Home » , » Salah satu kekhususan Syadziliyah

Salah satu kekhususan Syadziliyah

Written By BAGUS herwindro on Oct 13, 2008 | October 13, 2008

Salah satu ciri dari mursyid kamil dan mukammil yang saya ketahui adalah sama sekali tidak memberatkan murid-muridnya, amalan yang diberikan pun pasti pas sesuai dengan volume ruhani masing-masing murid. Para murid bebas untuk menjadi apa saja, bebas memiliki apa saja dalam masing-masing kondisi yang Allah takdirkan untuk mereka, tetapi dalam kondisi tersebut mereka pun pasti juga bisa menemukan jalan menuju Allah. Hal itulah yang menurut saya merupakan salah satu kekhususan dari Tarekat Syadziliyah.

Syaikh Abdul Djalil Mustaqim sebagaimana yang saya kutip di blog sebelah fayzabdullah.blogspot.com pernah dawuh bahwa mengamalkan tarekat sebagai seorang sufi bukan hanya memegang tasbeh, berdzikir di masjid, atau melakukan zawiyah/uzlah tanpa mempedulikan kehidupan duniawi dan kepentingan masyarakat. Menurut Beliau, salat 5 waktu dengan disiplin, mencari nafkah dengan jujur, menuntut ilmu dengan bersungguh-sungguh, merupakan kehidupan bertarekat. Tetapi itu semua jangan sampai menyebabkan kita melupakan Allah SWT. Tidak ada larangan berbisnis bagi pengikut tarekat. Bisnis tidak menghalangi seseorang untuk masuk surga, sebab ada berjuta jalan menuju Allah.

Syaikh Abu al-Abbas al-Mursi juga pernah dawuh kepada Syaikh Ibnu Athaillah : "Jika kau berteman dengan seorang pedagang, jangan berkata kepadanya : ‘Tinggalkan daganganmu dan kemarilah !' Juga jangan berkata kepada seorang pckerja : 'Tinggalkan pekerjaanmu dan kemarilah !' Dan jangan berkata kepada pelajar : 'Tinggalkan pelajaranmu dan kemarilah !' Posisikan setiap orang sesuai dengan posisi yang Allah berikan untuknya. Bagian seseorang yang Allah berikan lewat diri kita pasti akan sampai kepadanya. Para sahabat menyertai Rasulullah saw dengan setia. Namun, Rasul tidak pernah berkata kepada [sahabat yang] pedagang : `Tinggalkan daganganmu !’ tidak juga kepada pekerja : `Tinggalkan pekcrjaanmu !' Rasulullah membiarkan mereka dengan usahanya masing-masing seraya memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allah." Selanjutnya Beliau juga dawuh : “Tetaplah dalam posisi yang Allah berikan kepadamu. Bagian untukmu yang Allah berikan lewat diriku pasti akan sampai kepadamu. Itulah ahwal kaum shiddiqin. Mereka keluar dari sesuatu ketika Allah SWT sendiri yang mengeluarkan mereka.”

Karena itu dalam al-Hikam Syaikh Ibnu Athaillah mengingatkan : "Keinginanmu untuk memasuki alam tajrid (meninggalkan urusan dunia, tidak terikat sebab-akibat) padahal Allah masih menempatkanmu pada alam asbab (masih terikat sebab-akibat), adalah termasuk syahwat yang tersembunyi. Sebaliknya, keinginanmu untuk masuk ke alam asbab padahal Allah telah menempatkanmu pada alam tajrid, adalah suatu kemerosotan dari himmah (tekad spiritual) yang luhur."
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger