Darah. Kemarin pagi kurang
lebih jam setengah tujuan, tampak di mataku - bagaikan gerak lambat -cuter kecil
di genggaman tangan kananku keluar dari jalur yang semestinya. Tiba-tiba saja
dia seakan meloncat menusuk ujung jari tengah tangan kiriku dan mengiris bagian
tepi kanan pada jari yang sama pas sepanjang kuku. Darah pun merembes
keluar.
Alhamdulillah tidak
panik dan bisa melakukan apa yang harus dilakukan dengan baik. Tapi ini bukan
masalah dan tidak terlalu penting. Dulu pun pernah mengalami lebih parah pada
jari telunjuk tangan kiri di sepanjang sisi kanan kukuku, hingga tinggal
kira-kira seperlima saja yang tidak terpotong (hiii wis kiwir-kiwir). Pada waktu itu
masih panik, di luar kesadaran.
Yang terlihat seperti
ini : jari teriris (sebab) maka terluka dan mengeluarkan
darah (akibat).
Sebenarnya hal
tersebut di atas satu peristiwa yang sama
atau dua peristiwa yang beda ? Hayo mikir.
Kalau sebab akibat
merupakan dua peristiwa yang berbeda, maka pada suatu sebab akibat tertentu bisa
jadi manusia lebih memilih akibatnya saja tanpa mau sebabnya. Atau bisa jadi
malah lebih memilih sebab dari pada akibatnya.
Kalau bekerja keras
merupakan sebab yang mengakibatkan kemakmuran, maka bisa jadi andai saja bisa,
banyak manusia lebih memilih akibatnya saja yaitu makmur tanpa mau menjalani
sebabnya yaitu bekerja keras.
Sebaliknya saat makan
durian menjadi sebab dari akibat yang berupa naiknya tekanan darah bagi yang
mempunyai riwayat penyakit hipertensi, maka bisa jadi andai saja bisa, manusia
maunya akan memilih sebab saja yaitu makan durian tanpa mau menjalani akibatnya
yaitu naiknya tekanan darah.
Kembali lagi pada apa
yang kualami kemarin pagi, kalau ditarik lagi ke sebelumnya maka jari yang
teriris merupakan akibat dari pekerjaanku yang menggunakan cuter, hal itu pun
sebagai akibat dari adanya pesanan yang harus kupotong sebagai akibat ada yang
pesan kepadaku sebagai akibat dari pemesan yang membutuhkan sesuatu yang bisa
kupenuhi sebagai akibat ... Begitu seterusnya tanpa awalan bila ditarik mundur
ke belakang dalam menelusuri sebabnya dan tak akan berakhir pula saat ditelusuri
akibatnya ke depan.
Jadi kejadian seperti
yang saya sampaikan di awal tadi, kira-kira sebenarnya bukanlah dua hal yang
berbeda namun merupakan satu hal namun terlihat seperti dua kejadian dan sekali
lagi itu tak berawalan dan tak berakhiran sebab ada KEHENDAK dan ENERGI yang
terus menggerakkannya.
Saat rasa kita bisa
menangkap, memahami dan menyadari hal terbut, insya Allah tak ada yang terlalu
mengkhawatirkan, tak ada yang terlalu perlu disesali dan tak perlu ada reaksi
yang berlebihan atas segala hal yang terjadi dalam perjalanan hidup
kita.
Di segala, di semua
dan di seluruh apa pun itu atau siapa pun itu pasti ada ASAL yaitu PENGERAN kulo
lan Panjenengan, Gusti ALLAH, yang dengan KEHENDAKNYA mewujudkan segala, semua
dan seluruh itu dan menggerakkannya dengan ENERGI dalam gerak peristiwa yang
seakan tak berawal tak pula berakhir, yang kemudian tampak dalam pikiran kita
sebagai sebab akibat. Bukankah tidak ada ENERGI kecuali dariNYA
?
Satu titik nyala
lampu kalau digerakkan melingkar secara cepat akan tampak bagaikan roda
bercahaya dan itu ilusi. Sama seperti sebab akibat. Di
hadapan sunatullah, sebab akibat hanyalah sebuah
ilusi.
Bagaimana menurut
Panjenengan ?