Surabaya mulai menggeliat
setelah tidur lelapnya semalaman, meski tak benar-benar lelap dalam tidurnya,
sebab cukup banyak juga yang malah terjaga karena tugasnya di dunia yang malam
atau bahkan hidupnya memang di dunia malam.
Setiap orang mulai
sibuk dengan aktivitasnya masing-masing dan mungkin demikian juga dengan
Panjenengan. Kalau Panjenengan keluar rumah entah untuk aktivitas apa pun yang
mengharuskan melintasi jalanan dari kediaman ke tempat tujuan masing-masing,
cobalah amati setiap orang yang Panjenengan temui di jalan dan tentunya juga
Panjenengan sendiri, kira-kira berapa persenkah yang di wajahnya tersungging
sebuah senyuman ?
Ya… senyuman. Bukan
hal yang sederhana orang bisa tersenyum di pagi hari di awal hari di saat harus
keluar dari rumah beraktivitas dengan rutinitas yang sudah menunggu yang kadang
membuat jemu. Bukan hal yang mudah pula melahirkan sebuah senyum di awal hari
yang mungkin penuh ketergesaan dan kepanikan saat terlambat mengawali
aktivitasnya masing-masing. Bukan hal yang gampang pula untuk bisa tersenyum di
tengah belitan perasaan dan pikiran yang belum bisa berjeda dari problematika
yang belum terlihat ujung pangkalnya.
Senyum pun harus
dilatih. Senyum untuk menyapa seluruh malaikatNya yang dengan setianya mengurusi
segala kebutuhan kita. Senyum untuk menyapa segarnya udara yang keluar masuk
hidung kita. Senyum untuk menyapa bumi yang selalu setia mengijinkan kehidupan
berada di atasnya walau terlalu sering kehidupan itu merusak dirinya. Senyum
untuk menyapa sang mentari yang terus berdharma bagi kehidupan bumi. Senyum
untuk menyapa angkasa yang tak hentinya menyelimuti bumi dengan dekapan
sayangnya. Senyum untuk menyapa air yang menyucilarutkan segala kotoran. Senyum
untuk menyapa seluruh tubuh, organ dan sel jazad kita sebagai kendaraan dalam
mengarungi kehidupan dunia. Senyum untuk menyapa seluruh jiwa yang bersemayam di
dalam badan kita agar tak berulah dan mau bekerja sama memproduksi kebaikan.
Senyum untuk menyapa pikiran kita agar tak membelenggu denganberbagai prasangka
buruknya. Senyum untuk menyapa perasaan kita agar memantulkan keceriaan,
kegembiraan dan kebahagiaan.
Namun yang utama dan
pertama semestinya adalah senyum untuk menyapa DIA, Gusti kita, Allah yang
telah, sedang dan akan selalu melimpahkan anugerah yang tak terkira jumlahnya
dan tak terdustakan nikmatnya kepada kita. #Matur nuwun Gusti untuk segala kisah
yang Engkau takdirkan atas peranku ini, aku terima dengan penuh syukur dan cinta
dan aku berjanji untuk lilo dan legowo dalam menjalaninya hingga batas
akhir selesainya peranku. #Diriku yang paling dalam rela dan bahagia dikejar-kejar rejekiMu yang berkah untuk bekalku ibadah.
Senyum itu memancing
bahagia dan bahagia itu salah satunya kalau bisa membahagiakan orang lain siapa
pun itu, #jareku, biasanya saya
senyum sambil melempar doa. Pagi-pagi lihat para orang tua bersibuk ria
mengantar anaknya sekolah, senyum ikut berbahagia merasakan perjuangan orang tua
sambil melempar doa semoga keluarganya berkah, orang tuanya sabar dan anaknya
berbakti. Lihat orang jualan apa pun, senyum lagi ikut merasa bahagia mempunyai
sarana penghidupan sambil melempar doa semoga dagangannya laris manis. Lihat
mereka yang sudah berpakaian rapi menuju tempat kerjanya masing-masing, senyum
ikut merasa bahagia memiliki perkerjaan tetapnya sambil melempar doa semoga
lancar dan selamat sampai di tujuan. Menurunkan anak di depan sekolah, senyum
ikut bahagia merasakan semangat belajar siswa-siswanya sambil melempar doa
semoga semua siswa ilmunya berkah, seluruh warga sekolah berkah hidupnya, sehat
dan selamat. Dan begitu seterusnya.
Pokoknya lempar doa
saja sebanyak-banyaknya, di mana saja dan untuk siapa saja, kemudian rasakan
bedanya. Lebih bagus lagi kalau memang dimampukan dalam wujud nyata untuk
menghebatkan, mengenyangkan, memakmurkan, mencerdaskan, memberdayakan dan
mencerahkan sesama dalam arti seluas-luasnya.
Kira-kira
begicu.
Untuk sebuah SENYUM,
tidak usah berPIKIR. SENYUM sajalah di hadapan-NYA, maka DIA pun akan terSENYUM
di HATI kita dan LIHATlah, akan banyak orang tersenyum pada kita, akan banyak
situasi menyambut dengan senyum pula dan semesta pun ikut tersenyum bahagia. #Jareku