Êndog sak-pêtarangan nêtêsé béda-béda,
demikian salah satu ungkapan Jawa yang berarti bahwa telur yang berasal dari
induk yang sama, bisa jadi berbeda-beda setelah menetas. Itulah gambaran saudara
dalam sebuah keluarga, pasti berbeda-beda, ada yang begini, ada yang begitu dan
ada pula yang begicu.
Perbedaan itu merupkan suatu kewajaran
dan itu menurut saya memang tidak bisa dan tidak boleh diperbandingkan satu
dengan yang lainnya. Namun dalam hal ini yang saya maksudkan dengan kalimat
tersebut di atas lebih lebih pada makna bahwa dalam sebuah keluarga yaitu orang
tua dengan anak-anaknya, biasanya ada saja salah satu anak yang “menggoda” dalam
arti “makan hati” atau bisa disebut menjadi beban perasaan dan pikiran dari
kedua orang tua dan saudara-saudaranya yang lain karena sikap, tindakan dan
ucapannya yang kurang “pas”. Banyak sudah kisah yang pernah terjadi dan akan
selalu terjadi.
Namun bagaimana lagi, tak ada yang bisa
kita lakukan dalam menyikapinya kecuali meRELAkan diri kita untuk menerimanya,
bukankah hakikinya dia juga sedang memainkan peran sebagaimana yang
diskenariokan Tuhan untuknya ? Hayo siapa yang berani bilang kalau hakikinya itu
bukan peran yang diskenariokan oleh Tuhan untuknya ? Kalau demikian adanya,
berarti ada yang melebihi Tuhan dan bagi saya itu sangat tidak mungkin. Maka
sekali lagi tak ada lain selain RELA, toh nanti kalau kita menjadi orang tua
sangat termungkinakan ada saja di antara anak-anak kita yang jadi “sang
penggoda” ~ meski semoga tak demikian, tak usah terkenyut, maksud saya tak usah
terkejut sebab hidup itu penuh kejutan.
Setiap kita adalah
PEMERAN UTAMA dalam episode kehidupan kita masing-masing, maka tak bisa tidak
selain menerima dan menjalaninya sepenuh hati. Tak usah merasa rendah, tak usah
juga merendahkan. Pun demikian sebaliknya. Kalapun orang terdekat kita berperan
antagonis, penuhi saja tangki cinta kita untuknya. Hanya kelembutan yang mampu
melunakkan kekerasan.
Bisa jadi “sang penggoda” itu diri kita
sendiri, semoga bila demikian kita disegerakan dan dimampukan untuk
memBAIK.
PerINGATan, COBAan dan UJIan. Kadang karena
BEBAL seseorang tak menyadari sedang di-INGAT-kan/di-COBA/di-UJI bahkan mungkin
dialah yang sedang menjadi PER-ingat-AN/coba-AN/uji-AN bagi orang lain. :::
merasa bisa itu hal yang mudah, NAMUN bisa merasa itu sungguh luar biasa
sulitnya, kecuali bagi mereka yang berkeSADARan, semoga DImampuKAN :::
Sekedar pengingat agar tak berkecil
hati, sebab rasanya semua orang pun mengalami, demikian pun dengan saya sendiri,
kalau bukan saya yang ngGedek'ke
ATIku dewe, terus siapa ?
Hari ini kuijinkan
kesedihan merayapi hatiku, SENDIRI dan SEBENTAR saja. Tidak untuk kunikmati,
tetapi untuk menguatkan "pegas" hatiku agar tetap "lentur", tidak keras dan
tidak pula rapuh. Kuterima dan kulontarkan kembali ke langit kesadaran hingga
membentuk tarian jiwa yang indah dan mempesona. Meski belum terwujud, setidaknya
telah kulihat lukisanNya.
BISMILLAH.