Home » » Matur TENGKYU

Matur TENGKYU

Written By BAGUS herwindro on Jul 4, 2012 | July 04, 2012

Tiap orang saya kira pasti pernah merenung tentang apa pun, baik secara sadar maupun tidak. Bahkan banyak juga yang memang mengalokasikan waktunya tiap hari untuk merenung, tentang dirinya dan tentang kehidupan yang dijalaninya. Saya kira memang hal tersebut sangat perlu untuk dilakukan, agar bisa menemukan koordinat yang pas tentang keberadaan dirinya dalam kehidupan yang dijalaninya.

Ah… tapi saya tidak sejauh itu. Kadang saya merenung, tetapi sambil lalu, misalnya tentang dulu mana ayam dengan telur… ha… ha… ha… bercanda. Tetapi meskipun itu pertanyaan sederhana, coba Anda jawab, dulu mana ayam dengan telur tentu saja disertai alasan yang kuat.

Sebagaimana biasa, saya banyak merenung ketika sepeda motor saya mulai menapaki jalan-jalan di sepanjang tujuan perjalanan saya, ke mana pun itu. Kenyataannya memang seperti itu, saat di jalan, melihat berbagai macam orang dan beragam kejadian, melihat jalanan macet atau pun lengang, lintasan pikiran dan sedikit lintasan kesadaran biasanya muncul dengan sendirinya dan langsung menghadang pandangan saya layaknya sebuah cermin yang selalu berhasil memaksa saya untuk berkaca diri, adakan saya di bayangan cermin itu, pada posisi mana saya di bayangan cermin itu, sebagai apa saya di bayangan cermin itu dan seterusnya hingga mencapai titik temunya. Itu saya, Panjenengan ya pasti beda lagi, tiap orang punya saatnya masing-masing. Jadi kalau banyak orang mendapat wangsit di malam hari di tempat yang sepi, saya malah dapat wangsitnya saat di jalan di tengah kepadatan lalu lintas, apalagi biasanya sekali waktu saya memang menyengaja mencari wangsit kesukaan saya yaitu wangsit mie pitik ceker di pojokan jalan Slamet Surabaya, tidak cuma sekedar mak nyus saja tapi mak nyooossss.

Seperti dua hari lalu saat berangkat golek upo, tiba-tiba saja terlintas tentang kaitan antara terima kasih kepada makhluk dengan bersyukur kepada Gusti Allah. Kalau saya sendiri sangat yakin dan paham bahwa antara kedua hal tersebut sangat erat kaitannya dan tidak bisa terpisahkan, bahwa tidak bisa dikatakan bersyukur kepada Gusti Allah kalau tidak berterima kasih kepada makhluknya, namun di mana titik temunya.

Akhirnya sambil mendendangkan lagunya Ayu Ting-Ting, di mana… di mana… di mana… kira-kira begini titik temunya :

RUMUS

Kalau rumusnya begitu sudah jelas meskipun saya belum mampu melakukannya, yaitu adalah bahwa (1) SYUKUR itu adalah akhlaqnya hati dalam merespon pemberian Gusti Allah, (2) yang kemudian berefek membuncahkan perasaan bahagia sehingga (3) mencerahkan akal dan menjernihkan pikiran, (4) yang pada akhirnya mengejawantah dalam tindakan nyata berupa : (a) menjaga wujud pemberian itu agar tetap sesuai sebagaimana maksud yang memberikan hal tersebut (Gusti Allah), (b) perbaikan diri terus menerus dalam hal ikhtiar baik lahir mapun batin dalam menjemput semua pemberian Gusti Allah dan (c) peningkatan ibadah dalam arti sempit maupun luas dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

REWARDnya yang menjadi urusannya Gusti Allah adalah penambahan kualitas dan kuantitas pemberian tersebut bagi manusia yang DImampuKAN untuk mensyukurinya, sedangkan PUNISHMENT bagi yang lalai adalah siksa yang pedih (berkurang/hilangnya wujud pemberian dari segi kualitas ataupun kuantitasnya, bahkan bisa jadi sampai pada segi kehidupan yang lain). [QS 14:7]

PERANTARA

Pemberian Gusti Allah dalam realitas fisik, biasanya tidak pernah “mak bleg” tiba-tiba muncul dengan sendirinya namun pasti melalui perantara makhuknya juga sesuai situasi dan kondisi yang melingkupinya. Sepiring nasi di hadapan kita yang siap kita makan, cobalah kita renungkan panjangnya mata rantai mulai awal hingga siap saji di hadapan kita. Berapa banyak orang yang telah terlibat di dalamnya, berapa banyak jenis peralatan yang dipakai, berapa banyak disiplin ilmu yang mendasari, berapa sumber daya alam yang ikut terlibat menyiapkannya dan masih banyak lagi. Sungguh kita semua ini sangat lemah dan tak berdaya, tidak mungkin bisa hidup sendiri, bahkan untuk sepiring nasi saja kita tak akan sanggup menyebutkan seluruh faktor yang berjasa di baliknya, apalagi untuk semua aspek dan detail kehidupan kita.

