Judul tulisan ini
tidak menjadi isi. Judul tersebut saya kutip dari sebuah “sign” di depan sebuah rumah, seperti foto tertampil yang saya ambil kemarin tanggal 18 Maret 2012, rumah yang menjadi tempat khususiyah bagi jamaah PETA – Surabaya Ketintang.
Sebagaimana dua minggu yang lalu, kemarin pun rupanya jumlah minimal kehadiran khususiyah belum terpenuhi, hanya ada dua puluh satu jamaah. Namun demikian, alhamdulillah, setelah Kang Wasi’ matur Yai diperbolehkan untuk melanjutkan, jadi malam kemarin bisa online.
Dari yang saya tangkap dan sebatas yang saya pahami dalam wejangannya Kang Wasi’ semalam, pada intinya kira-kira seperti ini :
Bahwa kita
ini sebagai murid harus terus belajar dan berlatih untuk taat kepada apa yang didawuhkan Mursyid, sebab hidup ini adalah sebuah rahasia Tuhan, kita sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu. Hanya para kekasih Allah yang sering diberitahukan rahasia-rahasia itu, sehingga di balik setiap dawuh pasti ada manfaat dan barokahnya tidak hanya di dunia tetapi sampai nanti di akhirat.
Hal ini sudah sangat sering terjadi baik dialami oleh para murid yang lain atau yang dijalani sendiri oleh Kang Wasi’ yang secara personal sering mendapat dawuh langsung dari Mursyid. Petunjuknya sering tidak masuk di akal, tetapi terakhirnya baru selalu terlihat kebenarannya. Kalau sengaja melanggar dawuh pasti juga tidak akan baik pada akhirnya dan Kang Wasi’ pernah bebrapa kali mengalaminya sebagaimana diceritakan semalam. Salah satu cerita saya sampaikan, bahwa ada seseorang dari kalangan non muslim beretnis china mempunyai permasalahan yang sangat berat bagi dirinya yang sulit untuk diurai. Maka dia pun sowan ke PETA mohon bantuan Yai. Sama Yai, diberi wiridan, suatu hal yang tidak masuk akal bagi Kang Wasi’ bagaimana caranya si dia ini nanti mau mengamalkan. Tetapi Yai berpesan kepada Kang Wasi’ untuk disampaiakan kepada si tamu itu bahwa Yai sudah mendoakan, mau percaya silahkan, mau tidak percaya ya silahkan, asal apa yang diinstruksikan Yai harus dilaksanakan. Benarlah, setelah semua instruksi dilaksanakan oleh si tamu tersebut, terurailah semua permasalah yang selama ini memberatkan hidupnya.
Jadi, menurut Kang Wasi, seorang murid betapapun tinggi ilmunya, betapapun melimpah hartanya, betapapun ampuh dirinya semisal sampai dimintai tolong orang ke sana
ke mari, semua itu nantinya tidak akan berarti apa-apa manakala tidak mau taat pada apa yang telah digariskan oleh Mursyid. Sebab di
hati kita ini, menurut Mursyid, masih sangat banyak sekali terdapat tuhan-tuhan kecil. Setiap keinginan, pertimbangan dan tindakan kita tidak lepas dari kepentingan nafsu, bukan menurut Gusti Allah. Maka perimbangan kita, perhitungan kita, matematika kita pasti belum tentu sama dengan ketentuan terbaik dari Gusti Allah.
Itu.
semoga saja mulai sekarang kita dibisakan untuk menaati semua instruksi guru agung kita.
ReplyDeletesemoga kita dibisakan menjadi murid yg sungguh2 dan komit atas apa g tlah dipilihnya.
aamiin....
@syafiq alan naufaSemoga demikian... aamiin.
ReplyDelete