Home » » Pasrah atau gamang ?

Pasrah atau gamang ?

Written By BAGUS herwindro on May 10, 2012 | May 10, 2012

Baru saja tadi saya menghadiri undangan dari rekan sejawat almarhum Bapak saya, yang sedang memperingati seribu hari wafatnya sang ibunda. Usia beliau saat ini sekitar tujuh puluh dua tahunan.

Beberapa kali dalam selang waktu empat bulanan ini saya bertemu beliau di kediamannya atas permintaan beliau untuk membereskan kerewelan computer dan printernya. Alhamdulillah, bisa sekalian menyambung silaturahim. Setiap periode usia memang mempunyai kekhasannya masing-masing, demikian juga beliaunya dengan usia sepuhnya, maka sebagai orang yang lebih muda saya harus lebih sabar untuk mendengar dan menyimak pembicaraan beliau yang selalu bersemangat dengan intonasi yang meledak-ledak. Banyak dan selalu diceritakan adalah tentang masa lalunya, juga tentang masa lalu mendiang bapak saya saat bersama-sama dengan beliau.

Ah… rasanya sudah sering saya mendengarnya, tiap kali juga sama yang diceritakan, tetapi tetap Alhamdulillah, sebab di antara kisahnya adalah tentang kebaikan yang pernah dilakukan oleh mendiang bapak saya. Bukankah itu termasuk kesaksian yang baik ? Di antaranya tentang kebiasaan mendiang bapak saya yang suka mentraktir rekan-rekannya walau pun dalam kondisi keuangan yang sangat terbatas, tentang kesombongannya dalam menyombongi orang yang sombong, tentang tanggung jawabnya dan sebagainya.

Namun ada satu hal yang yang sering dikatakan pada saya dengan intonasi yang tinggi, “Papamu kuwi hebat, jian, laa ilaha ilallah, hebat tenan…He… he… he… bagi saya sih biasa saja, namun yang dianggap beliau hebat itu adalah pertanda yang diberikan mendiang bapak saya sebelum meninggal dunia, bahkan sejak sebulan sebelumnya. Satu bulan sebelumnya, karena kendaraan bapak saya rusak dan masih harus opname di bengkel, maka bapak saya minta diantar pulang ke rumah dan diperjalanan mendekati rumah, beliaunya mengatakan bahwa bapak saya selalu menunjukkan patokan-patokan yang jelas menuju rumah agar besok kalau beliaunya ke rumah tidak kesasar. Yang kedua, mendiang bapak saya menanyakan jadwal wisuda putera beliaunya itu, namun setelah diberitahu oleh putranya, bapak memberi ucapan selamat dan mengatakan kalau beliau tidak bisa ikut menyaksikan, sebab kenyataannya memang jadwal wisuda itu tepat satu bulan setelah bapak saya meninggal. Yang ketiga, menurut beliau, satu hari sebelum meninggal beliau masih mengobrol di kantor dengan bapak saya, namun beliau pamit pulang dulu karena ada keperluan dan saat itu bapak saya mengatakan, “Sesuk ora ketemu aku lho…”. Benarlah besoknya bapak saya meninggal dunia.

Itu sekedar prolog.

Dalam acara tahlilan tadi, yang mengusik rasa saya adalah kehadiran teman-teman kecil beliaunya satu kampung dulu. Dari yang sebaya dan sekampung menurut cerita beliau, hanya tinggal empat yang masih diberi usia oleh Gusti Allah. Salah duanya yang datang malam tadi, kakak beradik, yang adiknya malah sudah tampak sepuh sekali, bahkan seperti terserang parkinson. Ada juga rekan beliau yang juga hadir, berusia delapan puluh empat tahun, dengan kondisi yang masih bugar, subhanallah.

Pembicaraan yang terjadi tak lepas juga tentang sebuah kematian yang mau atau pun tidak harus dihadapi, rela atau pun tidak harus terjadi.

Yang pasti, makin banyak melintas usia, makin sedikit nikmat raga yang tersisa.

Kalau sebelum enam puluh tahun kemudian meninggal, saya kira mendadak ya… ? Namun kalau sudah sepuh-sepuh sepertia beliaunya itu dimana teman-teman lain sudah mendahului menghadap Gusti Allah, apa yang ada di perasaannya ya ?

Sebuah permenungan yang lagi-lagi muncul. Bersua dengan para sesepuh, membekas kesan nan dalam. Kepasrahan menunggu saat panggilan datang atau malah kegamangan yang bercampur kengerian ? Bagaimana denganku dan bagaimana pula denganmu ???
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger