Home » » MemperLAMBAT WAKTU, memperCEPAT menCAHAYA

MemperLAMBAT WAKTU, memperCEPAT menCAHAYA

Written By BAGUS herwindro on Apr 29, 2012 | April 29, 2012

Memperlambat waktu ? Memangnya waktu bisa diperlambat atau pun dipercepat ? Tentu saja tidak, namun begini Saudara, lambat atau cepatnya waktu itu merupakan salah satu fenomena yang direspon oleh rasa kita.

Misalnya, seseorang yang sedang menunggu apa pun itu seperti antri di bank, menunggu rekannya datang, di tengah kemacetan lalu lintas dan sebagainya, maka waktu akan terasa begitu lambatnya berjalan, terlebih lagi bila dia sedang terburu-buru. Namun sebaliknya mengerjakan suatu aktivitas yang disukai, maka biasanya dia akan merasa waktu begitu cepat berlalu.

Sebelum dilanjut, ada baiknya kita menyamakan persepsi dulu tentang ketergesaan dan penyegeraan. Apakan bedanya antara menyegerakan dengan tergesa-gesa ? Kalau menurut saya pribadi, menyegerakan itu adalah tidak menunda suatu aktivitas atau suatu perkara yang kita sudah dan cukup mampu untuk melakukannya, seperti menyegerakan shalat di awal waktu atau menyegerakan menikah. Tetapi kalau tergesa-gesa itu lebih bernuansa nafsu, sebab salah satu watak nafsu adalah tidak mau dibebani. Maka ketika ada suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, biasanya nafsu menolak, atau pun kalau melaksanakan, nafsu ingin segera menyelesaikan dengan segera bukan karena ingin memberikan yang terbaik kepada yang member kewajiban, melainkan karena ingin segera terbebas dari beban kewajiban.

Maka, waktu pasti akan terasa sangat lambat bagi mereka yang tergesa-gesa oleh nafsunya. Nafsu kita sendiri inilah yang sepanjang hidup selalu menjadi lawan tanding yang hebat. Saya sendiri sering begitu kewalahan menghadapi nafsu saya sendiri. Tetapi seperti biasanya saya selalu beralibi dengan meyalahkan setan.

Nafsu memang merupakan sebuah resiko bagi manusia sebagai konsekuensi dari diambilnya pilihan untuk menjadi kholifah. Namun demikian Gusti Allah juga mengkaruniakan software penyeimbangnya yaitu akal. Maka nafsu memiliki dua fungsi bagi manusia yaitu sebagai peMULIA dan juga sebagai pengHINA derajad manusia dihadapan Gusti Allah, tergantung pilihan yang diambil oleh manusia itu sendiri.


BERANGKAT DAN PULANG

Jalan Cinta dan Cahaya

Gusti Allah sangat cinta untuk dikenal, maka semesta ini pun dihamparkan Gusti Allah dengan CINTA-NYA agar nantinya makhluk-Nya juga mencintai-Nya. Gusti Allah telah memilih “kekasih-Nya” Kanjeng Nabi Muhammad sebagai “bahan baku” pertama bagi terciptanya semesta berikutnya, yaitu Muhammad yang belum berupa tubuh biologis manusia melainkan masih merupakan CAHAYA. Ya… Nur Muhammad namanya.

Jalan Cinta telah dihamparkan Gusti Allah untuk keberangkatan manusia, maka jalan cinta itu pula yang harus ditempuh oleh manusia untuk menuju kepulangannya kembali kepada-Nya.  Cinta kepada DIA dan tentu saja kepada KEKASIH-NYA.

Cahaya telah diawalkan-Nya dalam penciptaan semesta-Nya termasuk di dalamnya adalah manusia, maka tidak bisa tidak, jalan pulang kembali kepada-Nya juga harus ditempuh melalui cahaya.

Penggoda Mulia

Tak bisa dikatakan taat kalau tak ada yang ingkar, tak bisa dikatakan mulia jika tak ada yang hina, pun demikian dengan cahaya. Cahaya tak dikenali sebagai cahaya bila tak berada di kegelapan. Demikianlah, agar manusia mengenal cahaya dan pantas disemati kemuliaan oleh Gusti Allah maka DIA yang sangat mencintai manusia menokohkan salah satu makhluk-Nya sebagai sosok anti Cinta dan anti Cahaya yaitu Iblis dengan segala kesombongannya. Iblis dan bala tentaranya inilah yang berperan sebagai Penggoda Kemulian manusia.

Ringkasnya

DariNYA kita berangkat, kepadaNYA pula kita pulang. Dengan AKAL dariNYA kita diberi pilihan jalan pulang mana yang akan kita tempuh : jalan CAHAYA atau Anti Cahaya, dengan CINTA atau Anti Cinta. IBLIS pun diberi peran sebagi tokoh Anti CAHAYA yang mengajak Anti CINTA untuk memuliakan manusia, agar manusia mengenal CAHAYA dan menjadi DEWASA dengan melalui jalan CINTA. Takkan kenal cahaya kalau tak ada gelap.



CAHAYA

Cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik sekaligus sebagai bentuk energi. Konon katanya cahaya memiliki kecepatan tertinggi. Maka materi apapun jika bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka materi itu akan lenyap dan berubah menjadi energi, mencahaya. Cahaya itu abadi lho… sejak awal terbentuknya dunia dia tak pernah musnah.

Demikian pula yang dikiaskan dengan ruhani. Sebab ruhanilah yang sampai dan kembali kepada Gusti Allah, bukan bentuk jazadnya. Semua yang mempunyai jazad mempunyai kecenderungan untuk diberhalakan, dipuja-puja dan diandalkan. Maka, misalnya rejeki kita yang berbentuk materi, jangan semua dijazadkan adalam arti jangan semua yang dibelanjakan untuk kepentingan kita sendiri namun harus ada yang diruhanikan agar mencahaya, seperti misalnya disedekahkan atau dizakati. Yang mencahaya itulah yang akan sampai kepada Gusti Allah dan akan kekal dalam kekekalanNya.

Ringkasnya

Materi jangan semua dijadikan jazad yang berpotensi untuk diberhalakan, namun harus selalu ada bagian yang dirohanikan agar mencahaya dan mengabadi dalam keabadianNya.

Setahu saya, bahan baku asal semua makhluk ya cahaya itu tadi, namun mungkin setelah itu ada empat usur dasar yang terbentuk setelahnya, yaitu api, air, udara dan tanah. Kalau jin sudah jelas dari api, manusia dari tanah namun itu jazadnya, lha kalau ruhnya ? Ada yang tahu dari unsur apa ?

Saya juga tidak tahu, ini hanya kira-kira saja, bahwa Kanjeng Nabi itu tubuhnya harum walau tanpa parfum dan itu bukan dalam kiasan melainkan asli harum yang bisa terindra oleh para sahabat. Bau yang harum yang terindra oleh hidung, pastilah melalui udara. Maka mungkin saja ruh itu berasal dari unsur udara. He… he… he… makanya jangan sok suci kalau baru tidak mandi sehari saja badan baunya sudah luar biasa. Semakin tua ruhnya, semakin matang dan berkualitas ruhnya, bau badannya pun akan semakin harum walau tanpa parfum. Cukuplah tidak bau saja sudah Alhamdulillah.


MEKANIKA QUANTUM

Yang saya pahami sebagai orang awam adalah bahwa intinya semua yang bersifat materi bila terus dibagi atau dipecah-pecah menjadi bagian yang paling kecil, yang ada hanyalah “kosong” karena hanya berbentuk gelombang yang kemudian disebut dengan nama quark.

Jadi sebenarnya semua wujud materi ini tidak ada sebab semua materi disusun oleh sesuatu yang bukan materi, yaitu gelombang.

Hal lain adalah fenomena yang sangat nyata, meskipun belum dapat diterangkan oleh para ilmuwan, akan tetapi bisa diamati dan dimungkinkan sekali untuk mengembangkan teori lanjutannya tentang hal itu, bahwa kecepatan cahaya adalah tetap untuk semua pemantau / pengamat tanpa tergantung dari kecepatan dan arah dari pengamat itu. Einstein menerangkan bahwa ketika sebuah benda bertambah kecepatannya hingga mendekati kecepatan cahaya, maka panjang fisiknya berkurang dan massanya bertambah. Seperti yang kita kenal dengan nama black hole massa tak terbatas namun tanpa ukuran.

Ketika sebuah benda mendekati kecepatan cahaya, waktu menjadi melambat namun kecepatan cahaya tetap konstan. Bahkan jika sesuatu bisa bergerak mencapai kecepatan cahaya yang 186,000 mil/detik, maka waktu berhenti sama sekali baginya.

Cahaya  tidak memiliki waktu, karena mereka sendiri bergerak pada kecepatan cahaya sehingga waktu berhenti untuknya. Sebab itu mereka berada di mana-mana sepanjang jalurnya pada saat yang bersamaan, yaitu alam semesta ini. Begitu sebuah gelombang dilepaskan, dia akan hadir dimana-mana pada saat yang bersamaan. Dinyatakan secara lain, segala sesuatu di dalam alam semesta masa lalu, masa kini dan masa datang tersambung dengan segala sesuatu lainnya, dalam sebuah jejaring radiasi elektromagnetik yang melihat segala sesuatu pada saat yang bersamaan.

Maka misalnya memancarkan suatu radiasi dalam bentuk apapun, maka apa yang dipancarkan itu akan tersedia ke setiap titik di dalam alam semesta ini secara bersamaan, karena sebuah gelombang bergerak ke segala arah dan karena gelombang itu tidak mengalami waktu apapun maka gelombang itu akan langsung tersambung dengan tiap dan masing masing “sudut” alam semesta ini.


BERKEBALIKAN

Melihat fenomena bahwa cahaya tidak mengalami waktu alias waktu berhenti, maka semestinya hal tersebut bisa berlaku juga kebalikannya, yaitu bahwa semakin waktu bisa diperlambat bahkan mendekati berhenti maka kecepatannya akan semakin mendekati kecepatan cahaya. Apalagi kalau waktu bisa menjadi berhenti, maka pasti kecepatannya akan sama dengan kecepatan cahaya dan wujud fisik materi akan hilang dan berubah menjadi gelombang yang saat itu akan tersedia di setiap sudut alam semesta, tinggal di posisi mana di alam semesta ini yang dikehendaki oleh kesadarannya.

Kalau Kanjeng Nabi sudah tidak usah diomongkan, sebab Beliau adalah hakikatnya Cahaya itu sendiri dari Gusti Allah yang Maha Cahaya, maka tidak hanya dalam wilayah alam semesta yang ada realita ruang dan waktu tetapi Kanjeng Nabi bisa juga melipat dimensi ruhaniah dunia akhirat yang melingkupi dimensi alam semesta, bahkan dalam sekejap saja bisa sampai di hadapan Gusti Allah.
Ringkasnya

Kanjeng Nabi sudah mendengar langkah kaki Bilal di surga, bahkan Kanjeng Nabi pun sudah sampai di hadapan Gusti Allah.

Ruang dan waktu itu relatif, tak ada masa lalu, kini dan akan datang, selesai sudah, begitu berawal, saat itu juga berjalan sekaligus juga berakhir, bagai film dalam keping VCD - track mana yang sedang ditampilkan. Kesadaran yang meluas menjangkau itu semua, tak ada jarak yang jauh, tak ada waktu yang lama, bahkan para orang suci - tak ada waktu dunia tak ada waktu akhirat, sekejap saja sampai di hadapan Tuhan yang sejatinya TUHAN.


MemperLAMBAT WAKTU, memperCEPAT menCAHAYA

Kembali lagi ke awal-awal kalimat tulisan ini, bahwa nafsu bisa menjadi faktor yang menghinakan manusia atau bahkan bisa juga menjadi faktor yang memuliakan manusia, tergantung pilihan apa yang diambil oleh manusia itu sendiri. Di sinilah akal mempunyai peran pentingnya untuk menimbang sisi baik dan buruknya. Untuk menjadi mulia tidak bisa tidak, nafsu harus dikendalikan, harus diredakan dan dilemahkan agar tidak mendominasi.

Agama yang merupakan muatan informasi jalan mulia dari Gusti Allah mengajarkan berbagai metode untuk pengendalian nafsu tersebut, di antaranya melalui metode dzikir dan puasa.

Dzikir merupakan metode untuk fokus merasakan dan menyadari serta meleburkan diri dalam penyaksian terhadap Gusti Allah, yang berarti saat dzikir itu nafsu dilemahkan dengan tidak diberi perhatian. Begitu pun dengan puasa. Puasa merupakan metode melemahkan nafsu dengan cara mengurangi dan bahkan menahan segala hal yang disukai oleh nafsu meski dalam batas kewajaran hal tersebut boleh dipenuhi, namun saat berpuasa, yang diperbolehkan itu ditahan pemenuhannya. Bahkan bagi yang berpuasa sejati sepanjang hidupnya cakupannya lebih luas lagi, apa pun yang bisa menguatkan eksistensi dirinya pasti akan dijauhi, dia lebih memilih untuk menyusuri jalan sunyi untik mengabdikan hidupnya.

Karena godaan nafsulah, mereka yang berpuasa  merasa sangat lama untuk menunggu berbuka. Pun demikian dengan berdzikir. Nonton TV satu jam tak ada artinya, namun berdzikir 10 menit saja sudah terasa lama, shalat lima menit saja sudah luar biasa. Ternyata di situlah kuncinya. Harus sabar untuk menahan diri dan waktu pun akan terasa bergerak demikian lambatnya. Itulah jalan cinta sekaligus jalan cahaya yang diteladankan Kanjeng Nabi dan itulah yang harus ditempuh untuk kepulangan yang sejati.

[Banyak sebenarnya laku memperlambat waktu ini, yang bisa kita lihat efek sampingnya berupa berbagai keistimewaan, tetapi sekali lagi bukan itu yang dituju, sebab yang dituju hanyalah kembali menyatu dengan Gusti Allah, Tuhan Semesta Alam]

Ringkasnya

Salah satu makma SABAR adalah me-TAHAN DIRI dalam arti sempit maupun luas. TerNYATA, menahan diri berarti memperLAMBAT waktu pribadi yang berefek memperCEPAT gerak "quark atom" menuju kecepatan cahaya.  SABAR merupakan salah satu stasiun SPIRITUAL. Makin SABAR -> makin berCAHAYA -> makin SPIRITUAL -> me-SATU dengan TUHAN.


Kira-kira begitu.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger