Home » , » Tindak lanjut …

Tindak lanjut …

Written By BAGUS herwindro on May 16, 2011 | May 16, 2011

Menindaklanjuti apa yang telah diutarakan Kang Wasi’ pada khususiyah tanggal 15 April 2011 tentang DAWUHnya Yai, Syaikh Sholahuddin Abdul Djalil Mustaqim - Gak KOMIT gak usah diurusi … maka mulai bulan Mei ini khususiyah Jamaah Syadziliyah PETA Surabaya dengan imam khususiyah Kang Wasi’ diubah jadualnya menjadi hari Ahad Pertama dan Ahad Ketiga setiap bulannya dengan diawali shalat Maghrib berjamaah dan kemudian langsung berlanjut dengan khusiyah.

Bertempat di kediaman Bapak Sjafran / Ibu Narulita Puspita Sari Jl. Ketintang Barat I/31-33 Surabaya, Alhamdulillah, khususiyah semalam [uji coba perubahan jadual] 15 Mei 2011 dihadiri oleh jamaah yang lebih semarak bila dibandingkan dengan biasanya.

Acara diawali tepat saat Maghrib dengan shalat Maghrib berjamaah, rangkaian wirid biasa sehabis shalat fardhu [laqodja & ayat kursi] dan kemudian rangkaian khususiyah sebagaimana biasa.

Dalam pesannya sehabis khusuisyah kemarin, Kang Wasi’ mengatakan bahwa semakin banyak murid itu akan menambah semakin banyak masalah, sebab hal ini berkaitan dengan komitmen terhadap guru. Bahwa murid tidak hanya sekedar berbaiat saja kemudian selasai, tidak seperti itu, tetapi yang terpenting adalah kelanjutan dari baiatnya. Ibarat orang menikah, tidak hanya selesai saat akad nikah saja, tetapi ada kewajiban yang harus dipenuhi setelahnya. Persis seperti berthoriqoh.

Nah kalau ada murid thoriqoh, sudah mengambil baiat kepada Guru Mursyid, tetapi kemudian masih ragu atau tidak yakin akan thoriqohnya, berarti itu pertanda bahwa thoriqoh yang dijalaninya tidak akan matang, malah mentah, bisa jadi ibarat tanaman begitu pada akhirnya akan tumbang kemudian mati, sebab tidak berisi dan keropos. Na’udzubillah.

Untuk itu murid harusnya selalu menjaga hubungan batin dengan guru, menata lagi tata kramanya, sopan santunnya atau adab kepada Mursyid. Harus selalu menjaga robithoh kepada Mursyid, dengan cara : yang pertama, mengamalkan ijazah aurod [wirid] yang sudah diterima dan yang kedua adalah mengingat-ingat dan melaksanakan apa yang sudah pernah didawuhkan oleh Mursyid. Untuk hal yang kedua itu, salah satu wadahnya adalah melalui pengajian dan khususiyah rutin sebagaimana yang telah dijadualkan.

Karena itu dalam waktu dekat ini [sudah diagendakan] menurut Kang Wasi’ akan diadakan pertemuan seluruh Ketua Kelompok wilayah JABODETABEK, berikutnya menyusul Wilayah Jawa Tengah dan kemudian Jawa Timur. Untuk wilayah luar Jawa akan ditentukan berikutnya. Hal ini terkait erat dengan dawuhnya Yai [Syaikh Sholahuddin Abdul Djalil Mustaqim], bahwa Beliau hanya akan menerima murid yang komitmen kepada Guru, yang tidak mau komit akan ditinggal, tidak akan diurusi.

Menurut Kang Wasi’, kalau Mursyid sudah tidak mau mengurusi, maka akan jadi apa kita ini ? Mau ikut wahabi ? atau LDII ? atau ahmadiyah ? atau yang lainnya ? Mau jadi apa ???



Maka Kang Wasi’ kembali mengulang apa yang sudah pernah disampaikan di khususiyah sebelumnya, Yai [Syaikh Sholahuddin Abdul Djalil Mustaqim] dawuh langsung kepada Kang Wasi’ saat pertama kali akan berangkat [diperintah mengimami khususiyah Surabaya] bahwa murid Syadziliyah itu harus 1. Bekerja dengan sungguh-sungguh, 2. Bermasyarakat dengan baik dan 3. Khususiyah.

Jadi khususiyah itu wajib, termasuk komitmen dengan guru, sebab di dalamnya ada robithoh kepada guru yang tidak sama bila dilakukan sendiri di rumah. Wiridan sendiri di rumah tanpa mengikuti khususiyah akan membuat thoriqoh yang dijalaninya tidak akan matang tetapi malah mentah.

Lha kalau tidak mau komit kepada Mursyid, buat apa dulu kok ikut-ikut thoriqoh sampai mengambil baiat pula ? Bukankah ikut thoriqoh itu malah berat, bukannya ringan, disuruh memperbanyak ibdah, wiridan berjam-jam, terus dapatnya apa ? Kalau ditakar dalam skala dunia, ikut thoriqoh itu tidak mendapatkan apa-apa.

Ibadah yang kita lakukan, shalat kita, puasa kita, shodaqoh kita atau yang lainnya belum tentu diterima oleh Allah, tetapi thoriqoh yang dibimbing oleh Mursyid adalah jaminan diterima oleh Allah, sebab mursyid itu bertanggung jawab dunia akhirat atas muridnya.

Yai [Syaikh Abdul Djalil Mustaqim] pernah memberitahu Kang Wasi’ bahwa isinya surga itu nanti adalah istighfar, shalawat dan dzikir thoriqoh ini. Ini sudah jaminan.

Makanya kita harus berniat pula agar thoriqoh ini pun nanti kita perkenalkan kepada anak-anak kita agar ada regenerasi, agar anak keturunan kita pun nantinya menjalani thoriqoh ini.

Apakah dengan berthoriqoh tidak perlu bekerja ? Tidak, bahkan harus bekerja dengan sungguh-sungguh. Apakah dengan berthoriqoh tidak boleh berkeluarga ? Tidak, bahkan harus benar-benar bertanggung jawab kepada keluarga. Namun semua memang ada cobannya, kadang keluarga menjadi cobaan, digoda oleh anak atau istri. Kadang pula diberi cobaan dalam hal nafkah dan seterusnya. Maka kalau bermohon kepada Allah, bermohonlah apa saya yang membawa barokah dan manfaat.

Menurut Kang Wasi’, secara sederhana dapat diartikan bahwa segala hal yang kita peroleh itu membawa barokah dan manfaat bila tidak menghalangi kita ke  arah kebaikan, mudah diajak menjadi baik, mudah diajak berjuang dan ringan untuk menjalankan ibadah. Bila belum seperti itu berarti ya belum barokah manfaat. Itu saja.

---------

Demikian intinya, semoga bermanfaat.
Share this article :
Comments
2 Comments

2 komentar:

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger