Home » , » Khususiyah 21.05.2010

Khususiyah 21.05.2010

Written By BAGUS herwindro on May 22, 2010 | May 22, 2010



"Kalau sudah masuk thoreqoh jangan tanggung-tanggung !" begitu wejangan Kang Wasi' sehabis khususiyah tadi malam.

Karena semestinya orang thoriqoh itu ibadahnya harus sudah jauh di atas orang pada umumnya, tidak hanya syariatnya saja, harus mulai belajar yakin sama Allah dan taat pada Allah. Thoriqoh itu bukan sekedar menjalankan kewajiban shalat subuh, dhuhur, ashar dan seterusnya, tetapi lebih ke masalah hati. Yang dicuci bukan luarnya saja melainkan mencuci yang di dalam. Bagaimana caranya agar hati tidak ujub, riya' dan seterusnya. Bagaimana hati bisa semakin ikhlas, sabar, yakin dan seterusnya.

Kalau ibadah biasa saja secara syariat, kalau toh ada ganjarannya paling berapa persen saja yang kita terima, tetapi thoriqoh itu jaminannya seratus persen. Dawuhnya Mursyid, surga itu kelak isinya ya dzikir thoriqoh itu : istighfar, shalawat dan tahlil. Amaliyah kita tidak ada apa-apanya tanpa perantara Mursyid. Khususiyah pun apalagi sambil ngantuk-ngantuk tidak ada apa-apanya dibandingkan gurauan Mursyid. Dzikirnya murid tidak ada apa-apanya dibandingkan dzikirnya Mursyid. Kang Wasi' pernah membuktikan sendiri ketika diberitahu Mursyid bahwa seluruh tubuh Mursyid selalu berdzikir. Salah satu bukti yang kasat mata adalah ketika Kang Wasi' disuruh meraba tubuh Mursyid, maka seluruh tubuh terasa merinding semua dalam rabaan Kang Wasi' . Lain degan kita, kebanyakan kita ini dzikir ismu dzat Alah dalam hati saja kan seperti bedhil [senapan kuno] : dor.... diam dulu lama, nanti ingat lagi baru bunyi lagi dor....

Kebarokahan dari guru Mursyid berlipat-lipat jumlahnya dibandingkan dengan sesuatu yang mungkin salah secara syariat. Seperti misalnya Mursyid bersalaman dengan wanita yang bukan muhrim, salah secara syariat, tetapi dibandingkan kesalahan itu keberkahan yang ada jauh berlipat-lipat. Seperti kesalahan Nabi Adam dan Ibu Hawa' melanggar pantangan Allah, itu tidak berarti bila dibandingkan keberkahan sebab musabab turunnya ke dunia ini yang sejatinya merupakan limpahan rahmat Allah yang tiada tara.

Sebab itu, salah satu kunci orang thoriqoh itu manut [menurut] apa yang didawuhkan Mursyid, malaksanakan apa pun yang diperintahkan Mursyid, meski pun mungkin tidak cocok menurut akal pikiran kita, tidak usah menanyakan dalilnya apa, atau haditsnya sahih atau tidak. Itu tidak perlu. Yang penting adalah lelakunya, melaksanakan apa yang diperintahkan. Sebab itu merupakan tanggung jawab Mursyid pasti ada dasarnya dan dijamin seratus persen. Disuruh iastiqomah saja sulit, padahal thoriqoh bagi murid itu adalah sesuatu yang luar biasa, terima jadi, ibarat kalau di desa, kita itu sudah diberi sawah, diberi bibit, disediakan cangkul dan sebagainya sehingga tinggal mengolahnya saja.

Dulu Kang Wasi' waktu pertama kali masuk ke PETA pernah didawuhi Mursyid [Syaikh Abdul Jalil Mustaqim] : "Kowe nek nangkene, ilmumu séléhên, akalmu séléhên mundak morat-marit". Tentu saja hal itu pada waktu itu menyebabkan kontra pada diri Kang Wasi', masa belajar ilmu agama bertahun-tahun kok disuruh meletakkan, juga tidak boleh pakai akal pikiran. Tapi ya memang harus begitu.

Al Fatihah....
Share this article :
Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. pak, yang tanggung2 itu yang kayak gimana?

    yang gak tanggung2 itu yang bagaimana pak?

    ReplyDelete

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger