Saya merupakan orang yang sangat meyakini adanya koneksitas atau
keterhubungan dari semua makhluknya Gusti Allah, sebab bahan baku penciptaan semua makhluk itu sama. Terlebih lagi, koneksitas antar manusia. Saya juga meyakini,
entah benar atau tidak, bahwa mereka yang berada pada lingkaran keseharian
pergaulan saya baik secara langsung maupun tidak langsung, dulu pad saat di alam
ruh, ruh-ruh mereka lokasinya berdekatan dengan ruh saya, sehingga di dunia
kembali saling berjumpa.
Saya juga sangat meyakini bahwa mereka, para kekasihnya Gusti
Allah, para pewaris Nabi dan Rasul, merupakan generator energi ruhaniah yang
selalu menyuplai energi ruhaniah untuk menempa, mematangkan dan mendewasakan
jiwa manusia agar ruhnya terjaga dan dapat menyatu kembali dengan RUHNYA. Tentu saja itu bagi mereka yang mau menghubungkan diri ke generator
tersebut, apalagi bagi mereka yang mempunyai dan selalu meneguhkannya dengan
sebuah komitmen.
Saya sering mencoba-coba dan bermain-main dengan cara sederhana yang bisa terlihat efeknya secara langsung
untuk mengetahui koneksitas itu dengan media pendulum, yang tentu saja tidak
bisa menggambarkan keseluruhan dari keluarbiasaan koneksitas itu, namun sekalai
lagi, secara sederhana cukuplah untuk sekedar membuktikan adanya koneksitas
itu.
-----------------
Seorang guru yang sempurna dan menyempurnakan,
PASTI dan SELALU menCINTAi murid-muridnya. Tiada henti
mendidik, membimbing dan memandu murid-muridnya serta tidak ada jeda dalam
mendoakan. Siapa pun muridnya yang menghubungkan diri
dengan Sang GURU dengan media tawasul, menghadiahkan FATIHAH, pasti sampai dan
diketahui Sang GURU serta diLANGITkan kehadapan Gusti ALLAH.
Masalahnya, saat semua itu diLANGITkan ke hadapan Gusti Allah
dan diberi NUR yang luar biasa untuk dikembalikan lagi kepada murid-murid Sang
GURU, NUR itu ternyata banyak yang tidak sampai kepada para murid.
Demikian yang didawuhkan oleh salah seorang Guru Mulia,
sesuai dawuhnya GURU.
Kita sebagai murid sengaja menutup pintu kita ataukah pintu kita
memang ditutup olehNYA sebab kurangnya adab kita atau karena hal yang lain.
-----------------
Ah… rasanya miris sekali mengetahui hal tersebut, adakah saya
termasuk salah satu yang tidak bisa menerima kembali NUR itu
??? Apakah amaliyah yang dipinjamkan ke saya tidak bisa saya jaga dengan
baik dengan banyak bolongnya ? Apakah dalam hati
saya pernah meragukan Beliau, Sang GURU ? Apakah saya
pernah merasa tidak rela atau mengeluh atau bahkan diam-diam menolak apa yang
menjadi petunjuknya ? Atau apakah karena apakah-apakah
yang lain ?
Bukankah sekarang Beliau, Sang GURU,
mempermudah memperkuat keterhubungan tersebut dengan sebuah komitmen yang nyata
melalui SA78. Semoga dengan mengikuti gerakan itu walaupun belum paham apa dan bagaimanaya, menjalani prosedur yang telah ditetapkan
dan rela dalam memenuhi dharma, bisa menjaga koneksitas tersebut.
BOOSTER wirid/dzikir/aurod pribadi itu
khususiyah namanya, menurut saya. Menurut saya pula, titik-titik
khususiyah merupakan titik-titik pondasi-pondasi untuk membangunan dan menyangga
bangunan ruhaniah bangsa dan negara ini untuk masa depan, melihat kondisi bangsa dan negara ini saat ini yang
semakin tidak jelas. Rasanya tak ada satu hal saja yang masih
bisa jadi alasan agar Gusti Allah tidak menurunkan azabNYA. Saya YAKIN,
kalau ada peristiwa atau kejadian yang dikategorikan sebagai azab, itu sudah
diperhalus sekian ribu persen karena ditanggung terlebih dahulu oleh para
kekasihNYA, yang tak pernah putus sekalipun mencintai dan mendoakan banga dan
negara ini.
-----------------
Meneguhkan komitmen, itu sebuah
pilihan. Tergantung diri kita masing-masing, meneruskan atau malah menghentikan ? Cukuplah melihat diri
sendiri dan memperbaikinya, dengan tidak melupakan khususiyah dan
SA78.
Kira-kira begitu.