Sungguh, aku mencintai mereka yang hadir dalam hidupku dengan sepenuh hatiku.
Kebahagiaan mereka, kebahagiaanku juga. Duka nestapa mereka, kesedihanku juga. Pengorbanan mereka belum sanggup aku untuk membalasnya dengan persembahan terbaikku.
Sungguh, aku mencintai kalian dalam diamku, aku menyayangi kalian dalam wajah dinginku, aku menyangga kesedihan kalian dalam do'aku. Walau jarang aku menyapa, walau jarang aku berkata, walau jarang aku tertawa, sungguh, aku selalu hadir di dekat kalian.
Melihat mereka, merasakan rasa mereka, sering menghadirkan keharuan yang menyeruak di sudut sunyi hati ini. Rasa sesak di dalam dada dan terkadang memaksa sudut mata ini untuk menitikkan sebulir air. Entah apa namanya…. air mata keharuan, air mata kesedihan atau sekedar air mata kecengengan belaka.
Lebih sedih lagi, kalau kulihat diri ini sendiri, kalu kulihat hati ini sendiri.
Sungguh… dalam hati ini masih banyak tersimpan noda dan dosa.
Sungguh… dalam hati ini masih banyak tersimpan cela.
Sungguh… dalam hati ini masih banyak tersimpan gelegak nafsu yang membara.
Sungguh… dalam hati ini masih banyak tersimpan bahan bakar neraka.
Entahlah.....