Cinta memang misteri. Mungkin seperti pemeo umum tentang mantra jailangkungdatang tak diundang dan pulang tak diantar, ujug-ujug alias tiba-tiba tanpa bisa direncana.
Cinta itu irrasional. Tetapi cinta yang belum bisa tanpa memiliki haruslah rasional, memerlukan apa dan bagaimana, mau diapakan cinta ini dan akan kemana cinta ini bermuara. Cinta tanpa muara hanyalah seonggok nestapa, sebongkah derita dan sejumput asa saja.
Cinta itu irrasional. Tetapi cinta yang belum bisa tanpa memiliki haruslah rasional, memerlukan apa dan bagaimana, mau diapakan cinta ini dan akan kemana cinta ini bermuara. Cinta tanpa muara hanyalah seonggok nestapa, sebongkah derita dan sejumput asa saja.
Cinta adalah penerimaan, siap menerima segala keterbatasan yang melingkupi cinta itu sendiri dan itu juga memerlukan kesabaran. Seperti cintanya Yusuf dan Zulaihah. Betapa cinta yang meluap-luap dalam hati mereka haruslah dibalut dengan kesabaran. Yusuf harus sabar menahan cintanya belasan tahun mungkin puluhan tahun ketika harus dipenjara dan ketika sudah menjadi raja pun cintanya masih harus dibungkus sabar dalam pencariannya atas sosok Zulaihah yang bagai lenyap ditelan bumi. Pun begitu dengan Zulaihah, gelora cintanya yang dahsyat terpaksa dibenamkan dalam sunyi kesendiriannya, dalam uzlahnya, dalam wirid-wirid panjangnya sampai akhirnya cinta itu termurnikan sebagai pantulan cinta tuhannya. Dan akhirnya, setelah puluhan tahun dan karena takdir cinta mereka, maka bertemulah mereka, dan bermuaralah cintah mereka dalam kebahagiaan yang hakiki. Seakan mereka berkata : mari kita tuntaskan rindu ini, mari kita puaskan rindu ini, mari kita syukuri cinta ini karena cinta ini anugerah, karena cinta inilah yang bisa melembutkan hati kita.
Maka cintailah cinta.
wah, gak mudeng blas...hmm
ReplyDeleteOra usah dipikir, iku ngono lagi nglindur krukupan sarung.
ReplyDeletehyehehe
ReplyDelete