Jadi ingat waktu dulu masih SMA. Ada salah seorang seniorku, alumni SMA-ku juga yang menjadi aktivis mahasiswa di Malang, kebetulan juga dia salah satu pembimbing di bidang olah raga anggar, senior Smala Fencing Club. Ketika itu gerakan mahasiswa sudah terjalin koordinasinya antara mahasiswa Bandung, Yogya dan Malang. Ya... tahu sendirilah apa yang menjadi visi dan misi mereka dalam mensikapi pemerintahan Orde Baru-nya Pak Harto, idealis sekalilah pokoknya.
Waktu itu tahun 1991 kebetulan akau ditunjuk menjadi ketua panitia SMALA CUP V. Singkat cerita, si senior itu pernah satu kali ngobrol denganku dan keluar kata-katanya yang bagiku sangat-sangat berkebalikan dari idealisme yang dibangga-banggakannya. Dia bilang karena aku ketua panitia Smala Cup, maka kesempatan kalo ada orderan merchandise kita bisa mengambil selisih harga dari situ, engga apa-apa itu katanya. Aku sih cuman senyum aja, tapi dalam hatiku bilang GOMBAL !!!. Jadi ketua panitia bagiku adalah kerja sosial dan yang namanya kerja sosial tidak ada dan tidak boleh berharap ada imbalan untuk kerja sosial yang dilakukan. Jadi mengambil selisih harga dari yang diajukan ke panitia dari harga yang sebenarnya adalah suatu kesalahan. Kecuali kalo aku memang katakanlah punya usaha misalnya sablon sticker dan mengambil keuntungan dari situ, ya... memang seharusnya begitu.
JADI KESIMPULANNYA engga usahlah hai kau para aktivis atau siapa pun juga omong besar tentang Indonesia Raya dengan segala carut marutnya, tentang nilai-nilai kejujuran dan keadilan, jika engkau tidak bisa mengawali dari dirimu sendiri, dari hal-hal yang kelihatannya kecil, sama saja omong kosong, NOL besar. Apalagi mengatasnamakan rakyat bahkan mengatasnamakan tuhan, sungguh hal itu sangat menjijikkan.
Kenapa yang terhormat para wakil rakyat di DPR sana merasa kehormatannya ternista oleh lagunya SLANK ? Kenapa untuk pembahasan anggaran yang bisa dimainkan angkanya dan juga undang-undang yang melegalkan sesuatu yang sebenarnya lebih banyak mudharatnya, banyak bersliweran GRATIFIKASI di dalamnya ? Kenapa juga para terdakwa kasus korupsi yang disidik di kejaksaan banyak yang jadi ATM berjalan karena diperas oleh para oknum penyidik itu sendiri yang notabene juga merupakan korupsi ? Kenapa para politisi yang sudah merasakan dan memasuki comfort zone bisa selalu berubah-ubah haluannya demi apa yang sudah diraihnya ? Kenapa – kenapa dan kenapa juga kok aku jadi marah-marah ? he... he.... ya.... mungkin gusti Allah masih menakdirkan seperti itu, jadi ya.... semoga para pemimpin negeri ini, para politisi negeri ini, para pengusaha negeri ini yang dengan kekayaannya bisa meng-a-b-c-kan negeri ini, para pemimpin militer dan seluruh jajarannya, ya... pokokny a seluruh parat eksekutif, legislatif, yudikatif, lembaga non presidensial lainnya dan seluruh rakyat negeri ini diampuni dosanya oleh Allah baik yang lalu, sekarang dan yang akan datang. Sehingga kalo dosanya sudah diampuni semoga hatinya terang benderang dan siap untuk menerima cahaya hidayah-Nya menuju negeri yang baldatun thoyibatun warobbun ghofur. Aamiin.