Pages

Dec 17, 2012

KLENIK ~ nglenik

KLENIK, menjadi sebuah kata yang menarik perhatian saya dan mungkin juga Panjenengan yang mengerti konteks kata ini berkaitan dengan suatu hal khusus. Namun kalau boleh digambarkan secara umum, klenik ini berkaitan dengan laku berketuhanan diri kita masing-masing, khususnya diri saya sendiri. Menurut saya, klenik itu sebuah kata sifat, sedang yang melakukannya bisa disebut nglenik. Tentu saja  kata klenik tersebut mempunyai keragaman definisi sesuai persepsi masing-masing orang yang mendefinisikannya. Kalau menurut saya kira-kira [sebagaimana biasanya] klenik itu merupakan pengutamaan terhadap sesuatu yang pada kenyataannya bukan yang utama.

Kalau dalam konteks kehidupan kita, tentunya tak ada yang utama selain Tuhan. Allah sebagai Tuhan dan diri kita masing-masing sebagai abdi. Masalahnya sering kali, terutama diri saya sendiri sering tidak konsisten menjalankan peran sebagai abdi sebab sering berlagak sebagai tuhan yang mengatur, memaksa dan mendikte Tuhan yang sejati. Hingga yang utama tak pernah diutamakan, yang tak utama malah diutamakan. Yang tak pasti selalu dikejar tanpa henti, sedang yang pasti malah dihindari. Yang dijamin malah diseriusi, sedang yang dituntut malah disimpangi. Begitulah seterusnya, masih sangat sulit menjadi seorang hamba yang sejati.

Namun sejatinya Tuhan tetaplah Tuhan, walau tak demikian dengan persepsi manusia.

Sekali pun, takkan pernah "sesuatu" itu menjadi tuhan yang menandingi TUHAN dalam hati kita. Namun, PANDANGAN atau GAGASAN atau POLA PIKIR kita tentang "sesuatu" itulah yang menjadikannya tuhan menandingi TUHAN dalam hati kita. Seberapa besar keTERGANTUNGan hati kita terhadap "sesuatu" itu, sebesar itu pulalah "sesuatu" itu menjadi tuhan dalam kehidupan kita. Mungkin besarnya malah melebihi yang sesungguhnya TUHAN. Itulah klenik dan seperti itulah mungkin sementara ini wajah diri saya.

Ah… ngeri rasanya, namun bagaimana lagi, wis pasrah wae dan selalu berdoa dengan berbaik sangka pada Gusti Allah, semoga digerakkan dan ditetapkan menjadi golongan hambaNya.

Beberapa celoteh yang tersirat makna nglenik juga …

Bukan karena kembang~menyan, bukan sebab japa~mantra dan bukan pula sebatas sembur~suwuk, anggapan hati dan akalkulah yang sering bengkok~miring~rancu~pekok~koplak.

Melangitkan keinginan dalam munajat doa tanpa menyerahkan dan merelakan pilihan terbaik pada pengetahuan dan kekuasanNya, bisa jadi bermakna "nantang perkoro" alias cari masalah.

Masih sulit berkelit dari tuntut~menuntut dalam sebuah rasa~merasa "taat" di balik kata "yakin" yang belum bermakna demikian.


Di antaranya mungkin seperti itu …

No comments:

Post a Comment