Home » » Benang MERAH

Benang MERAH

Written By BAGUS herwindro on Feb 24, 2012 | February 24, 2012


Sungguh dan sesungguhnya, benar dan sebenarnya bahwa seutas benang apa pun warnanya tak akan bisa kita menegakkannya apalagi jika benang itu dalam keadaan basah. Lalu apa kaitannya benang yang tak bisa kita tegakkan dengan Benang MERAH yang saya jadikan judul tulisan ini ? Sungguh dan sesungguhnya, benar dan sebenarnya bahwa itu tidak ada hubungannya sama sekali, seperti biasa, ini hanyalah sekedar prolog yang nantinya bisa berhubungan atau bahkan tidak berhubungan sama sekali, tinggal dari sudut pandang yang mana Panjênêngan memandangnya atau bisa juga dari bingkai apa yang Panjênêngan nanti akan sematkan. Yang jelas, menurut berita terakhir yang saya terima, hubungannya baik-baik saja.

-----------------

Benar dan sebenarnyalah manusia tidak memiliki saham apa pun dalam hidupnya, sebab sejak masa awal sebelum kelahirannya pun, semua potensi yang berguna untuk mendukung kehidupannya sudah disediakan oleh Gusti ALLAH. Maka, sungguh dan sesungguhnyalah bahwa manusia tidak memiliki daya apa pun kecuali kalau dia diberi daya oleh Gusti ALLAH.

Hidup yang sesungguhnya itu tidaklah semudah dan segampang sebagaimana yang dikatakan oleh para motivator, kecuali bagi mereka yang bersedia membuka pikirannya dan meluaskan hatinya serta terus menerus memproduksi kebaikan dalam setiap detail dan detik kehidupannya. Hidup memang tidak mudah, penuh hambatan, rintangan, ujian dan cobaan. Itulah seninya, sebuah perjuangan. Untuk itu diperlukan kekuatan sebagai sarana untuk mengatasinya agar bisa terlampaui dengan baik yang kebaikannya tidak hanya untuk diri sendiri melainkan kalau bisa juga dirasakan oleh sesama makhluq.

Para nabi dan rasul yang dipamungkasi oleh Kanjeng Nabi Muhammad selalu memperkenalkan Gusti Allah. Ummatnya selalu diajak untuk éling / sadar / taqwa kepada Gusti Allah. Setiap kali merasakan detak jantung, setiap kali pula merasakan kehidupan yang mengaliri dan setiap kali itu pula diajak untuk éling / sadar / taqwa kepada sumber kehidupan kita yaitu Gusti Allah. Setiap kali merasakan tarikan dan hembusan nafas, setiap kali pula merasakan kehidupan yang mengaliri dan setiap kali itu pula diajak untuk éling / sadar / taqwa kepada sumber kehidupan kita yaitu Gusti Allah. Maka, tiada jantung berdetak kecuali teriring dzikir kepadaNYA. Tiada tarikan dan hembusan nafas yang terlewat dari iringan dzikir kepadaNYA. Dengan dzikir yang éling / sadar / taqwa, hati menjadi tenang walau itu bukan tujuan. Dengan hati yang tenang, pikiranpun menjadi terang. Buah dari semua itu biasanya terjadi perubahan akhlaq menjadi lebih mulia. Bukankah salah satu tugas Kanjeng Nabi Muhammad adalah memperbaiki akhlaq ?

Manusia tanpa daya, tanpa kekuatan, kecuali Gusti Allah yang memberinya dan ternyata Gusti Allah memberi kekuatan itu  melalui kemuliaan akhlaq. Dengan akhlaq mulia tanpa cela, Kanjeng Nabi Muhammad membuat dunia terang benderang dari yang sebelumnya gelap gulita. Dengan kemulian akhlaq, para pewaris nabi dan rasul melintasi jamannya masing-masing menanamkan iman, menebar kebaikan dan mengukir teladan yang keberkahannya masih tetap dapat kita unduh dan rasakan hingga detik ini.

Dengan akhlaq mulia, potensi yang sudah dikaruniakan Gusti Allah bisa terungkap secara optimal sebagai bekal melintasi jalan yang harus dilalui dalam kehidupan, sehingga andai ada beban yang berat atau persoalan yang rumit atau permasalahan yang sulit maka seakan-akan mempunyai kemampuan lebih untuk mengatasinya hingga terasa lebih ringan, sederhana dan mudah. Kira-kira begitu.

Yang sering tidak diyakini oleh mereka yang mengandalkan logika biasanya adalah apakah memang ada korelasi antara akhlaq yang berdimensi spiritual dengan kondisi kehidupan manusia yang bersifat material ?

Ternyata di antara kedua hal tersebut ada Benang MERAHnya.

Ada seorang yang lebih dari 30 tahun melakukan pengamatan tentang spiritualitas, David R.Hawkins M.D., Ph.D.
, mengklasifikasikan tingkat kesadaran manusia dan mengkalibrasinya dalam suatu skala ukuran energi secara phsikis, emosi apa yang muncul dan proses apa yang terjadi dalam kesadarannya [sebagaimana pada tabel terlampir].


Kira-kira penjelasannya sebagai berikut :

RASA MALU
:: Level energi 20 ::

Rasa malu merupakan emosi yang sangat berbahaya karena beroperasi dekat dengan kematian. Sering kali, rasa malu ini menjadi pendorong orang, baik secara sadar maupun tidak sadar, untuk melakukan bunuh diri. Rasa malu sangat merusak emosi dan kesehatan psikologis. Rasa malu tampak dalam perilaku takut kehilangan muka atau takut tidak "jadi" orang. Dalam masyarakat efek dari rasa malu ini tampak dalam bentuk pengucilan yang dilakukan terhadap orang yang dianggap sebagai penyebab timbulnya rasa malu.

Dampak dari rasa malu yang tampak dalam perilaku seseorang di antaranya adalah : harga diri rendah, mudah sakit, pemalu, menarik diri dari pergaulan, dan introvert kejam pada diri sendiri dan orang lain, paranoid, delusi, dan psikosis, kriminalitas yang sangat kejam, tidak toleran, kaku dan perfeksionis.

Dengan kata lain rasa malu akan mengakibatkan seseorang memiliki kepribadian yang rapuh sehingga mudah mengalami berbagai emosi negatif lainnya.

RASA BERSALAH
:: Level energi 30 ::

Rasa bersalah sangat sering digunakan dalam masyarakat kita untuk melakukan manipulasi dan menghukum orang lain. Rasa bersalah bisa muncul dalam bentuk-bentuk lain seperti penyesalan, masoschism (kenikmatan seksual yang didapat melalui penyiksaan baik secara fisik maupun emosi), dan perasaan diri sebagai korban.

Perasaan bersalah yang tidak disadari karena terpendam jauh dalam pikiran bawah sadar akan mengakibatkan berbagai penyakit psikosomatis, kecenderungan untuk mengalami kecelakaan dan perilaku bunuh diri.

Banyak orang yang dihantui oleh perasaan bersalah sepanjang hidup mereka, yang membuat mereka hidup dalam penyangkalan dan mentransfer perilaku, perasaan, dan impuls negatif mereka ke orang di sekitar mereka.

Dampak dari rasa bersalah yang tampak dalam perilaku seseorang di antaranya adalah : perasaan diri kotor, perasaan diri tidak berharga, merasa berdosa, bersifat memaksa dan mengendalikan, mudah marah dan dapat mengarah pada pembunuhan, mendukung pelaksanaan hukuman mati.

APATIS/PUTUS ASA
:: Level energi 50 ::

Orang yang berada pada level ini hidupnya miskin, putus asa, dan tidak berpengharapan. Mereka memandang dunia dan masa depan sebagai sesuatu yang suram, kelabu, dan tidak nyaman. Dalam masyarakat, level ini adalah level para pengemis, gelandangan, dan orang yang tidak punya tempat tinggal tetap. Orang yang berada pada level ini dipandang sebagai orang yang hanya menghabiskan sumber daya.

KESEDIHAN MENDALAM
:: Level energi 75 ::

Ini adalah level kesedihan, penyesalan, dan perasaan tidak bahagia. Pada level ini orang selalu merasa kehilangan dan depresi. Ini juga level berduka, bersalah dan kehilangan orang yang dicintai. Level ini juga adalah level para pecundang dan penjudi. Perasaan sedih yang mendalam dapat dengan mudah terpicu bila seseorang mengalami "kehilangan" yang besar (misalnya, anggota keluarga meninggal) saat ia masih kecil.

