Kelahiran anak sungguh merupakan kebahagiaan yang tak terkira bagi pasangan orang tua yang memang mengharapkan kehadiran seorang anak.
Bagi etnis Jawa yang masih nguri-uri tinggalane leluhur ada tradisi selapanan yaitu peringatan 35 hari seorang bayi (dari hari kelahirannya sampai ke wetonnya yang pertama) sebagai tanda syukur kehadirat Allah.
Bagi seorang muslim kehadiran seorang anak juga disambut dengan ritual agama yang bernama Aqiqoh, yaitu penyembelihan hewan aqiqoh pada hari ketujuh kelahirannya sebagai tebusannya. Meskipun juga tidak mutlak harus hari ketujuh, sesuai kemampuan orang tuanya.
Di antara dalilnya adalah sebagai berikut :
"Seorang anak terikat dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama". (HR. al-Tirmidzi)
Dari Ummi Kurz Al-Kabiyyah Ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Bagi anak laki-laki dua ekor kambing yang sama, sedangkan bagi anak perempuan satu ekor kambing". (HR. Tirmidzy dan Ahmad)
"Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu". (QS.Al Baqarah:185)
Banyak di antara keluarga muslim jawa yang melaksanakan aqiqoh secara bersamaan dengan tradisi selapanan yaitu pada hari ke-35 kelahiran sang jabang bayi. Saya bukan dalam kapasitas menghakimi atau apa pun namanya, tetapi cuma sebatas mengajak melakukan perenungan yang semoga ada manfaatnya.
Bila orang tua sang jabang bayi secara finansial tidak mampu melaksanakan aqiqoh, maka hal itu tidaklah menjadi masalah meskipun aqiqoh merupakan tuntunan agama, apalagi kalau hanya sekedar tradisi selapanan.
Tetapi dalam kondisi normal dimana orang tua sang jabang bayi diberikan kemampuan melaksanakan aqiqoh, patutkah pelaksanaan aqiqoh tersebut ditunda-tunda. Bukankah aqiqoh itu Allah yang memerintahkan sebagaimana yang dicontohkan kanjeng Nabi Muhammad ? Bukankah kita biasanya ingin mengatur Allah agar segera mengabulkan doa-doa kita, Allah kita paksa memenuhi selera dan keinginan kita ? Kita lakukan itu meski itu salah. Kenapa kalau Allah yang memerintahkan dengan sangat gampang kita menyepelekan ? Maka jangan heran kalau mungkin kita sering berada dalam kondisi yang sulit, mungkin itu peringatan dari Allah bagi kita bahwa hutang kita kepada Allah masih banyak.
Wallahu'alam.
Aqiqoh dan Selapanan
Written By BAGUS herwindro on Jun 26, 2008 | June 26, 2008
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Label:
Fenomena


mau tahu tentang Aqiqoh?
ReplyDeleteKlik di Bawah ini:
http://islamarket.wordpress.com/2008/10/22/fikih-aqiqah/
Sipp
ReplyDelete