Home » , , » WAKIL

WAKIL

Written By BAGUS herwindro on Mar 30, 2014 | March 30, 2014

Yen tak pikir-pikir, ternyata diriku tak jua berorientasi proses dalam segala hal yang kulakukan, namun masih begitu sering berorientasi pada hasil. Sebab itulah maka galaunya hati masih sering bertamu di beranda hatiku [shadr]. Belum bisa full energi atau khusyu' atau hadir dalam setiap proses yang kujalani. Pikiran masih penuh negatifitas pada hasil.

Tahu kalau yang namanya makhluk tak bisa dijadikan sandaran, namun tak juga kunjung sadar. Tahu kalau kekuatan diri ini berasal dari Gusti Allah, namun tak juga segera berserah kepadaNYA. Tahu kalau DIA itu pengatur segala urusan, tetapi tak juga mau mewakilkannya padaNYA untuk mengurusnya.

Ndak usah ndakik-ndakik [tinggi-tinggi], contoh sederhana saja, misalkan saya buka warung bakso maka ada dua hal yang harus saya lakukan. Pertama, di awal hari saya harus  mempersiapkan segala ubo rampe tentang bakso itu sendiri mulai belanja bahan, proses masak, dan kelengkapan penyajiannya. Kedua, setelah tahap pertama selesai maka tinggal proses menjualnya, menunggu pelanggan datang.

Durasi tahap pertama yaitu persiapan/ikhtiar [urusannya manusia] bila dibandingkan dengan durasi tahap kedua yaitu penjualan/hasil tentunya lebih lama pada tahap keduanya. Di tahap penjualan itulah, saya kira, saya tidak akan pernah bisa menggerakkan "krenteg" hatinya seseorang untuk berniat kemudian memutuskan membeli bakso di warung saya karena saya kira penggerak "krenteg"nya hati seseorang hanyalah DIA, Gusti Allah. Maka seharusnyalah saya wakilkan hasil penjualan ini padaNya, sebab inilah yang menjadi urusan Tuhan. Yang penting seluruh proses sudah saya jalankan, hasil dari proses itu  wakilkan padaNya.

Kalau saya pikir-pikir lagi, saya rasakan, maka mestinya urusan mewakilkan pada Gusti Allah ini memang harus saya lakukan, sepanjang itu memang berada wilayah Tuhan, yang mungkin saat ini saya belum mengetahuinya, asal saya sudah menjalani prosesnya saat ini dengan sebaik-baik ikhtiar yang bisa saya lakukan. Yang utama adalah prosesnya, bukan hasil dari proses.

Yo wislah kalau begicu, berarti saat yang dua puluh langkah belum mampu memikirkan atau memang belum punya bayangan sama sekali tentang itu, lebih baik mikir yang satu langkah ke depan saja. Yang sembilan belas langkah biarlah saya wakilkan padaNya untuk DIurusI agar pada saatnya yang nanti itu menjadi saat ini untuk saya jalani, semoga saya sudah diberi ilmu, kemampuan dan kesanggupan untuk mengkholifahinya.

Benar begitu bagi saya, dari pada saya wakilkan pada wakil rakyat ? Welehhhhh malah gak jelas bluazzzzz... he...he...he...

Semoga senantiasa diberi terangnya hati, bagi Panjejengan dan juga saya.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger