Ini bukan hanya sekedar teori, tapi insya
Allah sudah beberapa kali teruji dalam laboratorium kehidupan, meski terbatas
pada kehidupan saya sendiri, jadi ya ndak usah protes kalau nantinya tidak
terbukti kala diuji pada kehidupan Panjenengan. Ya… hitung-hitung apa yang terpapar di sini bisa dianggap second opinion dari tawaran solusi yang
sudah Panjenengan pegang.
Begini Saudara… manusia itu lemah saat tidak dikuatkan oleh
Gusti Allah, sebab tak ada satu pun faktor kehidupan yang bisa dikendalikannya,
kalau pun toh ada, biasanya itu hanyalah seakan-akan dan bukan sesungguhnya
karena manusia itu sama sekali tak punya saham apa pun
atas kehidupan yang dilakoninya, semua terima jadi dari Gusti Allah. Ayo siapa
yang berani mengatakan kalau punya saham atas hidupnya sendiri, kalau bisa
mengendalikan jalan hidupnya sendiri ? Acungkan
jarinya, pengen tahu saya orangnya…
Coba saja, masalah rejeki, banyak mana rejeki yang masuk akal
atau yang tidak masuk akal ? Rejeki itu ndak hanya uang
lho ya… Orang ganteng dapat isteri cantik, itu namanya wajar
dan biasa, memang seperti itu dan itu termasuk rejeki yang masuk akal.
Tetapi kalau orang yang ndak ganteng dapat istri yang cantik,
itu yang namanya rejeki yang tidak masuk akal, rejeki yang datangnya melebihi
kapasitas kemampuan diri. Saya yakin kalau mau jujur,
pasti kalkulasinya lebih banyak rejeki yang tidak masuk akal bila dibandingkan
dengan rejeki yang masuk akal. Itu berarti, bagaimanapun, Gusti Allah itu
sangat sayang kepada diri kita, lha wong kita ini ada
kan diadakan olehNya, ibarat pesta, kita ini seperti tamu yang diundang oleh si
empunya pesta. Semua hidangan sudah disediakan sebelumnya, tinggal kita memilih
dan memilah sesuai kadar kebutuhan kita atau mengikuti
kadar keinginan kita.
Nah itulah yang menjadi dasar.
Saya yakin, bahwa bukan hanya saya saja,
tetapi Panjenengan pasti juga mengalami suatu masalah atau suatu siniasi yang
pelik, berat bin ruwet. [Gak usah protes kenapa kok
bukan situasi.] Nah, dalam siniasi yang seperti itu, saat rasanya sudah
tak ada kemampuan untuk berbuat apa pun biasanya
harapan kita cuma satu semoga semuanya berjalan baik-baik saja.
Dari niténi banyak siniasi yang seperti itu dan bagaimana
menyikapinya, maka setelah diformulasikan muncullah sebuah kesimpulan bahwa
apa pun permasalah yang ada dan seberat apa pun
kadarnya, solusinya hanya satu yaitu NDAK USAH MIKIR. Saya yakin, Panjenengan pasti
tidak akan bertanya kenapa demikian, sebab saya tahu
bahwa Panjenengan sepaham dengan saya.
Alhamdulillah kalau Panjenengan sudah sepaham
dengan saya, berarti cukup sampai di sini saja.
He… he… he… wis ndak usah dipikir lho
ya…
Lucu banget sob gambarnya...
ReplyDeleteartikel yang sangat bagus sob.
ReplyDelete@OBAT HERBAL ASAM URATYang jelas bukan foto kecil saya... he... he... he...
ReplyDelete