SABBAHA

Written By BAGUS herwindro on Apr 1, 2014 | April 01, 2014

Tambah hari, tambah usia seiring berjalannya waktu, rasanya makin seiring, sehaluan dan sepaham. Dengan siapa ? Ya tentunya dengan ibunya anak-anak.

Selama ini tak pernah saya mengharuskan ini itu, tak pernah pula "mulang" begini beginu, namun nyatanya tanpa saya duga dalam penyikapan terhadap berbagai hal kok rasa-rasanya sehaluan. Alhamdulillah.

Idealnya, segala sesuatu memang harus dengan kesadaran sendiri yang terus bertumbuh kembang, bukan berlandaskan pemaksaan. Sebab kalau tampak baik dengan pemaksaan, biasanya malah menyisakan ketidakbaikan yang tersembunyi jauh di dalam diri dan itu malah mengerikan. Yang utama adalah terus memberi ruang agar kebaikan itu dapat bertumbuh kembang. Ruang itu hanya bisa terbentuk dan semakin meluas jika dan hanya jika kita sendiri setia untuk terus membaikkan diri sendiri dulu. [Iku jareku lho Rek...]

----------

Entah ada hubungannya atau tidak.

Setiap berritual dalam sepi [wiridan] selalu secara mental [dalam rasa] saya ajak terutama anak istri untuk berritual juga, dalam arti seakan saya mengatakan, "Ayo melu dzikir bareng-bareng aku", menyatukan kesadaran ruh mereka di dalam kesadaran ruh saya, sebab hakikinya mereka semua ada dalam diri saya, menyatu, nyawiji atau manunggal.

Tentu
saja selalu diawali nyenyuwun / memohonan padaNya, "GUSTI, mbok Panjenengan itu selalu mengingat kami, agar kami pun dapat selalu ingat pada Panjenengan, hadir dalam Panjenengan." Ya di awal itu saja, kemudian lupakan, beralih ke pakem ritual dzikir itu sendiri.

Paling tidak kan saya sudah mengkomunikasikan secara non verbal, sudah menanam cahaya, entah kapan nyantolnya, bukan urusan saya. Alhamdulillah kalau kecipratan barokahnya juga, hingga diparingi hati yang terang, iman yang tetap dan dunia-akhirat yang selamat. Aamiin, demikian pula dengan Panjenengan semua.

Saya tahunya cuma semua yang berada di langit dan di bumi bertasbih pada Gusti Allah [57:1], semua esensinya adalah ruh-Nya, maka mestinya bisa dong kalau saya berkomunikasi dengan siapa pun dan dengan apa pun juga ? Saya ajak saja yang di bumi dan langit tempat saya berritual untuk ikut serta berdzikir, minimal yang di bumi itu keluarga saya atau tetangga-tetangga saya atau sahabat-sahabat saya atau mereka yang mengenal saya atau tempat tinggal saya atau kendaraan saya atau kampung saya atau atau yang lain.

Maka beberapa saya titeni juga, bahwa yang diam-diam kontra terhadap apa yang saya pahami, lambat laun mulai tergoda juga untuk menyelaminya, tapi sekali lagi bukan hal yang pasti, kemungkinan besar hanya sebuah kebetulan. Meski memang tidak ada kebetulan yang benar-benar kebetulan, sebab semua sudah tertulis oleh pena takdir-Nya. Bukankah masa lalu, sekarang dan nanti berlangsung bersamaan ? Sebagaimana suatu film dalam keping DVD yang semua adegan sudah ada di dalamnya, kesadaran kita saja yang sedang menyaksikan track ke berapa dari keseluruhan kisahnya.

-----------

Saya bukan berlatar belakang santri, benar-benar orang awam yang belajarnya menjumput remahan ilmu di sepanjang jalan. Ndak punya ilmu apa-apa, punyanya cuma aurod, itupun pinjaman dari guru, itupun kelasnya minimalis.
Sedang
untuk terus melengkapi ilmu secara menyeluruh mulai dasar sampai akhir tentunya ndak akan cukup waktunya. Satu-satunya pilihan adalah mengamalkan atau mengaplikasikan yang sudah ada itu saja sebisanya dan semampunya. Harap maklum, jadinya ya begini ini, lebih banyak kira-kiranya.

Semoga ada manfaatnya.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger