Tênanan itu artinya sesungguhnya alias bukan main-main atau bukan pula andai-andai, juga bukan gurauan.
Ya … tadi pagi untuk kesekian kalinya saya ngelayat alias takziah dan untuk kali ini adalah keluarga dari salah satu tetangga saya yang sudah sampai batas ajalnya, kebetulan juga ada sedikit kisah yang menyertainya.
Selama menunggui prosesi, perasaan saya menjelajah ke mana-mana menuntun ingatan untuk menelusuri banyak kejadian yang telah lalu dan saya menemukan bahwa dari banyak kisah kematian yang pernah saya temui, ada kesamaan pola yang mejadi awal atau yang dianggap sebagai sebab dari kematian itu, yaitu : pertama, mendadak (namun bisanya kesimpulannya adalah serangan jantung); kedua, adanya kelalaian dan atau kesengajaan apa pun itu dan ketiga, karena sakit.
Pola pertama dan ketiga hampir sama. Yang berbeda adalah pola kedua, jaréku. Polanya yaitu bahwa seseorang ini bergerak atau tergerak untuk mendatangi takdir ajalnya sendiri dengan dipermudah atau diantarkan oleh orang lain.
----------
Sendiri di negeri yang asing. Segala daya hilang sirna, seluruh keluarga tak ikut serta, selaksa harta dan setumpuk tahta pun tiada guna.
Yang semasa hidup kita anggap benar, dalam hal dan persoalan apa pun, bahkan karena sebenarnya kita merasa belum yakin akan kebenaran yang kita anggap benar itu sehingga kita merasa perlu untuk mencari obyek yang bisa kita salah-salahkan bahkan kita sesat-sesatkan, maka kesejatiannya akan terkuak saat maut menjemput. Yang kita yakini bakal teruji saat ajal tak lagi bisa dihindari.
Bênêr sing tênanan alias kebenaran sejati akan kita alami untuk pertama kalinya saat kita mati. Yang kita yakini belum tentu kebenaran yang sejati. Yang kita anggap benar belumlah tentu selaras dengan sejatinya kebenaran. Karena kematian adalah awal urip sing tênanan atau awal hidup yang sesungguhnya, hidup yang mengabadi dalam keabadian Tuhan. Kematian mengantarkan kita kepada hakikat Tuhan yang sesungguhnya Tuhan, kematian pun akan menghamparkan realitas kematian yang sejati yang bukan lagi katanya kitab suci atau petunjuk guru ruhani dan kematian pasti akan kita alami.
Semoga Panjenengan dan saya sedang diperjalankan menapaki jalan kebenaranNYA, bukan jalan benarnya diri kita sendiri dan bukan pula jalan benarnya orang banyak. Aamiin, mugi Gusti ngijabahi.