Home » » Rugi jadi rakyat di republik ini ...

Rugi jadi rakyat di republik ini ...

Written By BAGUS herwindro on Dec 18, 2007 | December 18, 2007

Pengalamanku kerja selama kurang lebih enam tahun ini banyak membuka mataku terhadap berbagai kondisi nyata yang terjadi dan menjadi bagian dari carut marutnya negeri ini. Setelah kurenungkan secara tidak mendalam dan dengan tidak menggunakan metode ilmiah, aku bisa mengambil sutau kesimpulan yang tidak signifikan bahwa jadi rakyat biasa di republik ini banyak ruginya. Mungkin karena itulah di republik ini ada orang-orang yang dengan gagah berani memproklamirkan Republik MIMPI ..... :D, dengan presidennya yang bernama Si Butet Yogya dan wakilnya yang bernama Jarwo Kuat.

Ngelantur dikit : apa bedanya antara acara Republik Mimpi dengan acara Empat Mata ? Jawabnya : Kalo Republik Mimpi acaranya sukses karena personil acaranya menertawakan orang lain, tetapi kalo Empat Mata acaranya sukses karena pembawa acaranya menertawakan dirinya sendiri. (puas...puas.... ?!! sobek-sobek mulutmu !!!)

Betapa tidak banyak ruginya kalo (yang tercatat) :

1. Penyelenggaraan republik ini secara finansial didanai dari pendapatan pajak, retribusi dan berbagai pungutan yang lain, yang notabene didapat dari rakyat.

2. Penyelenggara republik ini baik dari unsur eksekutif, legislatif maupun yudikatif termasuk TNI/Polri mendapat gaji, berbagai tunjangan termasuk dana taktis dan berbagai fasilitas (mestinya uang rakyat juga), sedangkan rakyat biasa yang tidak termasuk tiga unsur tersebut tidak memperoleh apa pun (gaji, berbagai tunjangan termasuk dana taktis dan berbagai fasilitas).

3. Unsur eksekutif yang ada di dinas, departemen maupun birokrasi pemerintahan yang lain, yang dalam hal ini berurusan dengan masalah perijinan dan pembuatan dokumen, sangat potensial mendapatkan tambahan penghasilan (tidak resmi) dari rakyat yang mengurus perijinan atau dokumen. Standar pelayanan pasti ada (tapi biasanya tidak praktis, banyak meja), biaya administrasi resmi juga ada tetapi kalo bisa lama kenapa harus singkat ? Rakyat yang kepepet (terkondisi/dikondisikan) keluar uang lagi untuk mempercepat.

4. Penyelenggara republik ini bila melakukan belanja barang pasti ada proses tender/lelang pengadaan barang. Perusahaan rekanan yang menang baik yang fight apalagi yang diatur pasti ada setoran fee untuk : panitia lelang, pimpro, dinas, ka. dinas. Mencairkan uangnya pun harus ada setoran fee untuk bendahara dan aparat KPKN/KASDA. Aparat dapat duit lagi, perusahaan rekanan dapat laba, rakyat biasa – ora oleh opo-opo. (walaupun nilai tambah untuk rakyat mungkin ada, tapi secara langsung tidak pernah dapat duit langsung seperti aparat pemerintahan, bondo dewe lan mbandani negoro)

5. Penyelenggara republik ini bila melakukan belanja pembangunan fisik pasti ada proses tender/lelang pembangunan fisik. Perusahaan rekanan yang menang baik yang fight apalagi yang diatur pasti ada setoran fee untuk : panitia lelang, pimpro, dinas, ka. dinas. Mencairkan uangnya pun harus ada setoran fee untuk bendahara dan aparat KPKN/KASDA. Aparat dapat duit lagi, perusahaan rekanan dapat laba, rakyat biasa – ora oleh opo-opo maneh.

6. Di pusat pemerintahan sana diserukan hemat energi, tetapi para pejabatnya, yang terhormat para wakil rakyat rumahnya full AC lengkap dengan peralatan elektronik terbaru – di kantor juga full AC soalnya tiap hari pake jas jadi ruangannya harus dingin biar engga sumuk, itu pun biasanya rekening listriknya termasuk dalam anggaran negara (dibayari rakyat lagi... cape deh...). Sedangkan rakyat biasa di pelosok-pelosok Indonesia banyak yang di rumahnya tidak ada peralatan elektroniknya, paling juga hanya kipas angin.

7. BBM disubsidi, tapi buat rakyat biasa – engga begitu ngaruh, soalnya punyanya paling juga sepeda motor yang sekali isi penuh cuman 5 liter, apalagi di pelosok-pelosok Indonesia, punya sepeda angin aja sudah untung. Sedangkan para penyelenggara negara BBM engga masalah apalgi yang pake mobil dinas, kan BBM-nya sudah dianggarkan (dibayari rakyat lagi... cape deh...).

8. Ada lagi sekarang, konversi minyak tanah ke gas (LPG), dengan alasan pengurangan subsidi. Negeri kita ini penghasil minyak bumi yang jumlah kandungannya sangatlah besar. Secara logika, dengan kelimpahan tersebut mestinya tidak perlu mengimpor minyak bumi dari luar sehingga berapa pun harga minyak bumi yang melambung di luaran sana, kita tidak akan terpengaruh. Tetapi mengapa kita jadi pengimpor minyak bumi ? Apakah kontrak dengan perusahaan asing yang mengeksplorasi minyak di negeri ini yang engga beres, sehingga sangat-sangat merugikan kita ? Ataukah ada unsur fee yang selalu menjadi lahan pengeruk keuntungan pribadi bagi para pejabat di negeri ini, sehingga meskipun ada kontrak yang merugikan asalkan urusan fee beres, dijamin lancar.

9. Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh penyelenggara republik ini selalu ada acara makan-makan dan itu dananya tidak sedikit, sedangkan di seluruh pelosok Indonesia masih sangat banyak yang untuk makan sehari sekali saja susah.

10. Para pejabat pemerintahan, para anggota legislatif, para anggota TNI/Polri (dari semua pangkat) biasanya bila mempunyai permasalahan dengan pihak lain pasti menggunakan pendekatan kekuasaan – sesuai jabatan atau pangkat yang disandangnya untuk menekan pihak lain. Salah satu contoh nyata yang pernah saya temui di samping contoh-contoh lain adalah salah seorang pamen TNI yang kurang berkenan dengan pelayanan salah seorang pramuniaga di butik sebuah plasa di Surabaya. Maka yang terjadi adalah dia mengumbar amarah dengan menyebut-nyebut siapa dirinya, menyebut pangkatnya, bahkan anaknya yang masih kecil pun ikut komentar “Berani dia Pa... sama kita !” Bukankah aparat keamanan itu tugasnya menjaga/mengayomi rakyat yang menggaji mereka, kok malah menakut-nakuti rakyat dengan pangkatnya, dengan seragamnya ??? Sungguh terlalu !!!

10. Kasus apa pun di negeri ini pasti bisa dijadikan uang oleh para aparat birokrasi, keamanan, hukum dan penegak hukum. Mau contoh ? Cari sendiri saja, banyak kok di sekitar kita

11. Dan sebagainya.....


Wis pokoké tetap alhamdulillah….

Kalo misalnya kita jadi rakyat biasa yang terpinggirkan oleh sistem sosial ekonomi negeri kita sendiri, kalo kita diyatimkan oleh sejarah bangsa kita sendiri, berarti kita sedang disayang Gusti Allah dengan dilatih agar tidak menggantungkan diri pada siapa pun dan pada apa pun, hanya Allah-lah tempat bergantung kita yang sejati.

[Q.S. An Ikhlas (112) : 2] Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

[Q.S. An Nisaa’ (4) : 45] Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).

Dan kalo kita jadi rakyat biasa yang tidak punya apa pun yang bisa kita andalkan selain Gusti Allah, bersyukurlah karena kita pun hakikinya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, berarti Allah sedang melindungi kita dari rasa sombong, rasa berkuasa, rasa gagah terhadap sesuatu yang mungkin sementara kita sandang.

[Q.S. Al Isra’ (17) : 37] Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.

[HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii'] Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa illaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)

Wis, sepisan maneh, bagaimana pun kondisi kita pokoké tetap alhamdulillah karena pasti nikmat yang kita terima dari Allah dalam setiap detik kehidupan kita engga bakalan bisa kita hitung.

Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger