Home » » Bebas-bebas tidak

Bebas-bebas tidak

Written By BAGUS herwindro on Jul 29, 2009 | July 29, 2009

Aku jadi ingat kejadian sekitar 2 bulan yang lalu. Waktu itu habis nganter si Tara sekolah, trus ditawari mamanya Tara sarapan, kalo pagi di sepanjang Mulyosari itu yang ada biasanya nasi pecel, soto ayam, soto daging Madura, sate kelapa, nasi campur, nasi serpang, rawon, nasi Padang dan lain-lain [ternyata onok kabeh, tinggal milih]. Biasanya sih, kalo ditawari gitu aku jarang mau. Dari arah ujung Utara Mulyosari, ketika ditawari soto Madura, aku masih nolak, terus melaju ke arah Selatan, soto ayam – engga, pecel – engga, sate – engga, nasi – engga, ditawari terus akhirnya yen tak piker-pikir yo wislah yuk.. cari sarapan. Dah, soto Madura aja yag di depannya Bhaskara, eh… kok ndilalah gak jualan. Ya udah soto dekatnya Giant aja soto Gubeng. Jadilah pesan satu soalnya yang makan cuman aku aja, Alia sama Aji plus mamanya gak ikut makan soalnya ada sesuatu yang harus dibeli di Giant, jadinya aku ditinggal sendirian.

Sambil nunggu pesanan jadi, terpikir olehku sejak awal tadi bahwa kenapa aku gak segera mengambil keputusan menerima pilihan untuk beli sarapan sejak di ujung Utara Mulyosari tadi. Siapa sih yang menggerakkan diriku untuk menolak membeli sarapan ? Pedagangnya banyak tetapi aku gak mau, jadinya pedagangnya gak dapat satu pembeli yaitu aku. Tetapi begitu aku mau, pedagangnya yang gak jualan, akhirnya aku membeli dari pedagang yang terakhir kudatangi. Oh… berarti sejak awal aku punya pilihan dan bebas untuk menentukan pilihanku, tetapi setelah terjadi aku menentukan pilihan yang terakhir ini, kelihatan dan memang kurasakan bahwa kebebasanku untuk memilih itu sebenarnya tidak bebas juga, karena ternyata di balik itu ada suatu skenario yang menggerakkan bahwa aku akhirnya menentukan keputusan pilihan terakhirku. Ada skenario yang mengharuskan aku untuk menjadi perantara dari sampainya rejeki dari sang pemilik rejeki kepada mereka yang memang telah ditetapkan oleh-Nya.

Baru saja renungan itu tuntas, terlihat sebuah mobil menepi dan keluarlah dari dalamnya sosok yang kukenal. Teman adikku yang kebetulan juga tinggal di Negara yang sama denganku yaitu Indonesia, di pulau yang sama denganku yaitu Pulau Jawa, di propinsi yang sama… ah kesel terusno dewe… di RT yang sama denganku. Dia pun pesan untuk dibawa pulang, bungkus gitu loch.

Selesai makan dan tentu saja minum juga, tentu saja waktunya membayar. “Berapa Pak ?” “O.. gak usah Pak, sudah dibayar sama mas yang tadi !

Masya Allah, coba kalo aku gak makan di situ… kan lain ceritanya. Jadi ada yang menggerakkan aku untuk makan di situ yang awalnya aku berpikir akulah yang berperan sebagai sosok perantara penyampai rejeki dari sang pemilik rejeki untuk penjual soto Gubeng itu, tetapi ternyata kehadiranku di situ pun sudah diatur oleh-Nya untuk mendapatkanbagian dari rejeki-Nya. Jadi teman adikku itulah yang diskenariokan sebagai perantara penyampai rejeki untuk penjual soto itu dan tentu saja juga untuk diriku. Alhamdulillah…. Bukan dari segi nilai rupiahnya tetapi inilah hikmah pengaturan dari-Nya di balik segala sesuatu.

Apa yang belum terjadi, kita tidak mungkin mengetahuinya. Kita bebas dan memang harus menentukan pilihan yang terbaik untuk diri kita masing-masing (wilayah syariat; tugasnya akal-pikiran-fisik). Tetapi apa yang sudah berlalu apa pun itu, ternyata merupakan skenario pilihan-Nya untuk kita yhang harus kita terima (wilayah hakikat; tugasnya hati).

Pandangan ke depan, kita bebas. Pandangan ke belakang, kita tidak bebas, pilihan kita sebenarnya adalah pilihan-Nya.

Tiada satu detik kehidupan pun yang terlepas dari skenario agung-NYA. Rela atau pun tidak takdir-NYA pasti terjadi. Mulane ojo sok ngresulo, ojo sok sambat, kuwat yo disonggo ora kuwat yo diselehke. Bungahing ati kuwi kelakone kanti lelaku lilo legowo.

Q.S. Al Qashash [28:68] : warabbuka yakhluqu maa yasyaau wayakhtaaru maa kaana lahumu lkhiyaratu subhaanallaahi wata'aalaa 'ammaa yusyrikuun [Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)]

Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger