Kreativitas SUPER

Written By BAGUS herwindro on Aug 10, 2013 | August 10, 2013

Bulan Ramadhan kemarin, kira-kira delapan puluh tujuh koma enam ratus dua puluh tiga persen saya berbuka puasa di masjid, he… he… he… jadi menunya kira-kira sembilan puluh tujuh koma sembilan ratus sembilan puluh dua persen adalah sama, nasi bungkus. Enak dan menggembirakan. Bukankah salah satu kegembiraan orang berpuasa adalah di waktu berbukanya ?

Jadi ingat sekian tahun yang lalu, bahwa setiap menjelang maghrib saya selalu mencari masjid untuk berbuka puasa. Dari masjid ke masjid, karena memang pada jam segitu, jadual saya masih berada di jalanan sekaligus untuk sigi masjid mana saja yang menunya mantab he… he… he…

Namun kali ini bukan masalah puasanya, juga bukan masalah menu berbukanya yang hendak saya kemukakan, melainkan masalah rasa.

Setelah berhari-hari berbuka puasa di masjid yang sama, saya mencoba mendatangi masjid lain di sekitaran lokasi yang sama dan Alhamdulillah berbeda. Di masjid yang saya datangi kali ini, setelah kumandang adzan Maghrib melantunlah sebuah syi’iran sebelum shalat berjamaah dimulai. Inilah bedanya dan menurut saya hal ini merupakan kreativitas super dari para ulama terdahulu yang ditinggalkan untuk ummatnya.

Kalau raga lelah, saya bisa meletakkannya di atas kasur misalnya agar tertidur hingga kelelahan raga menjadi terurai. Namun saat pikiran kalut dan perasaan galau, di mana saya bisa meletakkan agar menjadi terurai ? Saya kira mengurai kekalutan pikiran harus dimulai dengan menguraikan kegalauan perasaan dan itu bisa melalui seni, baik berkesenian secara langsung bagi yang mampu atau pun sekedar menikmati keseniaan itu sendiri seperti saya pribadi. Tentu saja dalam pola pemahaman saya, seni yang saya maksud itu tak ada lain unsurnya kecuali keindahan. Indah itu cahaya, bercahaya dan mencahayai hingga hati termungkinkan untuk menangkap keindahan Gusti Allah di balik seni itu sendiri.

Manusia sebagai kholifah di muka bumi ini, tentunya sudah dibekali kesanggupan mengkholifahi apapun yang ada di bumi ini untuk bertransformasi menjadi cahaya, bercahaya dan mencahayai. Segala sesuatu dikholifahi agar melangit, termasuk, bunyi, gerak, bentuk dan sebagainya yang kesemuanya itu memerlukan kesungguhan kreativitas.

Maka saya katakan bahwa syi’iran adalah sebuah seni sebagai wujud kreativitas super para ulama terdahulu dalam mengkholifahi kata-kata dan nada sebagai wasilah cahaya yang menggetarkan rasa agar menancap di hati untuk siap menghadapNya. Tentu saja ini berlaku bagi yang mempunyai rasa. Kalau cuma pikiran saja tanpa rasa, biasanya akan mengatakan bahwa syi’iran yang dilantunkan sebelum shalat berjamaah di masjid itu adalah bid’ah dan pelakunya termasuk dalam kategori ahli neraka he… he… he…

Jeda antara adzan dan iqomat tidaklah lama. Saat syi’iran dikumandangkan, saya selalu berusaha menikmatinya dengan diam dan merelakan semua bagian diri saya disentuh oleh syi’iran itu meski saya tidak tahu arti kata per katanya sebab mungkin syi’iran itu disusun dalam bahasa Arab namun pasti tersebut asmanya Gusti Allah dan Kanjeng Nabi Muhammad dengan kandungan makna yang pastinya dalam. Ada rasa ngelangut yang mendominasi perasaan dan itu berefek mendiamkan pikiran yang biasanya liar. Kalau bisa saya deskripsikan, ngelangut itu semacam perasaan suwung atau kosong namun berbalut keharuan, entah haru rindu atau haru bahagia atau haru jum’at, eh… yang terakhir itu hari ya bukan haru ?

Sekali lagi, bagi saya syi’iran antara adzan dan iqomat merupakan kreativitas super dalam mengkondisikan seseorang untuk paling tidak lebih siap menghadap Gusti Allah dalam shalatnya, sebab telah disentuh rasanya. Syi’iran antara adzan dan iqomat merupkan peristiwa budaya untuk mendukung peristiwa agama (shalat), itu berarti melangitkan yang di bumi.

SUPER.
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

IG
@bagusherwindro

Facebook
https://web.facebook.com/masden.bagus

Fanspage
https://web.facebook.com/BAGUSherwindro

Telegram
@BAGUSherwindro

TelegramChannel
@denBAGUSotre

 
Support : den BAGUS | BAGUS Otre | BAGUS Waelah
Copyright © 2013. den Bagus - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger