Home » » Perputaran itu ...

Perputaran itu ...

Written By BAGUS herwindro on Jun 27, 2008 | June 27, 2008

Perputaran itu ternyata terjadi dimana-mana bahkan mungkin di seluruh semesta. Tadi pagi sewaktu berangkat ke kantor, kuamati perputaran itu tentu saja yang masih terlihat mataku, dalam skala kecil yang dapat kuamati secara langsung. Sebuah perputaran sederhana yang menurutku merupakan prototipe dari perputaran semesta, kalu tidak percaya coba dicari sendiri referensinya. Sederhana saja yang kuamati yaitu perputaran roda kendaraan dalam hal ini lebih spesifik lagi adalah roda sepeda motor, dimana setiap perputaran tentu mengelilingi as/inti. Roda sepeda motor dalam keadaan diam akan terlihat wujud materinya tetapi begitu ada energi gerak yang bekerja di dalamnya dan terjadi perputaran maka wujud materinya akan terlihat samar-samar antara terlihat dan tidak, coba saja amati jeruji rodanya. Umpama putaran itu dipercepat lagi sampai dengan 299.792,46 kilometer per detik (definisi kecepatan cahaya, konstanta Einstein) maka niscaya wujud materi itu akan menjadi tidak tampak dan berubah menjadi cahaya. Itu masih yang bersifat materi, energinya pun yang bersifat fisik/jasmani tetapi bisa menjelma menjadi cahaya. Apalagi yang bersifat immateri yang energi yang bekerja di dalamnya adalah energi ruhani, tentu lebih cepat lagi untuk menjelma menjadi cahaya.
Cahaya adalah lawan dari kegelapan. Sehingga kalau tidak ingin berada dalam kegelapan, maka hidup kita harus bercahaya. Belajar kita harus bercahaya, kerja kita harus bercahaya, shalat kita harus bercahaya, puasa kita harus bercahaya, bisnis kita harus bercahaya, pokoknya apa pun juga dalam hidup kita harus bercahaya. Gampangnya, ini menurutku lho, agar bisa bercahaya, minimal harus ada perputaran di dalamnya yaitu perputaran dzikir yang terus menerus mengelilingi inti/as/poros yang dalam hal ini adalah hati sebagai rumahnya Allah. Perputaran dzikir yang terus menerus memutari hati bagaikan thawaf di tanah suci yang mengelilingi ka’bah. Bila perputaran tersebut semakin cepat dan semakin cepat lagi, tanpa jeda, maka saya yakin, insya Allah ruhani kita akan bercahaya yang akan berakibat langsung terhadap apapun juga dalam hidup kita. Semuanya akan menjadi bercahaya. Kalau sudah bercahaya, artinya semuanya pasti bermanfaat dan barokah. Manfaat di sini menurut saya, secara minimal adalah sama sekali tidak merugikan apa pun dan siapa pun, sehingga bila setiap orang sudah tidak merugikan apa pun dan siapa pun maka dalam skala yang lebih luas dan lebih luas lagi kehidupan akan berjalan dengan baik tanpa ada kerusakan apa pun di muka bumi ini.
Jadi kalau sudah shalat tapi masih maksiat (mungkin itu aku, stmj = shalat tetap maksiat jalan) berarti telah gagal shalatnya karena tidak bercahaya, kalau sudah puasa tapi masih suka memaksa (mungkin aku lagi) berarti telah gagal puasanya karena tidak bercahaya, kalau sudah berdzikir tapi masih kikir (pasti aku lagi itu), berarti telah gagal dzikirnya karena tidak bercahaya dan seterusnya.
Kacau ya ? Yo wis ra popo, sudah terlanjur ditulis walau pun ngawur dan tidak bercahaya. Yang jelas semoga hidup kita bercahaya. Aamiin
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger