Sebagaimana biasanya setelah khususiyah dua minggu yang lalu [17.09.2010] yang bertepatan dengan bulan Syawal, Kang Wasi’ memberikan sedikit wejangan sebagai pengingat buat jamaah khususnya yang hadir pada saat itu.
Inti dari wejangan Kang Wasi’ adalah masalah antisipasi, bahwa segala sesuatu sebenarnya bisa diantisipasi, jangan mencari masalah, tetapi setiap masalah bisa diantisipasi. Contoh sederhana mengenai bulan Ramadhan yang lalu, yang biasanya setiap bulan Ramadhan kesibukan bertambah, maka harus bisa mengatur waktu dan menjaga kesehatan. Jangan sampai malah sakit, terlebih ketika lebaran sakit, tanpa antisipasi sedian obat, padahal saat lebaran banyak apotik yang tutup.
Bahwa semestinya orang thoriqoh itu harus disiplin waktu dan tepat waktu, tidak membudayakan molor. Maka sehubungan dengan dengan displin dan ketepatan waktu, dihimbau kepada jamaah agar sebisa mungkin mengikuti jadual khususiyah, apalagi di Surabaya [kelompok ketintang], khususiyahnya cuma sekali sebulan dan jadualnya tetap, jadi semestinya bisa diantisipasi bagi yang bekerja bagaimana caranya agar bisa hadir, setengah delapan mulai agar selesainya pun tidak terlampau larut.
Masalah antisipasi, disiplin dan ketepatan waktu selalu dicontohkan oleh Yai. Kunci untuk memulainya adalah shalat tepat waktu. Begitu adzan, begitu shalat, maka waktu akan terasa longgar dan terkendali, sehinga pekerjaan atau urusan lain apa pun itu bisa dilaksanakan dengan baik tanpa terasa terburu-buru. Begitu juga saat akan menempuh perjalanan jauh, ke luar kota misalnya, maka kewajiban wirid semestinya didahulukan, sehingga nanti di perjalanan tinggal menambah shalawatnya atau istighfarnya. Kalau toh nanti wirid lagi, semakin baik, nilai plus. Tidak seperti kebanyakan kita yang selalu menunda-nunda, nanti-nanti, ya akhirnya badan terlanjur lelah, wirid pun seadanya.
Jadi, orang thoriqoh harus mendobrak budaya molor, dalam segala hal harus dimulai dispilin dan tepat waktu, juga harus terbiasa mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi.