Ya… copy–paste saya kira merupakan suatu
istilah yang sangat familiar bagi para pengguna komputer. He… he… he… familiar juga bagi para siswa atau mahasiswa dalam
mengerjakan tugas belajarnya, copy-paste punya teman terus
dimodifikasi sedikit, tetapi terus terang yang itu bukan pengalaman
pribadi saya, itu pengalaman teman saya, bukannya saya sok rajin mengerjakan tugas sendiri, BUKAN, tetapi memang saya tidak pernah mengerjakan tugas, itu saja masalahnya. Maaf kemabli fokus.
Copy digunakan untuk
menduplikasi suatu data digital dan paste digunakan untuk meletakkan/menempelkan hasil
duplikasi tersebut.
Sistem Copy–Paste tersebut sebenarnya bisa kita
tiru untuk kita terapkan pada diri kita sendiri, khususnya untuk menjaga mood kita, terutama sebagai sarana
berlatih mengendalikan perasaan kita sendiri. Seperti
mungkin yang sering kita rasakan, bahwa dalam satu hari perasaan kita sering
sekali berubah-ubah, terlebih lagi bagi yang dasarnya memang sensitive terutama
yang masih bersifat kekanak-kanakan, hal kecil saja sudah langsung mengubah
perasaannya menjadi tidak enak. Ya… senang, susah, jengkel, marah, gembira dan kawan-kawannya itu silih
berganti sering menghampiri diri kita.
Mengapa kita harus terampil mengendalikan perasaan ? Sebab PerUBAHan peRASAan yang drastis akan pula mengUBAH PIKIRan kita dan persepsi kita tentang
suatu REALITA. Lebih jauh, bahkan akan mengUBAH pula
priLAKU kita.
Tanpa disigi (survey) sekali pun, saya kira 100% orang pasti
akan memilih perasaan yang positif [seperti tenang, fokus, rela, sabar,
syukur,rela, bahagia dan cinta] dibanding dengan
perasaan yang negatif [seperti galau, kecewa, malu, sedih dan marah].
Maka saat perasaan kita sedang negatif, ingat saja suatu
peristiwa atau kejadian yang telah lalu yang bermuatan perasaan positif,
hadirkan perasaan itu, copy dan
kemudian paste-kan ke perasaan kita
saat ini yang sedang negatif tersebut. Insya Allah, perasaan negatif tadi
akan langsung berubah menjadi positif, sehingga pikiran
kita pun menjadi positif dan tindakan/prilaku kita tentunya juga akan menjadi
positif. Silahkan
dirasakan sendiri nikmatnya berperasaan positif sekaligus berpikiran positif dan
berprilaku positif.
Yang kita copy tidak
harus perasaan yang berkebalikan dari apa yang sedang
kita rasakan, pokoknya bisa perasaan positif yang manapun, seperti bahagia,
tenang, syukur atau pun cinta.
MISAL
Kalau anak sering menggoda emosi, kenapa tidak
kita ingat saja saat dia lahir, bagaimana bahagianya perasaan kita saat itu,
penuh syukur, intensitas perhatian kita padanya tinggi. Copy-paste itu agar
perasaan kita kembali penuh rasa syukur, kebahagiaan dan cinta kepada anak
kita. Kalau senyum sudah tulus terkembang tulus di
bibir, tidak dominan ingin dimengerti melainkan mau juga mengerti, maka biasanya
komunikasi dengan anak menjadi baik karena anak merasa penuh diperhatikan oleh
orang tuanya.
[KeBUTUhan UTAMA seorang ANAK adalah "RASA AMAN"
melalui Cinta, Penerimaan dan Penghargaan ORANG TUAnya. Kalau itu kurang atau bahkan tidak ada, dia
akan mencari perhatian orang tuanya dengan berbagai
cara. Bila itu berhasil, dia akan mengulangnya di lain
waktu. Bila hal itu berulang terus, maka akan menjadi
prilaku atau kebiasaan yang bisa terus terbawa hingga usia dewasa.]
Kalau sering berkonflik dengan suami/isteri,
kenapa tidak diingat saja perasaan saat awal-awal pernikahan, penuh suka cita,
bahagia dan cinta. Suami dan sekaligus isteri harus
bisa bersama-sama meng-copy-paste
perasan positif itu dan terus menambah intensitasnya dan tentu saja harus mau
membuka diri, bicara dari hati kehati dengan prinsip kesetaraan.
[BENAR adalah BENAR. Hakikinya BENAR adalah ia sebagaimana adanya. Namun kala BENAR dilabeli oleh KU,
maka biasanya merupakan awal dari KONFLIK dengan saling memperSALAHkan. BenarKU
tanpa mau mengapresiasi benarKU-nya yang lain, apalagi
tanpa keJUJURan dan keSUNGGUHan untuk BENAR itu sendiri, pasti jadinya
perTENGKARan, perMUSUHan, pePERANGan, peNISTAan, perPISAHan dan seterusnya.
NAMUN, kala SALAH dengan jujur dilabeli oleh KU, hingga salahKU bertemu dengan
salahKU-nya yang lain, biasanya BENAR akan muncul
dengan sendirinya, karena jadinya adalah perMAAFan, perDAMAIan, perSAHABATan,
perSATUan, keMESRAan, keSETARAan dan seterusnya.]
Kalau lagi dalam posisi sulit apa pun itu dan rasanya semua
jalan yang kita tempuh buntu, ingat saja pada saat kita pernah mengalami
kesulitan dan tiba-tiba saja ada pertolongan dari siapa pun itu atau dalam
bentuk apa pun itu, tentu rasanya lega sekali, penuh rasa syukur dan bahagia.
Copy-paste saja
perasaan itu, tingkatkan intensitasnya, pasrah dan relakan semuanya kepada
Tuhan. Perhatikan setelahnya.
[Berkali DIcoba, berkali DIkuatkan dan berkali pula
DIlampaukan. Kenapa masih
RAGU ? SEMOGA tak sedang DIacuhkan. SEMOGA
DIyakinkuatKAN.]
Dieksplorasi sendiri saja, masih banyak yang
semacam itu.
CARA
Caranya sebenarnya sederhana, hanya perlu
kemauan untuk terus menerus berlatih hingga nantinya terampil dalam
mengendalikan perasaan agar kalau bisa selalu berperasaan positif.
Dua. Jangan lupa menautkan diri pada Tuhan, sebab DIA lah yang sejatinya selalu menggerakkan perasaan kita. Serahkan dan pasrahkan segala permasalah yang menyebabkan perasaan kita negatif kepada DIA, mohon ampunan-NYA dan terimalah diri kita sendiri sepenuhnya dengan kesadaran bahwa mungkin permasalahan dan perasaan seperti itulah yang sedang ditakdirkannya kepada diri kita yang pasti ada hikmah di baliknya. [Misal : Ya Allah meskupun saat ini aku sedang … (marah/malu/sedih/yang lainnya, sebutkan), aku menerima diriku sepenuhnya, aku pasrahkan semua padaMU, aku mohon ampunanMU dan berilah aku yang terbaik menurut pengetahuanMU yaa Allah.]
Tiga. Hadirkan ingatan tentang peristiwa/kejadian yang menimbulkan perasaan positif pada diri kita. Rasakan dan tingkatkan intensitas perasaan positif itu. Niatkan saja untuk meng-copy perasaan positif itu [bisa dibantu visualisasi menekan tuts keyboard Ctrl+C untuk copy]. Kemudian baru niatkan untuk mem-paste perasaan positif itu ke dalam kesadaran kita hingga terasa menyatu [bisa dibantu visualisasi menekan tuts keyboard Ctrl+V untuk paste].
Empat. Bila perasaan negatif yang semula mendominasi kesadaran kita sudah mulai surut dan berganti dengan perasaan positif yang kita paste tadi, sudahi dengan kemabli menarik nafas panjang dan perlahan, serta hembuskan secara perlahan pula beberapa kali.
Lima. Ucapkan syukur pada Tuhan dan lanjutkan aktivitas sebelumnya sebagaimana biasa. [He… he… he… tapi kalau aktivitas sebelumnya adalah bertengkar yo jangan dilanjutkan rek…]
Catatan :
Jika perasaan negatif masih mendominasi dan belum bisa hilang,
berarti ada sesuatu yang salah dan parah pada diri Anda, maka segralah mencari
bengkel terdekat !!!
[Tiba-tiba KEBELET "BAB" pasti bikin repot cari WC,
namun setelahnya pasti LEGA luar biasa. KeLEGAan seperti itulah
yang seharusnya ditiru dan dicari metode internalnya pada diri masing-masing
orang untuk melepas setiap emosi negatif yang mampir pada perasaannya agar hidup
lebih HIDUP.]
Demikian.