Home » , » Olah RAGA

Olah RAGA

Written By BAGUS herwindro on Jan 21, 2013 | January 21, 2013

Jangan mikir terus, olah raga biar gak cepat mati.

Mendengar kalimat ini, yang terbetik pertama kali di kesadaran adalah bahwa ini adalah kalimatnya manusia atau bahasa manusia yang mengingatkan urusannya manusia. Mati adalah batas usia dan itu adalah urusan Tuhan, namun usaha untuk menjaga kesehatan adalah urusannya manusia dan harus diusahakan sebaik mungkin, salah duanya adalah dengan tidak banyak berpikir sesuatu yang seharusnya tidak usah dipikir dan dengan berolah raga dalam rangka menjaga kesehatan.

Weleh-weleh… tak terhiraukan selama ini masalah olah raga untuk mengimbangi akal yang terus menerus berpikir dengan produksi pikiran yang tak selalu dan tak semua baik, bahkan kecenderungannya adalah banyak yang kurang baik.

Yang tak kunjung mau “eling dan waspadha” biasanya yang kalah pertama kali adalah badannya alias fisiknya atau jazadnya sebagai lapisan terluar dari manusia. Saat manusia sakit, sebenarnya tak bisa dikatakan benar-benar sakit sampai benar-benar tak ada faktor di luar tubuh fisiknya yang mempengaruhi dan itu sangat jarang terjadi. Kehidupan di jaman sekarang dengan jumlah manusia yang semakin banyak, tingkat persaingan yang begitu tinggi yang tentu saja dengan ragam persoalan yang semakin banyak, sering menyisakan kelelahan jiwa yang sangat jika tak ada kesadaran untuk sumeleh alias kerelaan menerima apa pun kondisi yang ada.

Namun sumeleh atau kerelaan itu jangan diartikan sebagai sikap diam terhadap apa pun atau siapa pun meski itu tak baik misalnya, tetapi kerelaan itu berarti tidak ada muatan emosi negatif yang menyertai suatu kondisi dalm arti perasaan tetap baik meskipun kondisi yang ada direspon sebagai sesuatu yang tidak baik oleh pikiran. Andai ada orang yang menyalahi/menyakiti diri kita, sumeleh atau rela berarti memaafkan orang tersebut dan itu tidak berarti melupakan, sebab peristiwanya tentu saja masih terekam di ingatan namun yang terpenting adalah bahwa muatan emosi negatifnya telah ternetralkan. Kok yang tidak mengenakkan, yang kelihatannya enak saja bisa jadi penyakit kok. Contohnya, jatuh cinta. Jatuh cinta itu bisa jadi penyakit lho kalau tidak bisa sumeleh, setiap teringat bisa deg-degan, lha kalau terus dibiarkan bisa kena penyakit jantung itu minimal bisa terkena syndrome malarindu… he… he… he… Begicu.


Kalau diurutkan kira-kira seperti ini :

Sumeleh atau kerelaan itu adalah akhlaq dan itu adalah ekspresi dari hati yang éling / ingat / sadar / taqwa. Saat sebuah situasi direspon oleh pikiran sebagai suatu beban / hambatan / halangan yang tentu saja tidak mengenakkan, sedangkan pada saat itu kondisi  kesadaran hati sedang terbenam, maka yang terekspresikan tidak mungkin kerelaan atau sumeleh melainkan adalah yang sebaliknya yaitu keluhan dan itu pasti hanya akan membuat kondisi perasaan yang tidak nyaman yang pada akhirnya akan memperkuat respon pikiran menjadi  semakin tidak baik. Saat itulah titik awal terjadinya rasa sakit, sebab saat itu biasanya terjadi kekacauan pola energi tubuh [hayat] yang apabila tidak segera diselaraskan kembali akan sangat berpengaruh buruk pada tubuh fisik [jazad]. Ogan-organ tubuh akan mengalami degradasi dengan tidak berfungsi secara optimal sebagaimana default kodratnya. Tidak bisa sumeleh terhadap suatu kesalahan atau perbuatan dosa yang pernah dilakukan, juga sangan berkemungkinan untuk mengalami hal yang serupa.

Titik awal itu tentunya akan terekam pula dalam ingatan, sehingga saat di waktu lain ada pemicu yang serupa, rekaman itu akan muncul kembali dan akan terjadi pula pengulangan kekacauan energi yang pada akhirnya mendegradasi fungsi organ tubuh hingga sakit.

Yang responnya spontan biasanya pusing, sesak napas, mual, shock, lemas dan bahkan pingsan. Sedangkan yang responnya lambat biasanya muncul berupa diare, obesitas, impotensi, alergi dan sering juga terdeteksi sebagai penyakit dalam seperti hipertensi, hepatitis, diabetes, kanker dan sebagainya.


Penumpukan dan pengurasan energi

Dalam kondisi normal, energi tubuh terus menerus bersirkulasi ke seluruh bagian tubuh secara merata. Namun karena adanya faktor pemicu yang merupakan titik awal kekacauan energi sebagaimana yang tersebut di atas, energi tubuh tersebut bisa jadi menumpuk atau mungkin juga terkuras dan pada waktu berikutnya akan menimbulkan gangguan secara fisik. Menumpuk itu bisa divisualkan seperti bentuk cembung, sedangkan terkuras seperti bentuk cekung.

Salah satu contoh sederhana penumpukan energi adalah saat cemas menghadapi sesuatu, kekacauan energi tubuh akan membuatnya mengalir hanya di satu area saja yaitu di sekitar diafragma, sehingga di diafragma akan terjadi penumpukan energi yang akan mengakibatkan gangguan fisik di sekitas diafragma seperti jantung berdetak lebih kencang atau sesak nafas atau mual atau perut mulas. Bila hal tersebut dibiarkan saja, dalam arti kecemasan itu dipelihara bisa jadi dalam jangka panjang seseorang akan terkena gangguan jantung, astma atau mag kronis, bahkan sampai paranoid.

Sedangkan salah satu contoh sederhana pengurasan energi adalah saat terjadi keterkejutan luar biasa dalam menggapi suatu peristiwa dalam arti sampai mengguncang jiwa. Biasanya akan langsung terjadi pengurasan energi di seluruh tubuh yang akan menyebabkan shock atau bahkan pingsan.

Sebenarnya memang ada teknik-teknik praktis dalam kondisi kritis yang bermanfaat untuk menangani penumpukan atau pun pengurasan energi, hingga sirkulasi energi kembali lancar, namun tidak dalam bahasan ini, sebab secara preventif bisa diminimalisir dengan rutin berolah raga.


Olah Raga

Olah raga di samping dari segi fisik memang bermanfaat untuk memadatkan massa tulang dan otot, memperlancar peredaran darah dan pernafasan, dari segi energi pun olah raga membantu menyelaraskan sirkulasi energi ke seluruh tubuh, mengurangi penumpukan energi serta menutup pengurasan energi.

Hal tersebut efektif terutama untuk olah raga dengan gerakan yang mengaktifkan seluruh persendian tulang sesuai bentuk sendinya masing-masing dan contoh gerakan tersebut adalah gerakan shalat. Maka shalat dengan minimal empat rakaat biasanya sangat membantu terjaganya keseimbangan dan keselarasan energi tubuh. Namun jangan sampai melakukan shalat dengan niat berolah raga, namun gerakan shalat dapat diadopsi sebagai gerakan olah raga, insya Allah akan besar manfaatnya.

Maka olah raga memang efektif untuk mengimbangi belum mampunya seseorang untuk bisa sumeleh, sehingga jazad atau tubuh fisik secara preventif lebih terjaga kesehatan dan kebugarannya. Minimal, fisiknya bisa lebih sehat dan bugar, walau pun jiwanya belum bisa seperti itu.


