Siapa sih yang engga
senang kalau nerima kiriman paket ? Paket dari barang yang sudah dipesan via
online misalnya, atau paket dari orang-orang tercinta atau paket umroh/haji,
asal jangan paket teror bom saja.
Tetapi yang satu ini
sangat menjengkelkan dan menguras energi, yaitu paket santet atau teluh atau apa
pun namanya yang searti dengan itu.
Nyatanya di jaman
seperti sekarang ini masih saja ada hal-hal yang seperti itu. Memang tidak masuk
akal namun fenomenanya sangat terasa bagi yang terkena. Entah apa yang ada di
pikiran mereka yang berbuat seperti itu hingga tega mentala menciderai orang lain secara
nista.
Dan ini sedikit
banyak bersinggungan dengan saya meskipun tidak secara langsung beberapa bulan
terakhir ini setelah lama tidak bersinggungan sama sekali dengan hal-hal tersebut.
Bukan karena saya mengilmui tentang hal itu, sama sekali tidak, namun saya hanya
mendapat bagian menjawab pertanyaannya tentang apa kira-kira motif pengirim
paket tersebut, toh kalau dinalar tak ada hal yang kuat yang perlu diperebutkan,
jabatan, rejeki atau seorang kekasih misalnya, serta tak ada pula yang perlu
dibalasdendami karena disakiti hatinya.
Saya kira jawabnya
cuma satu bahwa tak perlu ada alasan bagi pendengki untuk
melampiaskan kedengkiannya.
Bukankah Gusti ALLAH
juga sudah menginformasikan bahwa kita disuruh berlindung dari kejahatan
pendengki bila mereka dengki.
----------
Kalau ditelusuri,
paket “x” tersebut dikirim berawal dari kedengkian yang identik dengan
kebencian, Secara psikhis hal itu berada pada level energy marah dengan skala
energy 150 saja, suatu level energu yang sangat rendah. Andai pun kita bias
memafkannya dengan tulus,yakinlah bahwa semua paket “x” tersebut akan kalis
dengan sendirinya, sebab memafkan itu berada pada level energy psikhis
penerimaan dengan skala energy 350. He…he… he… masih ada kembaliannya
200.
Apalagi kalau
seseorang bisa menjaga perasaannya dalam kondisi penuh cinta, hening atau
bahagia, maka insya Allah paket-paket semacam itu tidak akan sampai meski ada
faktur pengiriman he… he… he… [hilang di perjalanan].
Baca juga : BENANG
MERAH.
----------
Saya kira tak ada
jalan lain untuk berhadapan dengan mereka yang dengki kecuali dengan memaafkan
mereka dan terutama untuk diri sendiri haruslah senantiasa menjaga terjaganya
perasaan syukur di dalam hati dan sebanyak mungkin menumbuhkan perasaan cinta
yang tulus dengan banyak-banyak melayani atau berbuat kebaikan bagi orang lain
karena hal itu biasanya membahagiakan. Berat, tetapi kira-kira ya itu salah satu
solusi termudahnya.
Semoga Panjenengan
dan saya selalu diberikan hati yang terang agar dengki tak sempat mengisi dan
semoga pula dilindungi dari kejahatan para pendengki, serta semoga pula
kedengkian yang merasuk pada mereka yang dengki segera luruh, lebur dan kalis
dari dalam dada mereka dan menjadi welas asih – dari lawan menjadi
kawan.
Bismillahilladzi laa
yadhurru ma’asmihii syaiun fil ardi walaa fissamaa-i wahuwassami’ul
‘aliim |
Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit
tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.