Sebab, sejatinya bukan diri kita yang menolong mereka yang kita
bahagiakan, sedekahi, santuni, bantu atau pun perbuatan
baik yang lain, tetapi merekalah yang sejatinya dalam posisi menolong kita
karena mereka menyediakan diri untuk menerima kebaikan kita. Dengan mereka bersedia untuk menerima perbuatan baik kita berarti
kita bisa mengejawantahkan pengabdian kita kepada Gusti Allah dan semoga dengan
itu, paling tidak posisi kita dihadapanNya tidaklah terlalu parah.
Coba bayangkan, seandainya kita diberi Gusti Allah kelimpahan
harta, ilmu dan kesempatan yang sebagian di antaranya kita niatkan untuk
disedekahkan, namun tidak ada satu orang pun yang mau menerima sedekah kita, apa
jadinya ?
Bukan mereka yang semestinya berterima kasih,
tetapi kitalah yang harus berterima kasih kepada mereka yang memberi kesempatan
kita untuk berbagi dan yang memberikan jalan keselamatan bagi kita.
Kira-kira begitu.