Maka berterima kasih kepada mereka yang berjasa dan membantu kehidupan kita merupakan salah satu ekspresi akhlaq syukur kepada Gusti Allah, sebab berterima kasih merupakan salah satu akhlaq kepada sesama manusia. Saat ada seseorang yang berbuat kebaikan untuk diri kita dan kita berterima kasih kepadanya dalam rangka mensyukuri pemberian Gusti Allah, bukankah seseorang itu juga merasakan kegembiraan sebab ucapan terima kasih kita ? Pastinya dia pun tidak akan segan-segan berbuat kebaikan lagi kepada kita. Artinya bertambah nikmat yang kita terima sesuai janjiNYA. Coba kalau kita berlaku sebaliknya, jangankan terima kasih, seulas senyum pun tidak. Apa jadinya ? Sakit hati kan ? Dan tidak akan dia berbuat kebaikan lagi kepada kita. Bukankah itu siksa ?

BUKAN MANUSIA

Bersyukur kepada Gusti Allah dan berterima kasih kepada manusia, ternyata belum cukup, menurut saya. Kurang lengkap bila belum berterima kasih kepada sesama makhluk yang lain, bahkan yang dikatakan sebagai benda mati sekalipun.

Kepada matahari yang menghangatkan pagi kita, kepada bulan yang menyinarkan terang di pekatnya malam, kepada angin yang menyejukkan gerah kita dan seterusnya dan sebagainya, bahkan kepada peralatan atau benda apa pun yang biasa kita pakai dan menunjang kegiatan kita sehari-hari.

Setiap makhluk dan setiap wujud benda mempunyai hati, meskipun bukan dan tidak seperti hatinya manusia. Hati itulah yang menjadi inti dari setiap makhluk dan setiap wujud benda yang memungkinkannya untuk saling terhubung satu sama lain. Semua yang ada di luar diri kita, sebenarnya bisa bersambung rahsa dengan kita. Maka berhati-hatilah menjaga hati kita agar jangan sampai melukai hati yang lain.

Gusti Allah berada di luar ruang dan waktu, berarti ruang dan waktu dilingkupi Gusti Allah. Gusti Allah tidak di mana-mana, berarti juga di mana-mana. Sejatinya yang ada hanya Gusti Allah, berarti semua juga Gusti Allah.

Maka bukan merupakan sebuah kesalahan saat kita berkomunikasi dengan setiap makhluk dan wujud benda apapun, khusunya dalam hal ini mengucapkan terima kasih, sebab rasa terima kasih itu sebagai salah satu ekspresi syukur kita kepada Gusti Allah. Lebih jauh bukan hanya terima kasih itu saja, namun semua yang ada dalam perasaan dan pikiran seperti welas asih, perhatian, penghormatan dan yang lainnya bisa kita komunikasikan selayaknya kita berkomunikasi antar sesama manusia, tentu saja dalam kerangka kesadaran bahwa selalu ada DIA di balik segala sesuatu.

He… he… he… namun seperti biasa ini hanya kira-kira lho, kalau Panjenengan tidak sependapat ya tidak menjadi maslah, sebab sejatinya kebenaran itu relatif.

-----------------

Tiba-tiba saja di perjalanan, saya menangkap sinyal komunikasi sepeda motor saya. Sepeda motor yang sudah sejak tahun dua ribu tiga setia menemani dan memfasilitasi saya menjelajah jarak, melintasi ruang dan melalui waktu. Teramat berat mungkin beban yang ditanggungnya sampai saat ini, kurang terawat dan pastinya lelah. Bagaimana tidak, coba bayangkan beban berat yang harus ditanggungnya saat saya, mamanya anak-anak dan ketiga anak saya naik di atasnya, bahkan sampai saat ini. Alamdulillah, walau pun naik motor itu sekeluarga, tetap bisa sambil makan, minum, bergurau bahkan bertengkar. Alhamdulillah juga saya tidak malu, lha memang punyanya itu, yang malu yang lihat, he… he… he…

Tiba-tiba saja terasa tidak enak mengendarainya, ah… sinyal dari motor saya berkomunikasi. Paham, dan segera meminta maaf kepadanya kalau selama ini saya kurang perhatian dan sekaligus saya ucapkan terima kasih kepadanya dengan kesadaran sebagai bentuk syukur kepadaNya. Alhamdulillah, dalam hitungan detik tiba-tiba saja lajunya bertambah kencang dan ringan serta enak dikendarai. Sepertinya dia menerima permintaan maaf saya dan berbahagia dengan pancaran perasaan terima kasih saya.
Share this article :
Comments
6 Comments

6 komentar:

  1. matur tankyu mbah mbagus...
    Salor...salam sedoloran....bukan salam olahragax bung sandy gibol lho ya...he 3x

    ReplyDelete
  2. as kum wb. Met pg mbah...
    Enjeng2 sambang dolor...mugi2 ttp sht wl afiat...amin.
    Wsslm

    ReplyDelete
  3. mbah! gmn sy bs hbg speyn... Tlg ksh no.hpx ya!
    1. Sy ingin gbg jmah khususiy sampeyan
    2. Ingin jd anggota SA78.
    TLg d bantu ya mbah...
    Wasslm

    ReplyDelete
  4. @ochimWingi wis tak sms nang nomermu, otre aku sms lagi ya...

    ReplyDelete
  5. as kum wb.
    Sugeng enjeng mbah...
    Ttp semangat...nggeh

    ReplyDelete

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger