Hari-hari terakhir ini berbagai media dipenuhi oleh berita mengenai eksekusi mati trio bomber Bali (Imam-Mukhlas-Amrozi). Tak hendak menghakimi atau apa pun juga, hanya merasakan suatu keprihatinan atas peristiwa itu. Satu peristiwa yang di dalamnya mengandung banyak permasalahan yang kita oreang awam hanya bisa melihat dari sisi yang kasat mata saja sesuai persepsi kita masing-masing. Terlepas dari pro kontra tentang makna dan metode jihad yang disertai masing-masing dalil dari masing-masing pihak yang pro atau pun kontra, terlepas juga dari apa yang dilakonkan ketiga tokoh kita itu benar-benar murni jihad lillahi ta’ala atau cuman sekedar nafsu jihad dan terlepas juga dari bagaimana kondisi hati ketiga tokoh kita ini disaat-saat terakhir apakah tetap kokoh pada anggapan kebenaran terhadap apa yang telah dilakukannya ataukah ada keraguan, juga terlepas dari apakah ketiga tokoh kita ini saat ini sudah diterima oleh gusti Allah ataukah malah ditolak. Wallahu’alam. Saya hanya ingin mengungkapkan perasaan dengan cara berpikir orang kebanyakan.
masalah pertama
Benarkah ketiga tokoh kita itu bisa meracik bom yang sedahsyat itu ? Kalau sebenarnya yang meluluhlantakkan itu bukan bom mereka bertiga, lalu siap yang dengan sangat detil bisa menyeting peristiwa itu terjadi pada hari H, jam J, menit M dan pada detik D ? Kalau sebenarnya peristiwa itu benar-benar diseting oleh pihak di luar mereka bertiga, maka betapa hebatnya pihak yang menyeting sehingga mereka meskipun mereka berada dalam posisi pemahaman dan keyakinan yang berbeda tetapi mereka dapat masuk ke kelompok itu dan mengarahkan kelompok itu sesuai yang dimauinya. Betapa berbahayanya !!! Sistem sel pun dapat ditembus, apalagi hanya organisasi masa biasa yang meskipun besar akan sangat mudah diobok-obok, apalagi partai politik akan sangat mudah dipecah belah. Jangan-jangan “negara” juga sudah dimasuki ???
masalah kedua
Terlepas dari ketika peristiwa itu terjadi ada korban dari bangsa kita, atau juga yang muslim yang menjadi korban, bahkan sesama manusia, ternyata diam-diam banyak juga yang mendukung karena di dalam hati juga tersimpan kebencian terhadap Amerika dengan sepak terjangnya yang selama ini ugal-ugalan bagai polisi yang tidak pernah salah. Hal ini tergambar dari [meski tidak ada data yang valid tentang prosentasenya] banyaknya masa serta beberapa organisasi masa yang menyambut kedatangan jenazah ketiga tokoh kita ini. Ketiga tokoh ini disebut oleh mereka sebagai syuhada, pahlawan Islam. Mereka menyambutnya dengan gegap gempita, dengan pekik takbirnya : “Allahu Akbar”, meskipun entah hati mereka apakah juga sedang bertakbir atau tidak.
masalah ketiga
Bagaimana bisa sesama muslim juga merasa tidak aman, tidak nyaman dan tidak tenang oleh sebagian muslim yang lain. Sejak mulai belum pastinya pelaksanaan eksekusi sampai eksekusi telah terlaksana, kok banyak yang merasa khawatir akan aksi lanjutan golongan mereka yang dicap sebagai teroris, terutama institusi pemerintahan, khususnya lembaga presiden dan aparat hukum yang terkait dengan pelaksanaan eksekusi. Teror bom pun merebak dan tak jarang hanya ulah usil mereka yang tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan berita di suatu gedung ada bom. Tim gegana pun dibuat kalang kabut, penghuni gedung pun dibuat semrawut dan ternyata hanya ulah iseng seorang pengecut. Selebaran gelap bertebaran di mana-mana, dunia maya pun tak lepas juga, menebar ancaman menggelorakan ketakutan.
masalah keempat
Apa sih sebenarnya yang menjadikan mereka itu mempunyai prinsip dalam beragama sebagaimana yang mereka anut. Sebenarnya siapa yang salah ? Lalu bagaimana dengan anak-anak mereka yang telah dieksekusi, akankah mereka mewarisi sebuah dendam, atau hanya sebatas trauma ? Ataukah mereka nantinya malah menjadi amunisi baru bagi pergerakan golongan mereka.
masalah kelima
Sebenarnya dari awal tidak ada masalah apa-apa, wong namanya dunia, banyak ceritanya.... gitu aja ko repot !!!
dear mas bagus,
ReplyDeletejika ada wkt silahkan kunjungi personal blog saya:
danudanu.blogspot.com
terima kasih.
Doa, cinta & damai sertai selalu