TAKUT
:: Level energi 100 ::

Takut adalah hal yang positif. Bila dilihat dari sudut level energi, takut mempunyai lebih banyak energi kehidupan daripada level-level di bawahnya. Banyak orang yang hidupnya berjalan karena didorong oleh perasaan takut. Pada level ini dunia tampak sebagai tempat yang penuh ancaman dan bahaya. Pikiran yang didasari oleh perasaan takut, bila tidak dikendalikan, akan berubah meniadi paranoid atau ketakutan yang berlebihan.

Takut kehilangan akan berubah menjadi kecemburuan. Takut bersifat menular dan dapat menjadi tren yang dominan dalam masyarakat. Takut juga digunakan dengan efektif oleh berbagai lembaga untuk bisa mengendalikan massa. Takut bersifat menghambat pertumbuhan dan perkembangan diri dan akan mengakibatkan keterbatasan pengembangan potensi.

Orang-orang yang takut akan mencari pemimpin yang kuat, yang mereka pandang telah berhasil menaklukkan ketakutan, untuk memimpin mereka keluar dari "perbudakan" perasaan takut mereka.

KEINGINAN
:: Level energi 125 ::

Pada level ini terdapat jauh lebih banyak energi kehidupan dibandingkan dengan level-level di bawahnya. Keinginan merupakan pendorong manusia untuk bergerak, menjadi sumber motivasi, termasuk dalam bidang ekonomi. Televisi, radio, surat kabar dan media massa apa pun dijadikan alat untuk menjual apa saja terutama menjual gaya hidup sehingga kita merasa butuh dan menginginkan sesuatu.

Keinginan yang kuat akan eksistensi diri, uang, prestise dan kekuasaan bila tak terkendali akan menguasai dan menjadi pendorong keserakahan. Sumber utama masalah yang berhubungan dengan keinginan bahkan samapi pada tingkat ketagihan adalah bahwa keinginan itu mengalir sangat deras seperti air sungai dan tidak dapat terpuaskan.

Di balik sebuah keinginan, apalagi keinginan yang menggebu-gebu (burning desire), biasanya terdapat emosi takut. Bisa berupa rasa takut tidak bisa mencapai apa yang diharapkan, takut tidak bisa mengendalikan sesuatu, takut tidak diterima, takut tidak diakui, ataupun takut kehilangan rasa aman.

MARAH
:: Level energi 150 ::

Marah dapat mengarah pada dua kemungkinan tindakan yaitu konstruktif atau destruktif. Penggunaan emosi marah secara konstruktif dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat. Sebaliknya, emosi marah yang tidak terkendali dapat mengakibatkan pembunuhan, perang, perusakan, dan berbagai tindakan anarkis lainnya. Keinginan yang tidak terpenuhi, bila tidak dikendalikan, akan mengakibatkan timbulnya rasa frustrasi yang selanjutnya akan menimbulkan kemarahan. Kemarahan ini berawal dari kemelekatan, pemaksaan kehendak dan merasa apa yang diinginkan adalah hal yang penting dan harus didapat.

Marah muncul dalam bentuk iri, dengki, benci, sakit hati, tersinggung, dan dendam. Orang pemarah sering kali bersikap tidak adil, suka membuat keributan/onar, agresif dan suka bertengkar. Marah mempunyai efek yang sangat negatif terhadap semua area kehidupan.

BANGGA
:: Level energi 175 ::

Rasa bangga adalah kondisi emosi yang sangat dicari oleh kebanyakan orang. Pada level ini orang akan merasa nyaman, dibandingkan dengan energi pada level yang bawah. Rasa bangga dapat menjadi batu lompatan untuk beranjak dari rasa malu, rasa bersalah dan takut. Rasa bangga walaupun dibenarkan secara sosial ternyata mempunyai level energi yang negatif. Rasa bangga sebenarnya rapuh karena dapat berubah menjadi rasa malu.

Rasa bangga adalah dasar dari perang agama, terorisme, dan fanatisme. Sisi negatif dari rasa bangga adalah arogansi dan penyangkalan. Rasa bangga menghambat pertumbuhan emosi dan spiritual. Rasa bangga juga menghambat penyembuhan diri dari ketergantungan pada sesuatu (misalnya obat-obatan).

