Home » » Akhir yang indah ...

Akhir yang indah ...

Written By BAGUS herwindro on Jun 10, 2010 | June 10, 2010

Sekian tahun lalu, teman baik ayahku meninggal. Beliau adalah salah seorang dari dua orang yang langsung menyatakan siap untuk menghandle tugas-tugas pekerjaan ayahku yang belum terselesaikan ketika ayahku meninggal. Semasa hidupnya, seluruh urusan rumah tangga yang berkaitan dengan masalah pembayaran seperti air, listrik dan telpon selalu Beliau lakukan sendiri. Setiap hari beliau juga selalu mengantar jemput sang istri ke tempat kerjanya. Nah dalam bulan ketika beliau meninggal, hal-hal rutin seperti membayar tagihan-tagihan tersebut diajarkan pada sang istri. Sang istri diajak ke loket-loket pembayaran, diajak pula ke bank biar mengetahui cara bertransaksi di bank. Sekian hari sebelum meninggal,beliau mengajak sang istri andok [jajan] di tempat makan yang sudah menjadi langganan mereka. 

Malam itu setelah semua sampai di rumah, sekitar jam sepuluh malam, beliau membersihkan diri di kamar mandi, lalu ngobrol ringan dengan sang istri tentag makna kehidupan yang telah dilalui selama ini. Sambil mengobrol, beliau minta agar pintu ruang tamu dibuka kemudian mengajak sang istri doa bersama. Sesaat setelah doa selesai dilakukan, mendadak wajahnya pucat dan badanya dingin. Ya... saat itu malaikat maut sedang menjemput [setelah sebelumnya dibukakan pintu ruang tamu] dan akhirnya beliau meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Diagnosa dokter : serangan jantung. 

Beliau memang berdoa, berdoa pada tuhan yang diyakininya, bukan shalat, karena memang beliau bukanlah seorang muslim, beliau seorang nasrani. Dalam kaca mata syariat Islam sudahlah jelas posisi beliau itu bagaimana, tetapi dari sudut pandang kemanusiaan, bukankah sepenggal kisah di atas merupakan akhir perjalanan hidup yang indah ? Episode kehidupannya telah dilalui dengan baik, sudah ada firasat dan saat-saat terakhir, siapa yang menggerakkan hatinya untuk membersihkan diri, untuk berdoa, untuk membukakan pintu sebagai perlambang kehadiran malaikat maut untuknya ? Bukankah Allah juga ? Pasti Allah, sebab adakah tuhan lain yang mempunyai kuasa selain Allah ? Tentu tidak bukan ? 

Bisakah kita kelak menutup episode kehidupan kita dengan indah pula sebagaimana keimanan kita ?

Di sinilah pentingnya kita untuk selalu membuka hati kita, bahwa kehidupan ini memang sebuah misteri dan yang sangat tidak layak bagi kita untuk menghakimi apa pun dan siapa pun seolah-olah kitalah yang menjadi tuhan dalam kehidupan kita. Yang harus kita lakukan adalah terus menerus berusaha memperbaiki diri kita masing-masing sesuai yang telah digariskan untuk kita dalam islam, iman dan ihsan.

Al Quran Surat Al Ma’idah ayat 116 – 118 : 

[Q.S. 5:116] Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?". 'Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".

[Q.S. 5:117] Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

[Q.S. 5:118] Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


Dari ayat 118 itulah terlihat bahwa Nabi Isa a.s. pun secara samar memohonkan ampunan untuk ummatnya kepada Allah dan menurut catatan [Rahasia yang Maha Indah, terjemahan Lathâ’if al-Minan] Syaikh Ibnu ‘Athâillâh As-Sakandarî suatu saat seseorang bertanya kepada Syaikh Abul Abbas al Marsi tentang ayat tersebut dan mengapa dalam ayat tersebut Tuhan tidak mengatakan Engkaulah Yang Maha Pengampun dan Penyayang ? Maka Syaikh Abul Abbas al Marsi menerangkan bahwa jika Allah mengatakan, “Engkaulah Yang Maha Pengampun dan Penyayang”, berarti Nabi Isa a.s. memberikan syafaat kepada mereka untuk mendapatkan ampunan. Padahal tidak ada syafaat bagi orang kafir. Selain itu sekelompok orang telah menjadikan Nabi Isa sebagai sesembahan selain Allah, karenanya Nabi Isa malu memberikan syafaat di sisi-Nya, sementara Beliau disembah bersama-Nya.
Share this article :
Comments
3 Comments

3 komentar:

  1. pitulungan mutlak teng Astonipun gusti Alloh thok thill.....

    ReplyDelete
  2. Benar, secara syariat memenag sudah jelas hukumnya, tetapihakikatnya terserah Allah, hak prerogatifnya Allah. allah bebas berkehendak apa saja, dan tak ada hak bagi kita hamba-Nya untuk protes.

    ReplyDelete
  3. Mantappp.. dan sangat jarang org tahu dan mngerti ayat itu.
    Mnjwb bnyk prtanyaanq..

    ReplyDelete

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger