Home » , » SELAWE

SELAWE

Written By BAGUS herwindro on Feb 26, 2012 | February 26, 2012

Jadi ingat pesan salah satu sesepuh saya bahwa kalau punya hajat harus dibandhani / dimodali dengan satus selawe” [kalau di-Indonesia-kan : seratus dua puluh lima]. Bila secara harfiah pesan itu biasanya harus ditunaikan dengan mencari pecahan uang seratus rupiah sama dua puluh lima rupiah sebagai syarat dengan dihanyutkan ke aliran sungai yang deras. Kalau dijabarkan akan cukup panjang, luas dan dalam. Namun inti dari “satus selawe” itu adalah “wetenge ditus nganti luwe” dalam arti perutnya harus dikosongkan hingga lapar. Itu merupakan sebuah idiom bahasa yang arti luasnya adalah menganjurkan untuk banyak tirakat atau riyadhoh atau menjalankan suatu disiplin spiritual.

Tetapi bukan itu yang saya maksud dengan judul tulisan ini, yaitu SELAWE.

SELAWE pada judul tulisan ini bermakna jumlah minimal yaitu dua puluh lima orang untuk jamaah khususiyah.

Ya… itulah yang disampaikan oleh Kang Wasi’ seusai khususiyah kemarin pada tanggal 5 Februari 2012. Sebagaimana yang pernah dikatakan Kang Wasi’ sesuai dawuhnya Mursyid, bahwa orang thoriqoh [khususnya murid PETA] itu punya tiga hal yang diwajibkan oleh Mursyid, yaitu : bekerja, bermasyarakat dan berkhususiyah. Nah, beberapa waktu yang lalu, Kang Wasi’ menceritakan bahwa Beliau dipanggil Mursyid dan didawuhi bahwa khususiyah itu jumlah jamaahnya minimal dua puluh lima orang. Artinya kalau kurang dari dua puluh lima orang berarti tidak sah. Semua ada aturannya dan harus mulai ditata, tidak semaunya sendiri seperti mungkin selama ini.

Sebab itu pada khususiyah berikutnya, jika jamaah belum mencapai dua puluh lima orang, khususiyah tidak akan dimulai.

Pada kesempatan itu, Kang Wasi’ juga mengingatkan tentang keseharusannya bahwa amaliyah thoriqoh itu mengubah akhlaq kea rah yang makin baik, jika tidak demikian maka perlu dipertanyakan.

Alhamdulillah pada khususiyah berikutnya tanggal 19 Februari 2012, batas minimal jamaah khususiyah terpenuhi, 24 orang jamaah lelaki dan 4 orang jamaah perempuan.

Kang Wasi’ ini salah satu orang yang istimewa bagi saya, sebab Beliau adalah salah satu orang yang paling banyak mendengar atau pun mendapat dawuh-dawuh langsung dari Syaikh Abdul Jalil Mustaqim maupun dari Syaikhina wa Mursyiduna wa Murobbi Ruuhina Syaikh Charir Muhammad Sholahuddin Al Ayyubi. Bahkan kyainya Kang Wasi’ dulu, almarhum KH. Wahid Zuhdi pernah mengatakan bahwa akan meminta pendapat dari Kang Wasi’, diapakai atau pun tidak pendapat itu.

Semua ditata. Kewajiban masing-masing murid tidak akan bias diwakilkan kepada yang lain atau pun kepada kelompok. Adanya pengurus, adanya kelompok sebenarnya hanya sebatas memfasilitasi saja, memudahkan.

-----------------
Untuk itu, khususnya menghimbau pada diri saya sendiri juga kepada sedulur-sedulur yang berkesempatan membaca tulisan ini, ayo kita tata diri kita sendiri memenuhi kewajiban yang telah digariskan oleh Mursyid. Ayo kita ikut berkhususiyah. Ayo kita tertibkan dharma kita pada SA78 sesuai ketentuan yang ada, agar tidak membebani sedulur-sedulur kita yang lain. Kalau Panjenengan punya kesibukan, saya kira semua yang lain juga punya kesibukannya masing-masing. Bismillah.

Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger