Setelah sekelumit
kisah meluncur dadi bibir si Tara yang mebuatku lagi-lagi terharu dan segera
ingin berbagi solusi sebisaku yang sampai saat ini pun pikiranku belum bisa
lepas dari hal itu [Pak BeYe,
PakDHE Karwo, Bu Risma, Pak CAMAT dan Pak LURAH, bagaimana ini ? masih banyak
lho di wilayah Panjenenengan semua ? Tentang apa sih ? Ah… nantilah
lengkapnya.], maka kemarin sore setelah itu kuajak si mBak Tara,
Kakak Alia dan Dik Aji untuk menikmati kopi dengan cara kuno namun mengasyikkan
caranya dan menikmatkan rasanya.
Pada masa yang
telah lalu, ketika belum ada yang namanya gula pasir, masyarakat kita tempo doeloe itu khususnya di daerah jawa
tengah, kalau membuat minuman hangat entah itu wedang jahe atau wedang kopi
tanpa memakai gula, jadi ya jahe atau kopi saja dengan dituang air mendidih dan
disajikan bersama dengan potongan kecil-kecil gula aren atau bisa juga gula
kelapa [gula merah].
Ingin mencoba ?
Buat saja kopi seperti biasanya namun jangan diberi gula pasir. Kemudian sebelum
meminum atau menyeruput kopi itu,
kunyahlah lebih dahulu gula aren atau gula kelapa di dalam mulut baru kemudian
kopinya diseruput hingga gulanya
tercampur dengan kopi di dalam mulut. Nikmati rasanya kemudian baru
ditelan.
Monggo kalau mau, ayo ngopi AREN bareng di kediaman saya
seperti biasanya sambil ngobrol ngalor
ngidul.
Atau Panjenengan
mau mencoba sendiri di rumah, silahkan, pasti rasanya pahit manis di dalam
mulut. Tentu saja sePAHIT yang membaca tulisan ini dan seMANIS yang memposting tulisan
ini, he... he... he...
SELAMAT
MENCOBA.