Angka 9

Jangan tanya kenapa dengan angka 9, ini hanya soal kebiasaan saya menghitung dengan bilangan 9 ~ katanya efektif untuk mengeluarkan energi yang kurang baik dan selanjutnya pada putaran 9 berikutnya berfungsi untuk menyerap energi yang lebih baik. Mungkin kalau ada yang mau meniru ya monggo

Pertama, stretching

Saya biasa mengawali dengan melakukan peregangan otot secara urut, mulai badan, tangan dan kaki.

Kedua, putaran sembilan

Memutar / menggerakkan bola mata melingkar ke arah kanan 9x dan kemudian ke arah kiri 9x.
Memutar leher ke arah kanan 9x dan kemudian ke arah kiri 9x.
Memutar pangkal lengan ke arah belakang 9x dan kemudian ke arah depan 9x.
Memutar pinggul ke arah kanan 9x dan kemudian ke arah kiri 9x.
Memutar lutut ke arah kanan 9x dan kemudian ke arah kiri 9x.
Memutar tumit dengan bertumpu pada jari kaki, ke arah luar 9x dan kemudian ke arah dalam 9x.
Berdiri tegak, angkat kedua tangan ke atas sejajar telinga, bungkukkan badan hingga ujung jari menyentuh lantai [kalau bisa mencium lutut], kemudian jongkok [kedua tangan lurs ke depan], membungkuk lagi dan kemudian menegakkan badan dengan tangan terangkat ke atas seperti semula, 9x.

Ketiga, gerakan pegas

Monggo kalau berkenan bisa langsung ke TKP (Tempat Koleksi Posting) : http://denmasbagus.blogspot.com/2012/07/segar-bugar.html


Yang khusus…

Ada olah raga yang sederhana namun efektif dalam rangka menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, namun tentu saja apabila dilakukan dengan benar. Olah raga itu adalah push-up. Push-up 100X ? He… he… he…

Saat melakukan push-up, tumpuan berat badan tubuh adalah di kedua tangan, sedangkan kontraksi otot `kan terjadi hamper di seluruh bagian tubuh, yaitu otot lengan, otot punggung, otot perut dan otot kaki, yang tentu saja sangat bermanfaat untuk mengencangkannya. Efektif dalam menjaga tulang punggung tetap tegak dan efektif juga untuk meratakan perut yang buncit.

Sebuah studi dari University of Greifswald yang dilakukan selama tujuh tahun, menunjukkan bahwa rajin melakukan push up dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh. Testosteron ini berfungsi mencegah risiko diabetes, hipertensi, dan obesitas.


Maka...


Saat saya merasa sakit, hal pertama adalah mewaspadai diri saya sendiri, adakah suatu hal yang belum bisa saya relakan ? Seandainya saya berani jujur menelusuri dan ternyata menemukan hal-hal yang belum bisa saya relakan, maka saya berusaha rela bahwa saya velum bisa merelakan. Hingga, paling tidak saya merasa rela menerima rasa sakit saya sebagai bentuk kasih sayangNya Gusti Allah untuk melebur dosa saya karena belum bisa rela menerima ketentuan takdirNya. Kira-kira begitu



Terakhir…

Semoga DImampuKAN untuk selalu rutin berolah raga apa pun itu bentuknya dalam rangka menjaga amanah raga yang memfasilitasi diri kita untuk berbuat kebaikan sebagai abdinya Gusti Allah selama masih ada ruang dan waktu bagi diri kita.

Semoga pula DImampuKAN untuk bisa sumeleh atau berserah diri di hadapanNYA dengan selalu merespon setiap detik kehidupan yang telah digariskanNYA untuk kita dengan akhlaq sabar, syukur dan ridho. Aamiin 1717X.

.:: Segala peristiwa, semua fenomena dan seluruh kisah nyata yang terhampar akan tersia begitu saja saat tak ada kesadaran meremah hikmah yang pasti dan selalu ada menyertainya, bahkan justru di sudut-sudut kecilnya yang sering tak terhiraukan. ::.

Demikianlah.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger