Tiap orang saya kira pasti pernah merenung tentang apa pun, baik secara sadar maupun tidak. Bahkan banyak juga yang memang mengalokasikan waktunya tiap hari
untuk merenung, tentang dirinya dan tentang kehidupan yang dijalaninya.
Saya kira memang hal tersebut sangat perlu untuk dilakukan,
agar bisa menemukan koordinat yang pas tentang keberadaan dirinya dalam
kehidupan yang dijalaninya.
Ah… tapi saya tidak sejauh itu. Kadang saya
merenung, tetapi sambil lalu, misalnya tentang dulu mana ayam dengan telur… ha…
ha… ha… bercanda. Tetapi meskipun itu pertanyaan
sederhana, coba Anda jawab, dulu mana ayam dengan telur tentu saja disertai
alasan yang kuat.
Sebagaimana biasa, saya banyak merenung ketika sepeda motor saya
mulai menapaki jalan-jalan di sepanjang tujuan perjalanan saya, ke mana pun itu.
Kenyataannya memang seperti itu, saat di jalan, melihat berbagai macam orang dan
beragam kejadian, melihat jalanan macet atau pun lengang, lintasan pikiran dan
sedikit lintasan kesadaran biasanya muncul dengan sendirinya dan langsung
menghadang pandangan saya layaknya sebuah cermin yang selalu berhasil memaksa
saya untuk berkaca diri, adakan saya di bayangan cermin itu, pada posisi mana
saya di bayangan cermin itu, sebagai apa saya di bayangan cermin itu dan
seterusnya hingga mencapai titik temunya. Itu saya, Panjenengan ya pasti beda lagi, tiap orang punya saatnya masing-masing. Jadi kalau
banyak orang mendapat wangsit di
malam hari di tempat yang sepi, saya malah dapat wangsitnya saat di jalan di tengah
kepadatan lalu lintas, apalagi biasanya sekali waktu saya memang menyengaja
mencari wangsit kesukaan saya yaitu
wangsit mie pitik ceker di pojokan jalan Slamet Surabaya,
tidak cuma sekedar mak nyus saja tapi
mak nyooossss.
Seperti dua hari lalu saat berangkat golek upo, tiba-tiba saja terlintas
tentang kaitan antara terima kasih kepada makhluk dengan bersyukur kepada Gusti
Allah. Kalau saya sendiri sangat yakin dan paham bahwa
antara kedua hal tersebut sangat erat kaitannya dan tidak bisa terpisahkan,
bahwa tidak bisa dikatakan bersyukur kepada Gusti Allah kalau tidak berterima
kasih kepada makhluknya, namun di mana titik temunya.
Akhirnya sambil mendendangkan lagunya Ayu Ting-Ting, di mana… di
mana… di mana… kira-kira begini titik temunya :
RUMUS
Kalau rumusnya begitu sudah jelas meskipun saya belum mampu
melakukannya, yaitu adalah bahwa (1) SYUKUR itu adalah akhlaqnya hati dalam merespon pemberian Gusti
Allah, (2) yang kemudian berefek membuncahkan perasaan bahagia sehingga (3)
mencerahkan akal dan menjernihkan pikiran, (4) yang pada akhirnya mengejawantah dalam tindakan nyata berupa : (a) menjaga
wujud pemberian itu agar tetap sesuai sebagaimana maksud yang memberikan hal
tersebut (Gusti Allah), (b) perbaikan diri terus menerus dalam hal ikhtiar baik
lahir mapun batin dalam menjemput semua pemberian Gusti Allah dan (c)
peningkatan ibadah dalam arti sempit maupun luas dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
REWARDnya yang menjadi urusannya Gusti Allah adalah penambahan
kualitas dan kuantitas pemberian tersebut bagi manusia yang DImampuKAN untuk
mensyukurinya, sedangkan PUNISHMENT bagi yang lalai adalah siksa yang pedih
(berkurang/hilangnya wujud pemberian dari segi kualitas ataupun kuantitasnya,
bahkan bisa jadi sampai pada segi kehidupan yang lain). [QS 14:7]
PERANTARA
Pemberian Gusti Allah dalam realitas fisik,
biasanya tidak pernah “mak bleg”
tiba-tiba muncul dengan sendirinya namun pasti melalui perantara makhuknya juga
sesuai situasi dan kondisi yang melingkupinya. Sepiring
nasi di hadapan kita yang siap kita makan, cobalah kita renungkan panjangnya
mata rantai mulai awal hingga siap saji di hadapan kita. Berapa banyak orang yang telah terlibat di dalamnya, berapa banyak
jenis peralatan yang dipakai, berapa banyak disiplin ilmu yang mendasari, berapa
sumber daya alam yang ikut terlibat menyiapkannya dan masih banyak lagi.
Sungguh kita semua ini sangat lemah dan tak berdaya, tidak mungkin bisa hidup
sendiri, bahkan untuk sepiring nasi saja kita tak akan
sanggup menyebutkan seluruh faktor yang berjasa di baliknya, apalagi untuk semua
aspek dan detail kehidupan kita.
Maka berterima kasih kepada mereka yang
berjasa dan membantu kehidupan kita merupakan salah satu ekspresi akhlaq syukur
kepada Gusti Allah, sebab berterima kasih merupakan salah satu akhlaq kepada
sesama manusia. Saat ada seseorang yang berbuat kebaikan untuk diri kita
dan kita berterima kasih kepadanya dalam rangka mensyukuri pemberian Gusti
Allah, bukankah seseorang itu juga merasakan kegembiraan sebab ucapan terima
kasih kita ? Pastinya dia pun tidak akan segan-segan berbuat kebaikan lagi kepada kita. Artinya bertambah nikmat yang kita terima sesuai janjiNYA.
Coba kalau kita berlaku sebaliknya, jangankan terima kasih,
seulas senyum pun tidak. Apa jadinya ? Sakit
hati kan ? Dan tidak akan dia
berbuat kebaikan lagi kepada kita. Bukankah itu siksa
?
BUKAN
MANUSIA
Bersyukur kepada Gusti Allah dan berterima
kasih kepada manusia, ternyata belum cukup, menurut saya. Kurang lengkap
bila belum berterima kasih kepada sesama makhluk yang lain, bahkan yang dikatakan sebagai benda mati sekalipun.
Kepada matahari yang menghangatkan pagi kita, kepada bulan yang
menyinarkan terang di pekatnya malam, kepada angin yang menyejukkan gerah kita
dan seterusnya dan sebagainya, bahkan kepada peralatan atau benda apa pun yang biasa kita pakai dan menunjang kegiatan kita
sehari-hari.
Setiap makhluk dan setiap wujud benda
mempunyai hati, meskipun bukan dan tidak seperti hatinya manusia. Hati
itulah yang menjadi inti dari setiap makhluk dan setiap wujud benda yang
memungkinkannya untuk saling terhubung satu sama lain.
Semua yang ada di luar diri kita, sebenarnya bisa bersambung
rahsa dengan kita. Maka
berhati-hatilah menjaga hati kita agar jangan sampai melukai hati yang lain.
Gusti Allah berada di luar ruang dan waktu,
berarti ruang dan waktu dilingkupi Gusti Allah. Gusti
Allah tidak di mana-mana, berarti juga di mana-mana. Sejatinya yang ada hanya Gusti Allah, berarti semua juga Gusti
Allah.
Maka bukan merupakan sebuah kesalahan saat
kita berkomunikasi dengan setiap makhluk dan wujud benda apapun, khusunya dalam
hal ini mengucapkan terima kasih, sebab rasa terima kasih itu sebagai salah satu
ekspresi syukur kita kepada Gusti Allah. Lebih jauh bukan hanya terima
kasih itu saja, namun semua yang ada dalam perasaan dan pikiran seperti welas
asih, perhatian, penghormatan dan yang lainnya bisa kita komunikasikan
selayaknya kita berkomunikasi antar sesama manusia, tentu saja dalam kerangka
kesadaran bahwa selalu ada DIA di balik segala sesuatu.
He… he… he… namun seperti biasa ini hanya
kira-kira lho, kalau Panjenengan tidak sependapat ya tidak menjadi maslah, sebab
sejatinya kebenaran itu relatif.
-----------------
Tiba-tiba saja di perjalanan, saya menangkap
sinyal komunikasi sepeda motor saya. Sepeda motor yang sudah sejak tahun
dua ribu tiga setia menemani dan memfasilitasi saya menjelajah jarak, melintasi
ruang dan melalui waktu. Teramat berat mungkin beban yang
ditanggungnya sampai saat ini, kurang terawat dan pastinya lelah. Bagaimana tidak, coba bayangkan beban berat yang harus ditanggungnya
saat saya, mamanya anak-anak dan ketiga anak saya naik di atasnya, bahkan sampai
saat ini. Alamdulillah, walau pun naik motor itu sekeluarga, tetap bisa
sambil makan, minum, bergurau bahkan bertengkar. Alhamdulillah juga saya tidak
malu, lha memang punyanya itu, yang malu yang lihat, he… he… he…
Tiba-tiba saja terasa tidak enak mengendarainya, ah… sinyal dari
motor saya berkomunikasi. Paham, dan segera meminta maaf
kepadanya kalau selama ini saya kurang perhatian dan sekaligus saya ucapkan
terima kasih kepadanya dengan kesadaran sebagai bentuk syukur kepadaNya.
Alhamdulillah, dalam hitungan detik tiba-tiba saja lajunya
bertambah kencang dan ringan serta enak dikendarai. Sepertinya dia menerima permintaan maaf saya dan berbahagia dengan
pancaran perasaan terima kasih saya.
matur tankyu mbah mbagus...
ReplyDeleteSalor...salam sedoloran....bukan salam olahragax bung sandy gibol lho ya...he 3x
as kum wb. Met pg mbah...
ReplyDeleteEnjeng2 sambang dolor...mugi2 ttp sht wl afiat...amin.
Wsslm
@ochimwassalam. aamiin 999x
ReplyDeletembah! gmn sy bs hbg speyn... Tlg ksh no.hpx ya!
ReplyDelete1. Sy ingin gbg jmah khususiy sampeyan
2. Ingin jd anggota SA78.
TLg d bantu ya mbah...
Wasslm
@ochimWingi wis tak sms nang nomermu, otre aku sms lagi ya...
ReplyDeleteas kum wb.
ReplyDeleteSugeng enjeng mbah...
Ttp semangat...nggeh