Lakon itu kisah / cerita, sedangkan lakonné
bermakna pemeran utama dari kisah atau cerita tersebut. Nah, kalau kita mau memperhatikan alias niténi berbagai kisah atau
cerita yang pernah tertulis atau tertutur atau tervisualkan, maka pemeran
utamanya biasanya selalu bahagia di akhirnya meski pada atau sejak awalnya
mengalami berbagai siniasi dan kondisi yang sulit. Itulah yang diistilahkan dengan lakonné mênang kéri.
Dia itulah diri kita masing-masing, insya
Allah demikian, aamiin, asal yakin. Itulah yang saya belajarkan yakin
pada diri saya sendiri, bahwa saya adalah sang lakonné. Apalagi yang
bisa saya lakukan selain memperbesar berbaik sangka kepada Gusti Allah.
JADI… dalam kondisi yang serumit apapun masalahnya, seberat apapun cobaannya dan
sesulit apapun ujiannya, saya adalah sang lakonné dari skenarioNya yang pasti
akan dimenangkan pada akhirnya. Lakonné mênang kéri gitu loch… he… he…
he…
Meniti waktu, ibarat merangkai keping puzzle episode kehidupan
kita. Serumit apapun masalahnya, seberat apapun cobaannya dan sesulit
apapun ujiannya, SEMOGA DIyakinKAN akan berakhir BAIK
dan memBAHAGIAkan WALAU saat ini belum ada gambaran apapun tentangnya. Maka
menjaga keYAKINan akan akhir yang baik dan
membahagiakan itu, biasanya, tanpa disadari, sangat mempermudah dalam merangkai
tiap puzzle episode kehidupan kita hingga tersusun lengkap dan terlihat INDAH
pada AKHIRnya.
Kadang kita harus menarik napas dalam-dalam tuk meluruhkan gumpalan
yang menyesakkan dada, kadang terpaksa menitikkan air mata karena kesedihan yang
menggores rasa, terkadang juga kelelahan begitu mendera jiwa. Namun, yakinlah segala yang berAWAL pasti berAKHIR, maka berSERAH
dan berUSAHA itu jawabnya. SONGSONG segala yang ada dan
PASTIkan bahwa BAHAGIAlah akhirnya.
Namun masalahnya adalah bahwa biasanya ada yang tak sabar
[termasuk saya sendiri] menunggu saat menangnya sang lakonné. Maka tak ada cara lain selain berserah diri dan bersabar dalam menjalani
gerak pena takdir untuk diri kita masing-masing.
Ingin
bisa SABAR ? Berlatih, berlatih dan
berlatih terus untuk BERBAIK SANGKA pada Gusti ALLAH. Selalu berusaha
tanamkan keyakikan bahwa apa pun permasalahan yang
menghadang kita, apa pun kesulitan yang sedang membelenggu kita, apa dan
bagaimana pun 'sini'asi dan kondisi yang melingkupi kita, insya Allah PASTI akan
terlewati dan berakhir dengan BAIK, BAHAGIA dan PENUH HIKMAH.
Sabar bisa diartikan juga [menurut saya] tidak tergesa-gesa alias ora nggégé mongso atau tidak mendahului
musim.
Ojo nggégé mongso. [Allahumma rodhdhini biqodhoika wa barikli fima quddiro hatta laa uhibba ta’jila maa akhorta
wa laa ta’khira maa ajjalta (Yaa Allah berilah aku kerelaan atas
takdirMU & tambahkanlah kebarokahan atas takdir itu, sehingga aku tidak
menyegerakan yang Engkau akhirkan dan tidak pula mengakhirkan yang Engkau
segerakan)]
Kira-kira
begitu, namun ada hal lain tentang lakonné, kira-kira juga begini…
Ini sekedar contoh, salah satu tokoh yang meski berasal dari amerika
namun ada hikmah yang saya lihat di dalamnya, SUPERMAN.
Dalam kondisi biasa, dia yang bernama Clark Kent, adalah seorang
pemuda yang berkarakter pendiam dan juga pemalu, namun dalam kondisi genting,
berubahlah dia menjadi sosok manusia super. Dari pemuda
yang pemalu, menjadi malu-maluin [soalnya pakai celana dalamnya di luar] he… he…
he… yang terakhir ini tidak serius meski bisa juga jadi hal serius, bila dibedah
bisa satu artikel sendiri.
Namun intinya
begini, bahwa saya kira semua manusia memiliki kemampuan seperti itu, bukan
kemampuan super atau kesaktian yang tak masuk akal, tetapi bahwa setiap manusia
di sisi yang tersembunyi pasti memiliki kebijaksanaan tinggi sebagai ilham dari
Gusti Allah di hatinya, tentu saja bagi yang menyadarinya. Dengan kebijaksanaan itulah, banyak masalah yang tidak lagi menjadi
masalah hingga meski lambat namun pasti, pasti lakonné mênang kéri.
Memang bukan hal mudah, tak semudah bila hanya sekedar mengucapkan,
saat berbenturan langsung dengan realita keseharian hidup jadinya memang sulit,
namun kapan lagi menjadi dewasa jika tidak saat ini. Itulah laku, sebuah sarana mencapai ilmu.
Untuk TAHU perlu belAJAR, untuk BISA perlu LATIHan dan untuk PAHAM
perlu meRASAkan.
BELAJAR memelihara keSADARan untuk tidak memperMASALAHkan segala hal
yang tak mengenakkan, menyakitkan, bahkan yang meyulitkan sekalipun.
SEBAB semua itu berfungsi menumbuk energi kita agar bisa lepas
keluar dan melampaui semua itu. TANPA demikian, tak pernah tahu kita
akan cadangan energi yang tersimpan dalam diri. MAKA,
gitu aja repot ?!
Gak usah refot, pasti lakonné mênang
kéri.