HUJAN mengguyur
membasahi bumi. Seorang anak kecil berlarian ke sana ke mari di jalanan depan
kos-kosannya, dengan riangnya bercengkerama dengan hujan, gembira meski dia tak
memakai celana. Sementara kakaknya dengan mata sayu mengawasi adiknya, sambil
sesekali tertawa.
Seorang pengendara
motor yang lewat, berhenti dan menyapa si kakak.
“Ke mana aja kamu
kok enggak sekolah-sekolah ?” /
“Sakit.”
“Sakit apa ?” /
“Pusing.”
“Ibumu ke mana,
kok lama enggak kelihatan jualan
?” /
“Ada di dalam, lagi sakit.”
“Sudah ke
puskesmas tah ?” / “Belum.”
“Kenapa ?” / “nDak punya uang.”
nDilalah
nyari uang di
dompet dan di saku kok adanya cuma tiga puluh ribu, itu pun baru saja terpakai
sepuluh ribu, jadi tinggal dua puluh ribu, ya sudah itu saja. Ada lagi seribu
lima ratus, buat si anak kecil itu, duh
Gusti, girangnya bukan main dapat uang seribu lima ratus, bagai durian
runtuh, langsung buat jajan.
Faktanya memang
sangat menyedihkan kalau Panjenengan
tahu sendiri, tidak bisa menyalahkan kalau banyak sakitnya dibanding sehatnya,
tak bisa menyalahkan pula kalau sekolah pun banyak tidak masuknya dibandingkan
hadirnya.
Potret rakyat
sejati, bukan potret wakil rakyat, bukan pula potret pengurus rakyat. Potret
rakyat sejati yang berjuang atas hidupnya sendiri, meski sebenarnya ada yang
harus ikut membantu memperjuangkannya. Potret rakyat sejati yang bertanggung
jawab mengurus hidupnya sendiri, meski seharusnya ada yang ikut bertanggung
jawab untuk mengurusinya.
Sebokek-bokeknya
diriku, masih tetap Alhamdulillah.
Urusan dunia memang harus lebih banyak melihat ke bawah, kalau sudah demikian,
nikmat Tuhan yang mana yang akan kita dustakan ?
-----------------
SeBERAT apa pun
beban kehidupan kita, seSEMPIT apa pun dada kita, seRUMIT apa pun masalah kita
dan seSULIT apa pun langkah kita, semoga DIkuatyakinKAN kembali berSANDAR pada
JAMINAN-NYA, hingga tak sampai merendahkan diri di hadapan manusia. Tidak untuk
diRINGANkan, namun SEMOGA DItambahKAN-NYA kemampuan kita meLEBIHi beban yang ada
hingga tiba-tiba saja RINGAN, LAPANG, SEDERHANA dan MUDAH.
Aamiin.
Kalau rakyat
jelata miskin, itu untuk dirinya sendiri, tak ada yang perduli padanya dan
miskinnya takkan memiskinkan orang lain. NAMUN, kalau yang miskin itu sang
penguasa, sang penegak hukum, sang wakil rakyat, sang pamong praja, sang
pemegang senjata dan sang-sang lainnya.... maka PASTI efek kemiskinannya terasa
di seluruh negeri. ::: SEMOGA yang maha kaya dan maha memberi kekayaan,
mengKAYAkan hati kita dulu atau mungkin bersamaan dengan mengKAYAkan kehidupan
lahiriah kita. KAYA dalam keKAYAan, bukan MISKIN dalam keKAYAan
:::