BERANI
:: Level energi 200 ::

Power atau kekuatan positif muncul pertama kali pada level energi 200. Level ini adalah level kritis yang membedakan antara energi positif dan negatif yang memengaruhi hidup kita. Level 200 juga disebut dengan level pemberdayaan. Ini adalah level eksplorasi, prestasi, ketabahan, dan keteguhan hati. Pada level ini hidup tampak menyenangkan, menantang, dan menggairahkan. Pada level BERANI ini terdapat kemauan untuk belajar hal-hal baru. Ini adalah energi yang dibutuhkan untuk mempelajari kecakapan baru. Level ini mendukung pertumbuhan dalam bidang pendidikan dan kekuatan dalam menghadapi rasa takut. Pada level ini hambatan berubah menjadi tantangan.

NETRALITAS
:: Level energi 250 ::

Pada level ini energi menjadi sangat positif karena level ini tidak lagi ada keberpihakan, seperti yang terjadi pada level-level di bawahnya. Pada level di bawah 250 kesadaran cenderung melihat dikotomi atau perbedaan dan bersikap kaku terhadap hidup. Menjadi netral berarti secara relatif tidak melekat pada hasil yang ingin dicapai. Posisi netral membuat seseorang dapat mengatasi pengalaman kekalahan, rasa takut dan frustrasi.

Level ini adalah awal kepercayaan diri. Orang tidak mudah terintimidasi pada level ini dan tidak perlu membuktikan apa pun pada siapa pun. Ini adalah level di mana hidup, secara umum, mengalir dengan baik. Orang yang bersikap netral mempunyai perasaan bahagia, tenang, damai, serta merasa aman. Orang pada level netralitas nyaman untuk dijadikan sahabat atau rekan kerja, tak tertarik pada konflik, kompetisi atau perasaan bersalah.

Orang pada level netralitas secara emosi stabil dan nyaman. Mereka bersikap netral, tidak menghakimi dan tidak ingin mengendalikan perilaku orang lain. Orang pada level ini bersifat mandiri dan menghargai kebebasan. Oleh sebab itu, mereka jauh lebih sulit untuk dikendalikan, dipengaruhi, ataupun diprovokasi dibandingkan dengan orang pada level yang lebih rendah.

KEMAUAN
:: Level energi 310 ::

Level ini adalah pintu gerbang untuk menuju keberhasilan. Pada level ini pertumbuhan berlangsung dengan cepat. Orang pada level ini memilih untuk maju dan meningkatkan diri. Kemauan mengandung makna bahwa seseorang telah berhasil mengatasi resistensi internal terhadap hidup dan kehidupan.

Level 310 mengindikasikan awal dari keterbukaan pikiran yang sesungguhnya. Level ini adalah level keramahan yang tulus dan keberhasilan di bidang ekonomi dan sosial. Orang pada level ini jarang ada yang menganggur atau tidak bekerja. Mereka tidak risih bekerja di bidang jasa. Mereka sangat membantu dan memberikan kontribusi positif pada masyarakat.

Orang pada level ini bersedia dan berani menghadapi masalah yang berasal dari dalam diri mereka dan tidak mempunyai masalah di bidang pembelajaran. Mereka mempunyai harga diri yang tinggi dan hal ini diperkuat dengan respons positif yang mereka terima dari masyarakat.

Kemauan berarti responsif terhadap kebutuhan orang lain. Orang pada level ini dapat melakukan koreksi terhadap diri sendiri, merupakan murid yang hebat, dan mempunyai pengaruh yang besar di masyarakat.

PENERIMAAN
:: Level energi 350 ::

Ketidakberdayaan yang terjadi pada level-level bawah berasal dari keyakinan diri bahwa sumber dari apa yang terjadi pada hidup seseorang atau penyebab dari masalah seseorang itu berada di luar dirinya.

Pada level ini orang berhenti memandang diri mereka sebagai korban. Mereka memandang diri mereka sebagai sumber dan pencipta kebahagiaan mereka sendiri. Dengan demikian terjadilah transformasi diri yang luar biasa. Orang pada level ini emosinya tenang, pikiran dan persepsinya terbuka. Mereka tidak tertarik pada benar atau salah. Mereka lebih tertarik pada penyelesaian masalah. Pada level ini orang tidak mengeluh karena mendapat pekerjaan yang berat. Mereka fokus pada tujuan jangka panjang, disiplin, dan cakap. Mereka juga tidak terpengaruh oleh konflik atau pertentangan. Pada level ini setiap individu dipandang mempunyai hak yang sama.

