PROPOLIS. Nantisaya lanjutkan.