TANPA keSADARan di segala sesuatu, biasanya memang akan selalu menimbulkan berbagai macam konflik dari yang ringan sampai dengan yang berat. Tanpa keSADARan pula, sebuah konflik yang terjadi dapat berlarut-larut tanpa penyelesaian yang berarti.
Salah satu konflik yang sering dan masih banyak terjadi menjelang lebaran seperti ini adalah konflik antara karyawan dengan bosnya, antara buruh dengan majikannya yakni tentang pemberian TunjanganHariRaya, TIDAK termasuk di dalamnya para abdi Negara [entah sebutan “abdi Negara” itu tepat atau hanya sekedar fatamorgana saja, he… he… mohon maaf, mungkin itu hanya OKNUM, tapi kalau dipikir-pikir sesuai realita yang ada, kok banyak OKNUMnya ya dari pada yang tidak ? Atau logika saya yang terbalik, bahwa dari sudut pandang para “abdi Negara” yang baik-baik itulah yang OKNUM].
Tanpa keSADARan, dari sudut pandang para bos dan majikan, apa yang diberikan kepada karyawan dan buruhnya adalah sudah sangat mencukupi bahkan berlebih. Malah bisa jadi mereka merasa bahwa dengan apa yang sudah diberikan kepada karyawan atau buruhnya itu, mereka merasa memiliki hak untuk menyuruh apa saja meski sebenarnya sudah berada di luar ugas dan tanggung jawab yang semestinya harus diemban oleh karyawannya atau buruhnya tersebut. Tak jarang pula, para karyawan dan buruh tidak dibebani segala hal di luar tugas dan tanggung jawabnya, tetapi para bos atau juragan sering tanpa sadar atau bahkan mungkin dengan sadar melalakukan tekanan secara phsikis kepada karyawan atau buruhnya.
Demikian pula sebaliknya, tanpa keSADARan, para karyawan dan buruh akan selalu merasa kurang dengan pemberian yang telah mereka terima. Mereka selalu menuntut lebih walaupun dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya belum secara optimal, belum melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan.
------------------------------------------
Yang jelas jangan sampai saling meremehkan satu sama lain, bisa jadi masing-masing ada kemuliaan yang disematkan oleh Allah dengan cara yang tersembunyi.
Para BOS, JURAGAN dan MAJIKAN, bisa jadi rejeki kalian hanya nunut pada kemuliaan yang Gusti Allah sematkan pada orang yang kalian pekerjakan yang menurut pandangan kalian, dia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Hati-hati !!!