BERPIKIR
:: Level energi 400 ::

Ciri utama level ini adalah intelegensi dan rasionalitas. Inteligensi adalah kemampuan menangani jumlah data yang besar dan kompleks serta membuat keputusan yang cepat dan benar. Rasionalitas adalah kemampuan memahami kerumitan hubungan, gradasi, dan perbedaan yang halus.

Pada level ini orang mampu melakukan manipulasi simbol sebagai konsep yang bersifat abstrak. lnilah level ilmu pengetahuan dan pengobatan. lnilah level peningkatan kapasitas dalam pemahaman dan konsep. Memahami informasi merupakan kunci sukses pada level ini. lnilah level dari para pemenang hadiah nobel, para jenius, dan para negarawan besar. lnilah level Einstein, Freud, dan para tokoh penting lainnya yang telah memberikan pengaruh besar pada masyarakat kita.

Kekurangan atau kelemahan orang yang berada pada level ini adalah kebingungan antara dunia objektif dan subjektif yang membatasi pemahaman mengenai hokum sebab akibat. Orang pada level ini dapat tenggelam dalam ide, konsep atau teori dan tidak memahami hal yang esensial.

Kemampuan berpikir merupakan peranti yang sangat efektif dalam dunia teknik. Kemampuan berpikir, sebaliknya, merupakan suatu penghambat besar untuk mencapai level kesadaran yang lebih tinggi.

CINTA
:: Level energi 500 ::

Cinta, yang dimaksudkan dengan level 500, bukan seperti yang digambarkan oleh kebanyakan orang. Apa yang orang nyatakan sebagai perasaan cinta sebenarnya adalah tidak lebih dari kondisi emosi yang intens, berupa ketertarikan, kemelekatan, kepemilikan, atau pengendalian.

Apa yang orang nyatakan sebagai cinta biasanya bersifat bergantung / dependen, erotis, hal-hal baru, kesenangan, temporer dan fluktuatif. Suatu hubungan, yang katanya diawali dengan perasaan cinta namun ternyata berakhir dengan kebencian pasti bukan diawali dengan cinta pada level ini.

Cinta pada level 500 ini adalah cinta yang tidak bersyarat, tidak berubah, tulus dan permanen. Cinta pada level ini tidak berfluktuasi karena sumber cinta berasal dari dalam diri orang yang mencintai, dengan demikian tidak bergantung pada faktor eksternal. Cinta, pada level ini, adalah suatu kondisi kesadaran dan merupakan kebahagiaan sejati. Hanya 0,4% dari populasi yang pernah mencapai level ini dalam evolusi kesadaran manusia.

SUKA CITA
:: Level energi 540 ::

Saat cinta menjadi semakin tidak bersyarat, kita mulai merasakan kebahagiaan yang berasal dari dalarn diri. Perasaan bahagia ini bukan muncul karena suatu kondisi atau peristiwa namun perasaan bahagia ini terus ada dalam segala aktivitas yang kita lakukan. Level 540 dan yang lebih tinggi lagi merupakan wilayah kesadaran para orang suci, spiritual healer, dan para rnurid spiritual tingkat tinggi.

Salah satu ciri level ini adalah kesabaran yang luar biasa, persistensi dalam sikap positif walaupun mengalami hambatan hidup yang luar biasa. Ciri lainnya adalah rasa belas kasih yang mendalam. Orang yang telah mencapai level ini akan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap orang di sekitarnya. Pada level 500-an, orang memandang dunia sebagai sesuatu yang indah dan sempurna. Pada level ini, dunia dan segala isinya dipandang sebagai ekspresi cinta dan keagungan llahi. Pada level ini ada keinginan untuk menggunakan kondisi kesadaran seseorang untuk kebaikan kehidupan dan juga terdapat kapasitas untuk mencintai banyak orang secara bersamaan.

Orang yang mengalami "hampir mati" (near death experience) sering kali mengalami level energi antara 540 dan 600.

