Seminggu yang lalu tepatnya hari Rabu tanggal 21 Nopember 2007, ada suatu kabar yang cukup menyentakkan kesadaranku untuk mengingat kematian. Hari itu ketika aku mengantarkan anakku Tara ke sekolah, setelah aktivitas awal di luar ruangan make a big circle, salah seorang guru mengumumkan kabar duka cita bahwa ayah dari Amru – anak TK A-2 meninggal dunia kemarinnya tanggal 20 Nopember 2007 dan menghimbau agar ikut serta sedikit membantu dengan berinfaq untuk keluarga yang ditinggalkan.
Ketika itu belum jelas bagiku siapa ayah Amru itu, hanya berkelabatan ingatanku tentang celotehan anak keduaku si Alia kemarin yang menceritakan ada mobil nguing-nguing (ambulans maksudnya) waktu aku kerja. Saat mendengar berita itu, rasanya merinding sekujur tubuhku, campur aduk kecamuk pikiranku. Aku merasakan kesedihan yang dirasakan si Amru kecil dan yang utama aku merasakan diriku sendiri bila suatu saat maut menjemputku.
Sampai di rumah, aku menceritakan kepada istriku dan ibuku tentang berita duka cita itu. Baru aku benar-benar jelas sosok ayah Amru yang meninggal tersebut. Dia selalu mengantar-jemput putranya setiap hari. Rasanya hari Senin kemarin tanggal 19 Nopember 2007 aku masih melihatnya mengantar anaknya sekolah. Anaknya yang satu sekolah dengan Tara ada dua, satu di TK A dan satunya sudah TK B. Sesosok laki-laki berperawakan tegap, agak gemuk dan bercelana jeans serta selalu mengenakan jaket. Seorang ayah yang selalu mengantarkan anaknya sampai anaknya benar-benar masuk kelas.
Beberapa hari setelah kabar itu aku dengar, sungguh aku sangat dihantui oleh maut. Banyak hal yang aku renungkan dalam hati :
Sewaktu-waktu aku bisa mati, kapan – dimana – dengan cara apa – dalam kondisi bagaimana, hi.... serem.......
Q.S. 21:35 : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan..
Q.S. 31:34 : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Kenapa aku merasa serem ?, ya.... karena aku merasa belum benar-benar mengenal Allah. Keyakinanku pada Allah rasanya masih sangat jauh dari Haqqul Yaqin. Bagaimana bisa menemuinya jika belum mengenalnya ?
Aku belum bisa mempersembahkan apa pun pada-Mu yaa Allah. Padahal tiap shalat aku pasti berikrar bahwa "Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (Q.S. 6:162). Keseharianku lebih banyak lupanya dari pada ingatku akan Engkau yaa Allah.
Berbagai penyesalan dan kesadaran silih berganti memenuhi relung batinku.
Kalau aku mati bagaimana dengan keluargaku, bukankah anak-anakku masih balita semua, 4 tahun, 2 tahun dan 5 bulan ? Bukankah hanya aku tulang punggung keluarga dan tidak ada materi yang bisa kutinggalkan untuk mereka. Siapa yang menafkahi mereka kalau saat ini waktu yang ditetapkan Allah untukku telah habis ? Aku belum sempat mewarnai mereka dengan konsep keimanan yang kokoh. Aku belum sempat melatih mereka untuk kuat menghadapi hidup. Bagimana kerepotan istriku bertanggung jawab atas mereka ?
Berbagai bagaimana silih berganti berkecamuk dalam keliaran pikiranku.
Satu kesimpulan : aku tidak mampu untuk menanggung semuanya itu, apa yang kuusahakan dengan diriKU malah membebaniku, berserah diri pada Allah dan yakin bahwa kasih sayang Allah membentang luas dihadapanku.
Akhirnya, entah karena kesadaranku yang memuncak atau mungkin karena ocehan hawa nafsuku yang ingin lari dari kenyataan (paling yo sing kedua iki sing bener, he... he....), dalam hati aku bilang : “Wis, opo dawuhe Pangeran aku pasrah ae, aku nunut urip, ngalap barokahe Kanjeng Nabi lewat poro guru mursyidku.”
BISMILLAAHIL LADZII LAA YADHURRU MA'ASMIHII SYAIUN FIL ARDHI WALAA FISSAMAAI WAHUWAS SAMII'UL `ALIIM (Dengan nama Allah Tuhan yang tidak dapat dimudharatkan oleh segala sesuatu baik yang ada di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).
Dah... popokoknya kembali ke perintah awal :
Q.S. 51:56 : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Mengabdi sebagai hamba sebaik-baik yang bisa kulakukan, berusaha menjadi hamba yang benar-benar bertaqwa. Sebagaimana dalam kajian kitab Hikam asuhan K.H. M. Luqman Hakim, MA., biar mudah menjalani secara ringkas ada 3 kata kunci, kalau engga salah : BIHI, MINHU, ‘ALAYHI (dengan-Nya, bersama-Nya, kepada-Nya).
Q.S. 3:159 : ... Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Karena maqomku sebagaimana kebanyakan orang adalah maqom asbab (terikat hukum sebab akibat) ya.... secara syariat harus mengoptimalkan seluruh kekuatan untuk hasil yang optimal tetapi hati harus bertawakal, tawakal yang bukan di akhir melainkan di awal perjalanan, dengan terus disertai husnudzon kepada Allah bahwa Rahmat dan Fadlal Allah selalu luas terbentang di hadapanku.
Q.S. 65:2 : Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Q.S. 65:3 : Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Q.S. 25:74 : Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Bukankah hakikatnya segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah dalam setiap detik kehidupan yang kujalani ? Alangkah ruginya bila semua kulalui tanpa mengingat Allah. Akhirnya jurus dasar harus diintensifkan lagi, yaitu melatih hati bunyi Allah.... Allah.... secara terus menerus, yang kata yai Luqman, kalau itu sudah otomatis nanti bunyi itu juga akan hilang dan berganti dengan rasa Allah.
Yaa Allah, jadikanlah aku, istriku, seluruh anak keturunanku sampai akhir jaman kelak, kedua orang tuaku, guru-guruku, saudara-saudaraku beserta suami, istri dan anak keturunan mereka, serta seluruh umat Rasulillah Muhammad baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, karunikanlah kepada kami semua yaa Allah tetapnya iman, terangnya hati, keselamatn hidup dunia akhirat, ampunanMu serta keridhoanMu yaa Allah. Jadikanlah kami semua menjadi hambaMu yang benar-benar sholih yang manfaat, maslahat dan barokah dunia akhirat. Mudahkanlah jalan kami yaa Allah, mudahkanlah segala urusan kami, mudahkanlah hari esok kami. Karuniakanlah kepada kami kelimpahan, keluasan, kemudahan dan kebarokahan perlindungan dan keselamatan yang haq dariMU, kesembuhan dan kesehatan yang haq dariMu, kemakmuran, kesejahteraan, kerezekian dan kebahagiaan yang sejati lahir batin, material spiritual, dunia dan kahirat yaa Allah. Kenalkanlah diriMu kepada kami yaa Allah agar kami benar-benar dapat mengenalMu sebelum kami menghadap kembali kepadaMU. Jadikanlah kami benar-benar haqqul yaqin kepadMu yaa Allah. Gerakkanlah hati ini untuk terus menerus mengingatMu yaa Allah dan berikanlah kepada kami kekuatan untuk mengoptimalkan seluruh potensi kehidupan yang Engkau karuniakan kepada kami yaa Allah untuk memperoleh kebaikan yang maksimal dalam hidup ini. Berilah kami kekuatan untuk mengendalikan hawa nafsu kami sendiri yaa Allah. Beri kami kekuatan untuk mengeliminasi sifat-sifat buruk dalam hati kami yaa Allah. Jadikanlah kami semua menjadi hambaMu yang Engkau berikan nikmatnya Khusnul Khotimah di akhir kehidupan kami yaa Allah, agar kami dapat kembali kepadaMu dengan ridho dan Engkau ridhoi yaa Allah. Segalanya aku serahkan, aku pasrahkan padaMu yaa Allah, terjadilah apa yang Engkau kehendaki yaa Allah. Aamiin.
Sbhnlah. Aku jg turut merinding membacanya. Terbayang bbrap tahun lalu hal itu prnah terjadi padaku. Kala itu aku sedang "terkapar" dilantai. biasa lg merasakan ademnya ubin. *lho?* Tb2 aku kepikiran akn hal itu.gman kalo tbuh ini bnar2 terkapar alias kaku tak berdaya krna "diambil" saNg pencipta.Saat itu juga? Iih..gmana rasanya?sakitkah? ...duh aku bnar2 deg2, plus gelisah.krn tkt dah bnyak dosa n lum pnya tabungan amal yg banyak. saking takut+gelisahny, badanku ampe lemes. Kala itu, solusi batinku tidak "secerah" mas Bagus. Sluruh nadi lgsg lemas waktu, diriku tak dapat jawaban(blum) .Sbhnlah nice posting i got.^_^ Thnx juga buat do'Anya. mga2 qt trmsuk yg husnul khotimah, mndapat rahmat luas dlm hdup ini, pun saat ajal mnjemput dan sesudahnya, serta "dijemput" dalam Naungan keridhoanNya, serta keridh0an qt dan org2 yg qt tinggalkan.. amin2 ya Rabbal 'alamiin.. Salam knal+ukhuwah. Keep 0n writiNg br0! Tlsn yg sungguh menambah keimanan, krena ditambah ayat-ayat penguat. ALLAHU AKBAR. -blog 4 dakwah-
ReplyDelete@ ANONYMOUS :
ReplyDeleteAssalamu'alaikum Mas, salam ukhuwah juga. Smoga membawa barokah tuk kita smua. Aamiin.