Di Idul Fitri ada kegembiraan merayakannya setelah berpuasa sebulan lamanya. Di Idul Fitri ada keharuan menyeruak dada saat bermaafan dengan sanak saudara. Di Idul Fitri ada kebahagiaan menyeruak jiwa saat bersua berkumpul bersama orang tua dan para sesepuh..
Di luar itu, di Idul Fitri juga ada kesedihan saat harus meringkuk sakit, saat mengalami musibah dan saat berpisah dengan keluarga. Di Idul Fitri juga ada kesenyapan rasa saat harus bekerja menjalankan tugas mulia menafkahi keluarga. Di Idul Fitri mungkin juga ada kegalauan hati saat masih ada kebekuan dari yang seharusnya silaturahmi yang mencair.
Namun dari itu semua, Idul Fitri bagi kebanyakan kita merupakan tenggang waktu sejenak untuk istirah dari kesibukan diri sehari-hari, meneguhkan diri sebagai makhluk sosial dan menyusuri jejak asal kehidupan kita.
Bagaimana pun kondisi kita, senang, sedih, bahagia, kecewa atau apa pun juga, semoga kita DImampuKan untuk mengkholifahinya dan menjadikannya sebagai sebuah ilmu, sebuah pemahaman baru karena kita mentafakurinya secara menyeluruh, secara melingkar di semua penjuru dan bukan hanya di satu titik saja.
Sebab saat kita DImampuKAN rela menerimanya, taka ada lain yang dianugerahkanNYA kepada kita kecuali bertambahnya berkah dan terangnya hidayah.
SEMOGA.
0 Comments
