Menyelami dunia
QUANTUM, sedikit banyak telah memberikan pemahaman baru tentang berbagai hal
menyangkut alam semesta ~ makhluknya Gusti Allah. Kalau
mau tahu tentang manusia sebagai makhluk cahaya, ya pelajarilah cahaya yang
mempunyai sifat dualitas, yaitu sebagai partikel sekaligus sebagai
gelombang. Juga tentang saling keterhubungan antar
semua makhluk, yang tentu saja mengenai lintasan jarak dan waktu di seluruh alam
semesta.
Quantum,
sedikit dapat menjelaskan dan mengaitpautkan antara dunia yang kasat mata dengan
dunia yang tak kasat mata, antara ajaran-ajaran yang bermuatan filosofis dengan
realita kealamsemestaan dan juga sedikit menjelaskan hakikat di balik
dogma-dogma agama. Tentu saja kalau kita bersedia open mind tentangnya.
Cara pandang Quantum, sedikit banyak bisa kita
jadikan alat untuk mengoptimalkan ikhtiar keseharian kita dalam hal apa saja tanpa berfokus pada hasil / pencapaian itu sendiri.
Bukankah demikian yang dituntut oleh Gusti Allah kepada kita
?
Kalau Panjenengan ingin tahu
lebih banyak, tinggal tanya saja sama mBah Google atau
cari video koleksinya mBakYou Tube, sebab saya tidak bermaksud menguraikannya
lebih jauh. Yang jelas di balik segala temuan mutakhir tentang alam semesta,
terpapar nyata tentang adanya keteraturan sekaligus ketakteraturan atau
kepastian sekaligus ketakpastian yang tentu saja ada “tangan” Tuhan di
baliknya.
Namun demikian,
segala pengetahuan tersebut tetaplah bersifat relatif, dalam arti di kelak
kemudian hari sangat termungkinkan terkuak rahasia baru tentang alam semesta ~
makhluknya Gusti Allah dan tentu saja seyogyanya bahwa pemahaman tentang itu
semua haruslah menambah dekatnya keyakinan kita pada gusti Allah, bukan
sebaliknya.
Tapi intinya begini, bahwa setiap
materi itu ternyata mempunyai bahan pembentuk asal yang sama. Materi bila dipecah-pecah akan
menjadi molekul. Molekul dipecah-pecah lagi menjadi sub molekul. Sub molekul
menjadi partikel. Partikel menjadi neutron-proton-elektron dan bila dipecah lagi
akan hanya bertemu sesuatu yang kosong berupa wave / gelombang saja yang disebut
sebagai QUANTUM. Nah, quanta itu bentuk jamak dari
quantum.
Kalau melihat
dari sudut pandang Quantum ini,
semestinya semua makhluk itu benar-benar semu keberadaannya, dalam arti
sebenarnya tiada sebab tak ada wujudnya, hanya berupa gelombang. Berarti
pula semua tak ada bedanya, misalnya antara “tahu” dan “tahi” derajadnya sama pada level Quantum, secra hakikat sama-sama
makhluknya Gusti Allah. Yang berbeda adalah saat “tahu” dan “tahi” ini dilihat
pada level fisik dalam realitas wujudnya masing-masing, syariatnya pun berbeda
dalam lingkup kehidupan manusia.
Meskipun bahan bakunya sama yaitu berupa gelombang, tetapi tiap makhluk memiliki
wujud yang berbeda-beda, sebab frekuensinya pun berbeda-beda. Tiap-tiap frekuensi yang membentuk suatu materi, ternyata diberi
selubung untuk menjaganya agar tetap pada bentuknya. Selubung itu
diistilahkan dengan Subtle Organizing
Energy Fields (SOEFs) yang juga dibentuk oleh Quantum namun yang berasal dari yang
diistilahkan sebagai Zero Point Field
(ZPF) yaitu Medan Titik Nol / alam
suwung yang tidak ada apa-apa alias kosong namun kenyataannya juga tidak
benar-benar kosong sebab ada quantum
di dalamnya. Jadi antara ada dan tiada. Begitu juga wujud materi setiap makhluk, antara ada dan
tiada. Sebenarnya tiada, sebab adanya diadakan oleh
Gusti Allah.
Quantum yang
ada di dalam ZPF ini diistilahkan sebagai TACHYON, jumlahnya tak terbatas, ada
di mana-mana, mempunyai kecepatan di atas kecepatan cahaya dan menyuplai seluruh
frekuensi dari setiap wujud materi. Tentu saja tachyon ini dikonversikan terlebih
dahulu oleh SOEFs sehingga kecepatannya menjadi di bawah kecepatan cahaya dan
frekuensinya sesuai dengan frekuensi wujud materi yang disuplainya. Sehingga misalnya wujud jantung ya tetap menjadi jantung, tidak
buyar frekuensinya dan lenyap.
Dari sudut pandang inilah, suatu
wujud materi akan terganggu fungsinya saat suplai tachyon untuknya terganggu atau pun
kurang. Begitu pun untuk aspek kesehatan manusia, saat
mengalami kondisi sakit, dapat diartikan suplai tachyon untuk organ yang terkait
penyebab sakitnya itu kurang atau mengalami gangguan.
Maka saat ini
sudah sangat banyak alat-alat kesehatan yang prinsip kerjanya memanfaatkan tachyon ini, yaitu dengan menerima
frekuensi tachyon tersebut dan
memancarkannya lagi ke dalam tubuh fisik manusia. Biasanya berupa gelang, kalung, termos, plate, sabuk, bantal, alas tidur dan
sebagainya.
Suatu saat
sangat termungkinkan energi listrik pun diubah dari tachyon ini. Mungkin juga bahan bakar juga bisa memanfaatkan tachyon ini, sehingga sangat mungkin
kelak ada pesawat luar angkasa yang bisa bergerak antar galaksi dengan
memanfaatkan tachyon sebagai bahan
bakarnya. Saya pernah membaca ada seseorang yang dulu telah melakukan
riset untuk mengubah tachyon ini
menjadi energi listrik dengan cara sederhana dan biaya
yang murah, namun kemudian menjadi tidak jelas kelanjutannya sebab harus
berhadapan dengan hegemoni industri energi listrik yang telah ada yang merasa
terancam kelangsungannya bila penelitian tersebut terus berlanjut.
Salah satu alat
sederhana yang bisa kita buat sendiri di rumah dengan biaya yang relatif murah,
yang berfungsi sebagai penerima dan pemancar tachyon ini adalah ORGONITE, sebagaimana
pernah saya tuliskan dengan judul Sedekah
BUMI untuk LANGIT juga.
-----------------
Kalau alat-alat
kesehatan seperti yang saya sebutkan di atas itu pasti harganya relatih mahal di
kisaran di atas satu juta rupiah, sebab memproduksinya dengan teknologi tinggi
dan material yang mahal pula. Namun sebenarnya kita bisa membuatnya
sendiri dari bahan apa saja dengan mudah. Kita bisa
membuatnya dari bekas CD yang tidak terpakai, tatakan atau tutup gelas, galon
air, bantal, piring, cincin, jam tangan atau apa pun
juga, baik dari plastik maupun logam. Semua itu bisa kita
jadikan pesawat penerima dan pemancar tachyon. Mau tahu caranya ? He… he… he… yang di Surabaya bisa kopdar ke
rumah.
Intinya begini,
Zero Point Field itu juga ada dalam
diri kita yaitu dalam hati kita. Jadi yang sudah terbiasa khusyu’
hatinya, insya Allah pasti bisa mengakses tachyon ini, dengan niat, yang kemudian
niat ini akan mengarahkan vibrasi pikiran untuk
mewujudkan apa yang kita niatkan.
Kalau di malam
hari kita melihat bintang di langit, bisa jadi bahwa bintang yang terlihat itu
sesungguhnya sudah tidak berposisi di tempat yang kita lihat. Karena yang sedang kita lihat kemungkinan adalah pantulan cahayanya
yang sudah sejak ribuan tahun lalu. Jauhnya jaraklah
yang meyebabkan cahaya itu baru terlihat saat kita melihatnya. Namun pikiran, tidak perlu jeda karena jarak, dia bisa langsung
berada di saat dan tempat yang kita pikirkan. Berarti
pikiran itu memiliki kecepatan di atas kecepatan cahaya. Sehingga vibrasi pikiran inilah yang bisa kita gunakan untuk
mengarahkan tachyon, dengan mengubah
struktur molekuler suatu materi secara permanen agar bisa berfungsi untuk
menerima dan memancarkan tachyon
melaluinya.
Sederhana
sekali, hanya dengan niat dan mengkondisikan pikiran untuk khusyu’. Pikiran yang khusyu’ itu maksudnya pikiran yang diproduksi oleh otak
dalam gelombang alfa, tanda-tandanya
adalah kondisi sliyat-sliyut seperti
orang mengantuk namun tetap sadar dengan merasakan suatu obyek
tertentu.
Sebenarnya, tachyon ini bisa digunakan untuk
kepentingan apa saja, namun di tangan orang yang tak
sadar malah akan mengganggu keseimbangan, sebab biasanya nafsunya pasti akan
tergoda memanfaatkannya. Kalau sudah begitu nur pasti akan
jadi nar.
He… he… tapi kalau untuk menjaga
kesehatan secara preventif, saya kira tidak masalah, lha dari pada beli alat-alat kesehatan
harganya mahal ? Mending buat sendiri, bisa dari bahan
apa saja, murah meriah, bisa ditest dengan metoda test
sebagimana alat-alat kesehatan yang dijual di pasaran, ya… dalam rangka
menjalankan ikhtiar sehat, toh ke
dokter dan obatnya juga mahal. Kalau secara preventif masih
saja sakit, itu namanya takdir, alhamdulillah ada kesempatan melebur
dosa. Kalau sudah sakit, ya harus tetap berikhtiar
sembuh, berobat ke dokter. Kalau ke dokter belum sembuh juga, bolehlah ke
dukun… he… he… he…
Teknisnya
? Tentu saja tidak akan dipaparkan di sini,
takut dibaca yang masih di bawah umur, tetapi kalau pesan bolehlah…