KEDAMAIAN
:: Level Energi 600 ::

Level energi ini dihubungkan dengan kondisi kesadaran yang kita sebut dengan iluminasi, pencerahan, dan realisasi diri. Kondisi ini sangat langka dan hanya dicapai oleh satu dari sepuluh juta orang.

Saat level ini berhasil dicapai, perbedaan antara subjek dan objek menjadi tidak ada dan oleh sebab itu tidak lagi terdapat satu fokus persepsi tertentu.

Beberapa orang pada level ini meninggalkan keramaian dan hidup menyendiri. Ada pula yang menjadi guru spiritual, ada pula yang bekerja secara diam-diam demi kemajuan umat manusia.

Beberapa orang pada level ini menjadi orang jenius dalam bidangnya masing-masing dan memberikan kontribusi besar pada masyarakat. Persepsi pada level ini, misalnya persepsi visual, tampak dalam bentuk gerak lambat. Pada level ini pikiran menjadi : hening dan berhenti berpikir. Pada level ini, pengamat dan yang diamati menyatu dalam satu kesatuan identitas yang sama.Pada level ini segala sesuatu tampak saling terhubung satu sama lainnya oleh suatu daya yang abadi, sangat lembut, namun sangat kuat.
PENCERAHAN
:: Level energi 700-1.000 ::

Ini adalah level orang-orang besar, dalam sejarah umat manusia, yang menetapkan pola-pola spiritual yang pengaruhnya berlangsung hingga saat ini.

Pada level ini, semuanya terhubung dengan Tuhan. Ini adalah level inspirasi yang luar biasa. Orang yang mencapai level ini tidak lagi mengalami "diri pribadi'. Ini adalah level di mana ego telah terlampaui. Level ini adalah pencapaian tertinggi dari evolusi kesadaran manusia. Pada level ini, tubuh dimengerti hanya sebagai alat dari kesadaran dan fungsi utama tubuh adalah sebagai alat komunikasi. Apa yang terjadi pada tubuh bukan hal penting lagi. Ini adalah level nondualitas atau kesatuan sempurna.

.:: FAKTA MENARIK ::.

1 individu pada level energi 300 setara dengan 90.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 400 setara 400.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 500 setara 750.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 600 setara 10 juta individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 700 setara 70 juta individu di bawah level energi 200
12 orang di level energi 700 setara dengan 1 orang Avatar di level energi 1.000

-----------------

Silahkan dibaca dan dipahami menurut persepsi Panjênêngan masing-masing, silahkan juga menarik Benang MERAHnya / korelasinya / gandéng rénténgnya dengan ajaran akhlaq yang kita pahami.

Saya kira dari hasil riset tersebut dapat kita ambil pelajaran untuk lebih bisa menjelaskan hal-hal yang bersifat spiritual, salah satunya adalah tentang doa, bagaimana akhlaq batin kita kepada Gusti Allah saat berdoa dalam hubungannya dengan realisasi fisik sebagai wujud ijabah doa kita. Tentunya juga harus diiringi dengan hakikatnya, bahwa sebab Gusti Allah berkehendak memberi, maka manusia mempunyai keinginan untuk memohon. Direnungkan sendiri sajalah pokoknya.

Satu hal lagi sebelum Panjênêngan mengakhiri membaca tulisan ini, saya ajak bereksperimen sederhana. Coba Panjênêngan cari satu obyek benda yang beratnya kira-kira mendekati batas puncak kemampuan Panjênêngan untuk bisa mengangkatnya dalam arti bahwa obyek itu masih bias angkat tetapi harus mengerahkan tenaga yang sangat besar. Cobalah angkat, berat dan harus memaksa bukan ? Nah sekarang ulangi lagi, tetapi sebelumnya, heningkan diri sejenak, hadirkan kebahagiaan dalam hati Panjênêngan. Kalau masih sulit menghadirkan rasa bahagia itu, coba saja ingat-ingat peristiwa di masa lalu yang menyebabkan Panjênêngan berbahagia. Rasakan dan bila intensitas rasa bahagia itu sudah memenuhi diri Panjênêngan, silahkan angkat kembali obyek benda itu tapi tanpa disertai keinginan yang memaksa untuk mengangkat, jadi santa saja. Saya yakin Panjênêngan akan dengan mudah mengangkatnya dengan sedikit saja dari kekuatan otot Panjênêngan.


Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger