Sepuluh harian yang lalu, tiga hari berturut-turut badan rasanya tidak karuan, pusing engga hilang-hilang. Wah patut diwaspadai ini, sebab tubuh itu selalu jujur dengan memberikan sinyal-sinyal yang harus mendapat perhatian. Penting untuk ditelusuri di mana sebenarnya pusat gangguan itu terjadi, di tubuh fisik itu sendiri atau justru di pikiran, sebab "katanya" [belum pernah survei sendiri] 90% penyakit itu dalam kategori psikogenik dalam arti penyakit itu disebabkan karena faktor psikhis.
Tidak seperti pikiran yang tabiatnya selalu mengembara di masa nanti dan tadi, tubuh berkebalikan dari itu. ubuh tidak pernah berada di tadi atau pun nanti. Tubuh selalu berada di saat sekarang. Sebagai contoh sederhana, jantung selalu berdetak di saat sekarang, dia tidak mungkin tidak berdetak saat sekarang karena merasa tadi sudah berdetak, atau kebalikannya tidak mau berdetak sekarang karena ditunda nanti. Bahkan bagian protokoler kepresidenan sekali pun tidak bisa mengatur jadual pipis presiden jam sekian atau jam sekian. Tidak bisa itu.
Lha kok sakit ?
Tiap pagi, alhamdulillah saya juga selalu berswaiso, makan dalam jumlah cukup dan istirahat pun dalam jumlah cukup, namun kemarin itu kok beberapa hari pusing terus ya ? Maka saya berpikir mungkin dari asupan makanan yang saya konsumsi ada kadar yang berlebihan dari unsur-unsur yang menggangu kesehatan tubuh seperti di antaranya adalah kolesterol. Kalau memang demikian berarti ada endapan racun dalam pembuluh darah yang tentunya memperberat kerja jantung sehingga bisa jadi tekanan darah meningkat. Yo wis ditest saja. Di laboratorium ? Ora perlu, wis pakai caraku saja meski engga ilmiah, ndak apa-apa yang penting kan bisa dirasakan manfaatnya.
Cukup duduk santai saja julurkan tangan kiri ke depan dengan lengan dalam dan telapak tangan menghadap ke atas. Dimulai dari lipatan dalam siku dan nantinya ke seluruhan lengan tangan terutama di sisi dalamnya, ditepuk atau ditampar atau bahasa Jawanya diceples pakai telapak tangan kanan berulang-ulang. Sedikit sakit dan panas tentunya dan lihat indikasi dari tamparan itu. Kalau sudah ganti tangan kanan yang diceplesi. Kebetulan hasil tamparan saya pada tangan saya sendiri hanya berbuah warna kulit merah muda, berarti sehat engga ada masalah pada sistem peredaran darah. Lha berarti patut diduga, pusing saya ini berakar pada masalah psikhis. Tapi apa ? AHA.... pasti karena sedang belum punya uang he... he... he... yo wislah kalau begicu, berarti sakit ini dalam rangka melebur dosa. Dosa apa ? Ya dosa belum bisa rela dengan ketentuan takdirNYA, kira-kira begicu.
Sementara dinikmati saja sakitnya dulu, sambil cari korban berikutnya, yaitu mamanya anak-anak yang akhir-akhir ini sering nggliyeng [halah.... paling sebabnya sama, tak ada duit, he... he... he..., ini yang gawat bagi saya, sebab Gustiku masih duit !!!].
Hiks... saya paling tidak menyukai kalau ada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tapi kali ini terpaksa saya lakukan, nyeplesi bojoku. Tapi sebenarnya bentuk kekerasan lain dalam rumah tangga itu saya ya suka, kalau engga keras gak enak dan gak bisa soalnya, jadi harus keras he... he... he... [maaf, yang masih balita dilarang membaca paragraf ini dari pada penasaran apa maknanya !]
Hasilnya seperti pada ilustrasi foto yang saya sertakan dalam tulisan ini. Toksinnya terangkat ke permukaan kulit dengan warna ungu kehitaman. Berarti memang ada masalah yang berkaitan dengan sistem peredaran darah yang menuju ke jantung. Tepukan atau tamparan ini bisa diaplikasikan juga pada daerah kaki.
Penjelasannya kira-kira begini :
Dalam sudut pandang TAO,
tercapainya kondisi optimal bagi kesehatan tubuh atau pun untuk kesembuhan dari
suatu penyakit diperlukan adanya keseimbangan atau keharmonisan anatara chi dan shi.
Chi itu sendiri adalah energi
vital yang menyatu dalam kehidupan manusia, orang mengenalnya dengan prana atau
bioenergi, kalau saya pribadi memahaminya sebagai hayat yaitu energi hidup yang
menyatu dan menyelimuti jazad/ tubuh manusia.
Sedangkan yang
dimaksud dengan Shi adalah darah, dalam arti sistem sirkulasi darah secara
menyeluruh.
Jadi chi dan shi adalah sebuah sinergi, chi
menghantarkan shi dan begitu pula
sebaliknya shi menghantarkan chi. Idealnya chi-shi yang positif ini terdistribusikan secara merata di seluruh
sel-sel tubuh melalui jalur energi tubuh atau yang dikenal sebagai meridian dalam ilmu akupunktur dan sebaliknya chi-shi yang negatif yang merupakan residu pun diangkut dari setiap
sel tubuh untuk dikeluarkan. Pada saat jalur energi tubuh ada yang mengalami
penyempitan, maka berarti distribusi chi-shi positif tidak dapat merata dalam
tubuh, ada yang kelebihan dan ada pula yang kekurangan sedangkan di sisi yang
lain, chi-shi negatif pun tersisa dan
terperangkap dalam tubuh karena tidak bisa diangkut untuk dikeluarkan. Saat
itulah tubuh mengalami sakit.
Biasanya,
menyempitnya jalur energi tubuh itu terutama disebabkan oleh pikiran yang
terforsir dan tegang, karena rata-rata manusia dalam mempertahankan hidupnya
lebih dominan menggunakan pikirannya. Kehidupan yang monoton, penuh tekanan dan
juga penuh kecemasan akan menyebabkan kacaunya sirkulasi chi-shi dalam tubuh. Energi terforsir di bagian atas tubuh, yaitu
otak, jantung, paru-paru, limpa, liver,ginjal dan lambung. Bagian atas tubuh penuh, sedangkan bagian bawah tubuh kosong. Itulah
awal terjadinya berbagai macam penyakit.